Dengan langkah gontai, Hani menyusul Jiah yang semangat menuju kantin. Ia tampak jelas kehilangan semangat akhir-akhir ini.
Setelah kamarnya beres dengan bantuan penghuni dorm, Hani kembali dan mengambil ponselnya. Ternyata bukan hanya pesan ancaman darah, tapi ada beberapa pesan lain yang masuk di ponselnya. Bingung kenapa sang pelaku tau semua tentangnya.
Pesannya hampir sama dengan pesan yang Renjun sampaikan waktu itu. Berisi ancaman dan kata kasar seperti salah satunya, keluar dari sana kalau mau ini berhenti, jalang.
Hani belum memberi tahu siapa-siapa termasuk penghuni dorm. Ia tak mau merepotkan semua orang lagi, walau sebenarnya jadi ketakutan sendiri.
"Hani, sini," panggil Jiah sambil menepuk-nepuk meja yang ia tempati.
Yang dipanggil hanya mengangguk pelan. Tampak tak ada gairah untuk menjalani hari.
"Lo ada masalah?" tanya Jiah saat Hani sampai di hadapannya.
"Masalah?" Hani balik bertanya.
"Lemes banget dari tadi, mau cerita?"
"Gapapa, emang lagi ga enak badan aja," jawab Hani sambil mengurut pelan keningnya.
"Gue tawarin jasa denger curhat ga mau, yaudahlah," jawab Jiah terdengar sedikit kesal.
"Jiah," sapa seseorang dari belakang Hani.
Hani dan Jiah segera menoleh dan mendapati Suni di sana. Tentu dengan ekornya, Doni dan Juwon.
"Hai, kak," sapa Jiah dengan senyum lebar.
"Eh, ada Hani juga, hallo," sapa Suni saat mendekat dan melihat Hani.
Hani tersenyum. "Hai, Kak."
"Hani kenapa? Sakit, ya? Kok lemes gitu?" tanya Juwon yang sudah di depan Hani.
"Lagi ga enak badan katanya," jawab Jiah sebelum Hani membuka suara.
Hani segera mendelik, sementara Jiah hanya tersenyum meledek.
"Sakit? Udah minum obat?" tanya Juwon lagi yang terlihat khawatir.
Doni yang ikut di sampingnya segera berdecak. "Gas terus Won, jangan kasih kendor."
"Jangan gangguin anak orang deh kalo ga jadi-jadi," cibir Suni.
"Diem lo berdua," kata Juwon dengan nada kesal.
"Gapapa kok, Kak," jawab Hani agak canggung.
Suni tertawa pelan. "Yaudah gue ke temen-temen dulu, selamat makan kalian."
"Duluan juga ya," ucap Doni. "Ayo, Won."
"Gue mau pesen makan dulu, kalian duluan aja," balas Juwon yang langsung ditinggal Doni dan Suni.
"Duluan ya," pamit Juwon pada Hani dan Jiah.
Hani dan Jiah hanya mengangguk dan tersenyum tipis yang membuat Juwon segera pergi.
"Han, gue juga pesan makan dulu. Lo makan?" ujar Jiah yang segera berdiri.
"Iya, gue nanti aja," jawab Hani.
Jiah mengangguk dan segera pergi meninggalkannya. Mungkin karena kantin terlalu ramai, Jiah jadi agak lama untuk mengantre.
"Get well soon, Han," ucap seseorang tepat di telinga kanan Hani sambil meletakkan susu kotak dan roti di hadapannya.
Hani reflek menoleh dan mendapati Juwon tersenyum manis padanya.
"Lo keliatan lemes. Makan ya, semoga cepet sembuh," lanjut Juwon yang langsung melangkah pergi menuju teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Close To NCT [OT23]
Fiksi Penggemar[SELESAI] (Cerita ini dibuat sebelum Lucas, Shotaro, dan Sungchan keluar dari NCT) "Selamat datang di dorm NCT." "Hmm." [Follow sebelum baca dan jangan lupa tinggalkan jejak yang baik. Mari saling menghargai~]