"Hah? Harusnya gue yang nanya, kenapa lo bisa di sini?" tanya Hani dengan raut heran.
"Bukan urusan lo," jawab Jiah. "Yang gue tanya kenapa lo balik lagi dan belom juga keluar?"
"Itu juga bukan urusan lo," jawab Hani sambil merapikan pakaiannya yang agak teracak karena tindakan Jiah tadi kemudian bersiap untuk meninggalkan tempat itu.
"Berani lo ya." Jiah langsung menahan tangan Hani yang hendak berbalik.
"Lepasin! Lo kenapa sih?!" ucap Hani setengah berteriak sambil menepis tangan Jiah. "Sadar, Ji. Ga ada untungnya lo begini."
"Gue masih baik sama lo, Han."
"Baik dalam segi apa sih?" tanya Hani yang sudah tak habis pikir pada tingkah Jiah.
"Belom gue sebar semua bukti tentang lo," ucap Jiah.
Hani berdecak. "Lo kayaknya ga takut hukum ya."
"Lo ga ada bukti buat bawa gue ke hukum," balas Jiah dengan senyum miring.
Hani menghela napas panjang. "Ji, gue bakal lepasin dan maafin lo kalo lo sadar sekarang," ujarnya sambil memegang bahu Jiah.
"Dih? Lo siapa?" balas Jiah menepis kedua tangan Hani di bahunya.
"Lo udah boongin gue, emang kata lo gue ga sakit hati? Lo yang nggak suka mereka kenapa lebih beruntung dari pada gue yang udah bertahun-tahun suka?" sambung Jiah dengan nada menekan pada Hani.
"Itu tuntutan kerjaan, Jiah!" balas Hani yang mulai muak berdebat dengan Jiah. "Oke gue paham lo iri, tapi mana gue tau kalo kerjaannya harus sama idola lo?! Ngertiin gue, Ji. Lo harus liat dari sudut gue."
"Bodo, gue tetep ga terima," ujar Jiah yang langsung mengeluarkan ponselnya. "Gue sebar semua bukti sekarang juga!"
Hani langsung mengambil ponsel Jiah. "Lo tuh kenapa sih? Sadar, Ji! Kelakuan lo ngerugiin banyak orang!"
Jiah sudah bukan lagi teman yang Hani kenal dulu. Sekarang sangat jelas tatapan mengancam dari Jiah yang sebenarnya membuat Hani takut.
Mungkin karena lelah dengan semua masalah ini, Hani jadi mendapat keberanian untuk berontak pada Jiah.
"HP gue! Balikin!" seru Jiah pada Hani yang menarik ponselnya.
"Ga mau." Hani terus menghindar dan menahan ponsel itu hingga membuat Jiah kesal.
"Balikin!"
"Ga!"
"Jalang!" seru Jiah yang sudah menyiapkan diri untuk menampar Hani.
Hani langsung menutup mata ketika melihat tangan Jiah hampir mengenai pipinya.
Tapi, tak terjadi apa-apa hingga beberapa detik setelahnya yang membuat Hani sedikit bingung.
"Bawa Hani." Hani bisa mendengar suara yang sangat ia kenal. Ia segera membuka matanya.
"Bang Yuta," ujar Hani melihat Yuta sudah menahan tangan Jiah yang hampir mendarat di pipinya.
"Yuta?" ujar Jiah juga dapat mengenali pria yang memegang tangannya itu.
"Bawa Hani masuk," ucap Yuta pada orang di sebelahnya.
Hani bisa melihat tatapan yang sangat tajam dari Yuta pada Jiah. Sementara Jiah seakan lupa dengan Hani setelah melihat idolanya itu ada di hadapannya.
"Han, sini," ucap orang yang datang bersama Yuta kemudian mengambil ponsel Jiah di tangan Hani.
Hani reflek menoleh dan dapat mengenali orang tadi, Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Close To NCT [OT23]
Fanfiction[SELESAI] (Cerita ini dibuat sebelum Lucas, Shotaro, dan Sungchan keluar dari NCT) "Selamat datang di dorm NCT." "Hmm." [Follow sebelum baca dan jangan lupa tinggalkan jejak yang baik. Mari saling menghargai~]