Happy reading yaa~
Jangan lupa vote 💚
•••
"Renjun! Mark! Kalian ke ruang tengah," tegas Taeyong.
Semua yang tadi berkumpul depan kamar Hani, ikut membuntut Taeyong ke arah ruang tengah dengan mata menatap tajam Renjun dan Mark.
Tak ada bantahan dari dua orang itu. Terlihat pasrah, baik dari Mark ataupun Renjun yang tadi terlihat sangat emosi.
"Duduk," ucap Taeyong singkat sambil menunjuk Renjun dan Mark sesampainya mereka di depan sofa.
Penghuni dorm yang tadi menjadi saksi, juga ikut mendekat dan duduk di beberapa tempat.
"Arg! Lepasin! Ga bakal gue apa-apain, paling tabok sekali," ucap Yuta yang terlihat kesal sambil tangannya ditahan Johnny.
"Etdah sabar!" balas Johnny. "Tolong dong ini orang tenaganya kayak kerasukan setan," lanjutnya yang mulai lelah menahan Yuta.
"Emosi mulu kalo soal Hani," celetuk Ten sambil memperhatikan tingkah Yuta.
"Gimana ga emosi? Kata-katanya tadi keterlaluan," balas Yuta yang langsung menatap sinis ke arah Renjun.
Taeyong memijit keningnya pelan, mencoba tenang dan menjadi penengah dalam situasi ini. "Kalian semua tenang dulu. Coba Renjun sama Mark jelasin, ini kenapa?"
Renjun tak langsung menjawab. Ia kemudian menoleh ke arah Mark di sampingnya yang ternyata memiliki respon sama. Mereka saling memberi kode untuk giliran pertama memberi penjelasan.
"Duh gue ketinggalan nih. Emang tadi Renjun ngamuk banget ke Hani?" tanya Haechan yang tak jadi saksi dari awal kejadian, datengnya telat.
"Emang ada apaan sih rame-rame?" kata Lucas yang baru turun dari lantai dua, yang ini tambah telat.
Penghuni dorm yang ada di lantai dua juga mulai turun karena keributan ini.
Belum ada jawaban dari Mark atau Renjun. Entah bingung atau takut, tapi keduanya beralih ke arah Taeyong. Terdapat tatapan tajam dari sana yang membuat mereka bergidik ngeri.
Renjun menghela napas pelan dan memilih untuk mulai bicara. "Jadi, gue biasa naro tablet di atas meja. Awalnya ga sadar kalo tabletnya ilang setelah pulang dari jadwal Dream tadi. Tapi setelah naro beberapa barang di meja, gue sadar tabletnya ga ada. Udah coba cari di seluruh kamar, tapi tetep ga ada. Pikiran gue langsung ke Hani yang sempet gue minta tolong bersihin kamar. Itu yang bikin gue langsung ngira dia yang ambil," jelas Renjun panjang lebar yang didengarkan semua orang di sana.
"Tuh, kan! Asal nuduh sih," sambar Yuta dengan Johnny yang masih siaga di sampingnya.
"Yaelah, kebiasaan ngegas dulu sih," celetuk Jaemin dengan tatapan malas.
"Wah, panas juga ternyata," sambar Haechan yang mulai paham dengan keadaan.
"Hah? Kenapa sih? Hani diapain? Jelasin dong tolong," ujar Lucas yang masih aja bingung dengan keadaan.
"Tenang dulu," balas Taeyong pada semua orang di sana yang mulai ribut. "Trus Mark, kenapa tabletnya ada di lo?" tanyanya beralih pada Mark.
"Itu ... gue niat beli tablet, bingung merk apa yang bagus. Gue inget Renjun punya, yaudah gue ke kamar dia malem kemarin. Ga kekunci, gue masuk liat Renjun udah tidur dan tabletnya ada di meja. Niatnya mau bawa bentar ke kamar, tapi malah ketiduran dan lupa balikin sampe sekarang," jawab Mark yang sama panjangnya dengan penjelasan Renjun, ditambah senyuman canggung di akhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Close To NCT [OT23]
Fanfiction[SELESAI] (Cerita ini dibuat sebelum Lucas, Shotaro, dan Sungchan keluar dari NCT) "Selamat datang di dorm NCT." "Hmm." [Follow sebelum baca dan jangan lupa tinggalkan jejak yang baik. Mari saling menghargai~]