42. Mungkin, akhir?

5.2K 1K 214
                                    

Semua kembali normal.

Hani mulai kembali masuk kuliah dan membersihkan dorm pagi tadi. Sama seperti biasa jadwal hariannya.

"Hani."

Hani yang sudah siap meninggalkan kelas, langsung menoleh karena panggilan tadi. "Iya?"

Terlihat Yuna–teman sekelas yang mendekat ke arah Hani. "Kemarin lo sempet ga masuk, kan? Ini tugas lo belom diambil," ucapnya sambil menyerahkan beberapa lembar kertas pada Hani.

"Ohh iya, makasih," ucap Hani sambil menerima kertas tadi.

"Iya, sama-sama," balas Yuna. "Ohh iya, Han. Gue mau tanya soal Jiah."

Hani sedikit tersentak. "Jiah?"

"Minggu lalu dia mendadak keluar dan ada juga yang bilang dikeluarin. Padahal gue liat dia rajin kuliah, kayak ga ada masalah. Lo tau dia kenapa?"

Hani terdiam sejenak. "Gue ga tau, kita juga udah ga kontakan lagi. Mungkin ada urusan sendiri dan itu bukan urusan gue."

Yuna mengernyit. "Lo udah ga berhubungan lagi sama Jiah? Lagi marahan?"

"Emmm ... mungkin gitu," ucap Hani agak ragu.

"Ohhh," respon Yuna sambil mengangguk pelan. "Gue nanya karena kan lo biasa sama dia, siapa tau lo tau dia kenapa."

"Yaudah Han, itu aja. Sampai ketemu lagi di kelas besok," ucap Yuna sambil tersenyum dan mulai meninggalkan Hani.

"Iya, makasih," balas Hani tersenyum singkat.

Semua memang kembali normal. Seperti apa yang dijanjikan Dehan dan Kim waktu itu, semua sudah diurus tanpa Hani harus repot.

Jadi, jika bertanya tentang Jiah, Hani juga tak tau bagaimana kelanjutannya.

Setelah keributan antara Jiah dan Hani di dorm waktu itu, Hani sempat beristirahat selama beberapa minggu dan mendapat penanganan untuk gejala kecemasan yang beberapa kali muncul. Sampai Hani mulai pulih dan menyingkirkan semua masalah kemarin untuk fokus terhadap kondisinya.

Selesai dari istirahat, Hani malah mendapati Jiah yang sudah keluar dari kampus tanpa keterangan jelas.

Hani menebak, ini pasti ada kaitannya dengan kasus kemarin. Tapi sekarang Hani sudah tak terlalu memikirkan itu lagi. Semua sudah berlalu.

Selain perubahan kondisi kesehatan, terdapat juga beberapa perubahan yang dirasakan Hani setelah kejadian itu. Salah satunya para penghuni dorm yang jadi "sedikit" berubah. Hani dibuat pusing oleh mereka semua yang hampir mirip Yuta.

Posesif, mungkin?



"Mau buang sampah? Nanti kalo di bawah ada sasaeng gimana? Ga usah, tumpuk aja dulu sampe seminggu."

"Ga ada ijin! Ga usah bawa-bawa Hani lagi ke Pet Shop! Sana lo minta temenin Bella aja!"

"Kak Hani mau supermarket? Perlu aku sewain bodyguard ga?"

"Paket apaan tuh? Unboxing di sini. Ohh, skincare Bang Johnny."

"Kuliah ga bisa bawa dosennya ke dorm aja ya?"

"Hmm ... satpam depan gedung suruh naik ke lantai sepuluh aja ga sih? Jaga depan pintu masuk dorm."

"Sini, duduk. Gue ajarin cara nimpuk orang yang baik dan benar. Apa sekalian cara jambak?"



Terharu ... tapi gila juga.

Sebelum pulang, Hani berniat ke perpustakaan sebentar. Mencari bahan untuk tugas dan sedikit bersantai di perpustakaan yang tenang.

Too Close To NCT [OT23]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang