39. You left

6.5K 1.1K 380
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Tok!

Tok!

Tok!

"Hani, main yuk," ujar seseorang dari luar kamar Hani.

Hani yang sedang membereskan barang bawaan segera beranjak menuju pintu.

"Kak Hendery? Kenapa?" tanya Hani setelah melihat Hendery di depan pintu kamarnya.

"Lagi beres-beres buat besok, ya?" tanya Hendery setelah melihat sekilas isi kamar Hani.

Hani mengangguk pelan. "Iya."

Perempuan itu segera mengerutkan dahi ketika mendengar ada keributan dari ruang tengah. "Kok rame banget, Kak?"

Hendery mengangguk dan tersenyum lebar. "Ayo kita pesta di ruang tengah."

"Hah?" Hani menatap bingung.

"Pesta perpisahan. Semua udah kumpul di ruang tengah."

Hani langsung terdiam mendengar perkataan Hendery. Sedikit sakit mendengar kata perpisahan yang ditujukan untuknya.

Hendery yang sadar dengan respon itu, segera mengacak pucuk rambut Hani. "Kita bikin ginian bukan buat lo sedih. Setidaknya dengan ini lo ada kesan terakhir sebelum pergi, kan?"

Hani menatap Hendery yang tersenyum di hadapannya. Ia mengangguk pelan dan ikut tersenyum. "Iya."

"Ohh iya, selain nyamperin, gue juga mau kasih ini." Hendery terlihat sibuk merogoh saku celananya.

"Ini," sambungnya dengan benda yang sudah di tangan.

"Ini apa? Kok kayak jimat?" tanya Hani sambil memperhatikan benda yang berbentuk seperti gelang itu. Terdapat tali dengan objek seperti koin di tengahnya.

"Emang jimat," balas Hendery santai.

Hani langsung mendelik. "Hah?? Aku bermasalah sama manusia, bukan sama makhluk halus."

"Tau, sini gue pakein," respon Hendery sambil mengangguk dan menarik tangan kanan Hani.

Hani hanya menghela napas dengan Hendery yang sudah mengaitkan benda itu di tangannya.

"Dah pas," ucap Hendery sambil tersenyum puas setelah selesai memakaikan gelang tadi di tangan Hani.

"Kak ... yang bener aja dong," ucap Hani masih menatap heran "jimat" di tangannya itu. Agak bingung dengan tingkah Hendery yang selalu membuatnya tak bisa berkata-kata.

Hendery hanya tertawa melihat Hani. "Itu jimat dari Cina lho, kan waktu itu minta oleh-oleh. Nah, itu oleh-oleh."

"Ya tapi bukan jimat juga, Kak. Berasa aku lagi ketempelen setan."

"Itu bukan jimat macem-macem, katanya itu buat keberuntungan dan kebahagiaan," jelas Hendery sambil menunjuk benda yang sudah melingkar di tangan Hani. "Setidaknya gue nepatin janji sebelum lo pergi."

Too Close To NCT [OT23]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang