Chapter 6🍀

3K 231 9
                                    

Pada malam hari di keluarga Abraham masih terlihat sepi tidak seperti biasanya, bukanya ga akan tapi belun ada yang mulai.

Tok! Tok! Tok!

"Woy bang Sat! Keluar lo!" Teriak Sca dari luar kamar abangnya.

"Apa sih lu hah! Treak treak depan kamar orang!"

"Ealah bang sans aja, gue cuma mo minta nomornya ka Varo, punyakan?" Tanya Scarletta penuh harap pada abangnya.

"Ngapain lu minta ke gue sono ke orangnya!"

"Elah bang bantuin gue napa sih." Ucap Sca dengan nada menahan tangisnya, tak lama terdengar isakkan kecil dari Sca.

"Hiks abang jahat, hiks jahat, huwaaaaaaaa mamaaaaa abang mukul adek!" Teriak Sca menggema duseluruh ruangan.

"Satria kamu apain adek kamu hah!" Teriak mama menghampiri kedua anaknya ini yang gak pernah ada akurnya.

"Abang mukul adek maaa hiks sakit." Adu Scarletta pada mamanya, dan hal tersebut membuat Satria melotot.

"Eh bocil enak aja kalo ngomong! Lo tuh yang salah gedor gedor pintu kamar orang sembarangan, lagian siapa yang mukul lu oncom!" Ucap Satria sambil melipat kedua tangannya didada.

"Hiks maa tadi Sca dipukul tangannya, padahal Sca cuma minta nomornya ka Varo hiks sakit maa." Ucap Sca meyakinkan mamanya dengan menangis ala ala dia.

"Satria! Kamu ini ya cepet minta maaf!" Ucap mama sambil bekecak pinggang.

"Ma Satria ga mukul dia elah. Manja amat lu!" Ucapnya sambil menunjuk Sca yang berada di belakang mamanya tersenyum.

"Tuh ma dia tersenyum!"

"Hiks abang jahat maa."

"Satria cepat minta maaf! Dan kasih nomor Varo sekarang!" Ucap sang mama dengan tatapan garangnya, hal itu membuat Sca menjulurkan lidahnya dibalik punggung mamanya.

"Yaudah nih cari sendiri!" Ucap Satria sambil berlalu untuk pergi kemeja makan malam.

"Abangggggg makasih muach." ucapnya sambil loncat loncat.

Setelah setengah jam berkutat dengan smartphone kakaknya, ia belum menemukan nama kontak varo disana.

"Abaaaaaaaaaang!" Teriak Sca dari ruang keluarga. Emang agak deket ya guys ruang keluarga ama ruang makanya.

"Apa! Siniin hp gue."

"Mana nomornya dari tadi Sca ga nemu nemu." Satri hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.

"Cari "pantat babi" ada pasti."

"What! Jadi abang namain pantat babi?" Ucapnya tak percaya.

"Sini hp gue!"

"Nih! Makasih bye!"

Ucap Sca pergi dari ruang keluarga menuju ruang makan untuk makan malam, karna cacing diperutnya sudah berdemo.

Berbeda jika kita berada dikeluarga Wijaya yang tampak sunyi tanpa ada kegaduhan, hanya terdengar suara dentungan sendok saat makan.

"Varo gimana keadaan kantor dan sekolah?" Tanya papa Varo.

"Baik pa, semua bisa dihandle." Jawab Varo seadanya. Gini guys Varo tuh anak tunggal, juga di usianya yang masih terbilang muda ia bisa mendirikan perusahaanya sendiri dan mengurus sekolah atas perintah papanya.

Varo adalah anak penurut ga bandel guys, dia juga susah berinteraksi dengan orang lain ya semacam introvert gitu waktu dia kecil.

"Papa harap kamu selalu seperti ini." Ucap sang papa bangga pada anaknya.

Scarletta: Is Badgirls 🍃 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang