Chapter 16🍀

2.3K 167 2
                                    

Hai guys👋
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
♤Selamat membaca♤




***⚘⚘⚘***

Seorang anak kecil memakai gaun merah dengan sepatu merah, rambut panjang yang digerai terlihat begitu indah. Tapi ada yang salah dari anak kecil itu, bahunya bergetar menandakan ia sedang menangis, ada luka ditangannya dan bekas tamparan dipipinya.

Anak kecil itu terus menangis, entah apa yang membuatnya menangis. Ia menangis dibawah pohon yang berada ditaman dekat rumahnya, ia tak punya teman, ia selalu dikurung oleh kedua orang tuanya.

Rintik hujan mulai turun dengan derasnya, langit terlihat begitu gelap, seakan semesta tahu apa yang gadis itu rasakan. Ia terus menangis dibawah tangisan langit, luka yang ada ditubuhnya terasa perih terkena air.

Ia tak ingin pergi dari tempat itu, ia tak ingin pulang, orang tuanya saja tak menginginkannya, ia begitu takut untuk pulang.

Sampai ia merasakan air hujan tidak menyentuh kulitnya, ia mendongak untuk melihat apa yang melindungi tubuhnya. Ia mendapati seorang gadis seusianya yang memegang payung dan tersenyum manis kearahnya.

Anak kecil itu menggunakan gaun berwarna putih dengan sepatu putih, dan rambut yang diikat satu. Ia duduk disamping gadis itu dan mengusap air matanya.

"Mengapa menangis?" Tanya anak berbaju putih, sedangkan yang ditanya hanya menggeleng.

"Kenapa kamu dicini?" Tanya anak berbaju merah.

"Aku melihatmu menangis, jadi aku kecini." Jawab anak berbaju putih sambil tersenyum.

"Pelgilah aku tak apa?" Ucap anak baju merah dengan suara parau.

"Kamu mau jadi temanku? Aku Etta" Ucap anak baju putih sambil mengulurkan tangannya, anak baju merah pun menerima uluran tangannya.

"Ella, kenapa mau jadi temanku?" Ucap Ella pada Etta, entahlah ia bingung harus merasa senang atau tidak.

"Tidak tahu, tapi hatiku ingin berteman denganmu" ucap Etta, Ella pun mengangguk.

"Teman?" Tanya Etta dengan mengangkat jari kelingkingnya.

"Teman!" Ucap Ella sambil menautkan jari kelingkingnya.

Mereka terus bermain bersama setiap hari, Ella tak lagi bersedih sejak kehadiran Etta. Mereka selalu bermain bersama, berlari lari bersama, dan menentukan cita cita mereka bersama.

Saat ini kedua bocah itu sedang memegang kertas dan botol kaca, mereka berniat menulis suatu harapan untuk dilaksanakan dimasa depan.

"Ella udah celecai?" Tanya Etta pada Ella yang terlihat masih menulis.

"Udah, ayo pendam" Jawab Ella sambil tersenyum.

Mereka memasukkan kertasnya yang bertuliskan harapan mereka kedalam botol kaca, lalu mereka memendam botolnya dibawah pohon tempat mereka berkenalan.

Scarletta: Is Badgirls 🍃 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang