Lima

3.2K 275 4
                                    

Pagi-pagi Jennie udah datang ke sekolah. Ia berjalan santai dengan membawa satu tas punggung dan dua buku cetak yang ia bawa di tangan.

Jam masih menunjukkan pukul 6:25. Memang biasanya ia datang jam-jam segini, tidak seperti kemaren yang sangat mepet padahal upacara.

Sesampainya di kelas, ia melihat baru ada beberapa orang saja. Sudah bisa dilihat, murid yang datang pagi di kelasnya adalah murid ambis atau pintar. Baru pagi saja mereka udah membaca buku pelajaran.

Jennie yang melihat itu hanya menatap datar lalu jalan menuju tempat duduknya untuk menaruh tasnya di atas meja dan langsung berjalan keluar kelas.

Di luar, ia duduk di bangku depan kelasnya sambil mengayunkan kedua kakinya. Ia duduk sambil menunggu teman-temannya datang karena belum ada satupun temannya yang datang. Memang Jennie terlalu pagi datang ke sekolah.

10 menit berlalu

Jennie ngobrol lama dengan Jihyo di depan kelas sambil duduk di bangku depan kelas mereka. Jam segini yang baru datang dari gengnya hanya mereka berdua. Jadi, sambil menunggu teman-temannya yang lain, mereka berdua habiskan dengan mengobrol panjang.

Jihyo yang tau kalau Jennie masih malu-malu tiap lagi bareng-bareng dengan satu geng, akhirnya memutuskan untuk mendeskripsikan satu persatu teman-teman satu gengnya itu kepada Jennie.

Niatnya untuk setidaknya sedikit membantu Jennie agar lebih mengenal lagi teman-temannya ini. Supaya juga Jennie jadi tidak malu-malu lagi untuk ngomong atau interaksi lebih banyak dengan mereka.

Keheningan lorong kelasnya seketika buyar. Samar-samar terdengar suara seseorang sedang bernyanyi dengan lantang. Jennie dan Jihyo yang mendengar itu langsung menoleh ke sumber suara.

Dari ujung lorong sebelah kiri mereka, tidak ada satupun orang yang nongol namun suaranya muncul dari situ. Mereka berdua menatap lama ujung lorong tersebut, sampai akhirnya menampakkan seseorang, Wendy.

Terlihat ia berjalan dengan sedikit cepat sambil sedikit menunduk. Di belakngnya, ada seseorang yang sedang berjalan sangat santai sambil bernyanyi-nyanyi ria. Suara seseorang nyanyi yang tadinya samar-samar sekarang menjadi sangat jelas dan menggelegar satu lorong. Orang tersebut adalah Rosé.

Melihat Wendy jalan lebih dulu dengan sedikit cepat membuat Jihyo dan Jennie terkekeh. Wendy yang melihat kedua temannya duduk, langsung buru-buru menghampiri dan duduk di sebelah kanan Jennie. Rosé masih santai berjalan sambil bernyanyi.

"Sumpah gue gak kenal dia siapa" kata Wendy menatap lurus ke tembok kelasnya.

Jennie yang awalnya melihat Rosé, langsung menoleh kearah Wendy yang udah duduk di sebelah kanannya.

"Lu gak ikutan nyanyi juga wen?" Tanya Jennie meledek kepada Wendy sambil menepuk pelan pundak Wendy.

Berpas-pasan dengan itu Rosé akhirnya sampai di depan pintu kelasnya dan masuk sambil masih terus bersenandung dengan kencang dengan lagu yang ia nyanyikan yaitu Side To Side -Ariana Grande.

Wendy langsung menoleh ke Jennie. Kemudian ia bersenandung dengan lantang juga sambil masuk ke kelasnya. Jennie yang melihat itu ketawa pelan.

Suara Rosé dan Wendy sangat bertabrakan karena mereka bersenandung dengan beda nada dan suara itupun masih terdengar sampai luar kelas.

Jihyo yang mendengar Jennie ngomong dengan Wendy tersenyum. Karena akhirnya Jennie berani untuk membuka suaranya lebih dulu. Biasanya, jika ada yang ngomong atau membuka suaranya, Jennie hanya respon dengan senyuman atau anggukan. Ia jarang sekali menggunakan suaranya.

Untuk kali ini, Jennie merespon menggunakan suaranya. Mungkin sudah termotivasi dengan omongan Jihyo kepada Jennie pikir Jihyo.

"Lu gak ikutan nyanyi juga? Kan partner mereka nyanyi" kata Jennie sambil terkekeh ke Jihyo.

REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang