Enam Belas

2.2K 211 9
                                    

"ANYING MUKA LO" kaget Seulgi saat melihat Lisa yang baru masuk ke kelas. Lisa hanya terkekeh melihat muka kaget teman-temannya itu.

"Maap ye gue kemaren ngilang seharian gak ngabarin" sahutnya sambil duduk di kursinya.

"Gapapa gapapa, muka lo jir rada lebam"

"Udah diobatin kan?"

Lisa terkekeh lagi mendengar pertanyaan itu. Ia hanya mengangguk sebagai respon. Momo menatap Lisa dengan tatapan sedikit sendu.

"Lo gak ngajak gue kemaren?" Tanya Momo.

Lisa langsung menoleh kearah teman sebangkunya.

"Gue kan, temen basket lo, lis" katanya lagi.

Lisa bisa mendengar suara Momo seperti kecewa terhadapnya. Ia ada rasa tak enak dengan Momo namun ini juga sebagai alasan agar Jeongyeon gak beralih mengusik teman-teman satu gengnya.

Benar-benar Lisa tak ingin satupun teman-temannya disentuh oleh Jeongyeon. Hanya dirinya saja yang boleh berurusan dengan orang itu.

"Sorry mo, gue cuma-"

"Tzuyu, yeji, ryujin lo ajak, yang cowo-cowo juga ikutan"

"Mo-"

"Sedangkan gue, dari smp ampe sekarang selalu bareng-bareng sama lo, gak diajak" potong Momo lirih.

Lalu ia mengalihkan pandangannya dari Lisa. Sana dan Seulgi hanya saling tatap dengan raut wajah sedikit bingung dan berkomunikasi lewat mata mereka.

Lisa memandang Momo. Ia menjadi merasa bersalah. Apalagi Momo memang dari dulu selalu bersamanya. Selalu sekelas. Ekskul selalu sama. Selalu jadi teman sebangku. Tidak heran jika Momo menjadi kecewa.

"Gue cuma gak pengen lo jadi ada masalah sama dia" sahut Lisa tenang.

"Gue minta maaf" sambungnya.

Mendengar itu Momo hanya menghelas nafas pelan. Ia menoleh ke Lisa dan tersenyum singkat. Ia benar-benar kecewa.

"Udah udah, biarkan yang kemaren berlalu" celetuk Seulgi tiba-tiba.

Ia berusaha memecahkan suasana tegang diantara mereka berdua itu.

Momo lirik sekilas kearah Sana dan Seulgi. Ia melirik Lisa yang sedang menatapnya itu. Lalu ia bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan mereka.

"LAH MO" sahut Sana sambil melihat kearah Momo.

Seulgi hanya mengernyitkan keningnya melihat kepergian Momo yang tiba-tiba. Lisa hanya menatap sendu punggung Momo yang perlahan menghilang dari kelasnya.

Di lorong, Momo berjalan mengarah tangga berniat untuk pergi kekantin. Ia tidak peduli dengan sekitarnya sambil bergerumuh dengan pikirannya.

"Mo-"

Momo tidak sadar kalau berpas-pasan dengan Jennie. Ia hanya terus jalan dengan pandangan lurus kedepan. Jennie yang melihat itu bingung dan mengernyitkan keningnya.

"Hah? Dia kenapa" gumam Jennie. Lalu ia melanjutkan jalannya.

Sesampainya di kantin, Momo membeli beberapa cemilan. Setelah itu berjalan kepojok untuk duduk di meja kantin yang berada agak jauh dari pintu kantin.

Ia ingin menenangkan diri dan pikirannya. Termasuk rasa kecewanya terhadap salah satu temannya itu.

"Yaelah bayi bayi" celetuk Seulgi saat melihat Jennie meletakkan susu coklat indomilk dimeja Lisa.

Dan Lisa dengan mata berbinarnya langsung mengambil dan meminumnya dengan riang seperti anak kecil.

"Lagi kesakitan dia gi" sahut Jennie sambil terkekeh pelan.

REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang