Enam Puluh Satu

1.2K 217 11
                                    

"Gi" gumam Irene.

Seulgi buru-buru mengusap air matanya yang baru aja jatuh.

"Ren" panggil Seulgi pelan.

Irene gak jawab, dia masih terus natap Seulgi. Matanya udah merah dan sembab.

"Ugi yang lo maksud itu, ada di sini"

Mata Irene pelan-pelan mulai bergetar. Sebisa mungkin menahan tangis.

"Ugi gak pernah berubah ren, selalu sama. dia ada di sini, di samping lo"

Air mata yang udah numpuk di kelopak mata Seulgi, akhirnya jatoh juga. Seulgi menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Berakhir menangis sesenggukan.

Tangan Irene dengan lembut menarik Seulgi untuk dipeluknya.

Untuk pertama kalinya, Seulgi menangis di depan mata Irene.

•••

"Lili mau bobooo" rengek Lisa.

Jennie kupingnya udah panas denger Lisa ngerengek minta tidur. Dia juga ngantuk, cuma gak enak sama Seulgi. Karena pasti Seulgi lagi kenapa-napa.

"Mau boboooo" lagi dan lagi.

"Diem bisa?"

"Lili mau bobo!"

"Tunggu seulgi dulu"

"Gak!"

"Ck"

"Tapi ngantuk berat, nih liat mata lili" Lisa memajukan wajahnya ke depan muka Jennie dan menunjukkan matanya yang udah lelah banget.

Jennie terkekeh dan mencubit pelan hidung Lisa.

"Kok dicubit"

"Gemes"

"Lili tidur aja ya, bubaii" Lisa sok-sok pergi keatas, berharap Jennie tahan. Sambil melambai juga ke Jennie.

Jennie liat dia naik cuma tersenyum manis dan melambai balik.

"Iih kok lambai balik??"

"Lah, kan kamu mau tidur"

"Ya ditahan-tahan kek apa kek..."

"Lebay" Jennie acuh dan beralih memainkan hpnya.

Lisa melihat itu langsung cemberut. Lalu balik lagi ke sofa dan duduk lagi di sebelah Jennie.

"Kok balik?" Tanya Jennie tanpa melihat sedikitpun ke Lisa.

"Gak mau kalo gak ada kamu" Lisa menyenderkan kepalanya di bahu Jennie.

Tangan Jennie reflek menepuk-nepuk pipi Lisa.

"Coba telfon seulgi"

"Kalo dia lagi nyetir gimana?"

"Abisnya dia lama banget.." ucap Lisa pelan sambil nguap.

Gak lama dari itu, terdengar bunyi bel. Lisa langsung jalan gontai ke pintu depan.

Ceklek!

REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang