Empat Belas

2.4K 209 8
                                    

Sesuai rencananya, Jennie akan melihat bekas cubitannya itu pada saat Lisa tidur.

Sekarang jam menunjukkan pukul 11:30 malam. Sebelumnya mereka berdua memutuskna untuk tidur jam 10 malam, mengingat besok juga gak belajar jadi gak ada alasan untuk tidur larut malam.

Jennie diem-diem bangun. Ia menoleh kearah kiri dan menampakkan Lisa yang sedang tertidur pulas dengan posisi miring menghadapnya. Pelan-pelan ia duduk.

JENNIE POV
Aku terbangun dan langsung merubah posisi jadi duduk. Rencanaku akan melihat bekas cubitan itu sekarang, karena sedaritadi Lisa menahan-nahan dan melarangku untuk melihat. Karena dilarang olehnya, aku jadi penasaran.

Aku menoleh kearahnya dan memastikan dia gak bangun. Emang gak bakal bangun juga sih kan dia kebo.

Pelan-pelan aku merubah posisi tidurnya menjadi telentang. Karena posisi dia sekarang yang miring mengarahku ini menyusahkanku untuk menarik bajunya. Akhirnya posisinya udah berubah jadi telentang.

Aku menarik selimut yang menutupi badannya itu. Setelah itu aku melirik mukanya untuk memastikan dia gak bangun. Takut dia bangun tiba-tiba, kan jadi gagal. Walaupun gak yakin dia bangun juga. Akhirnya aku menarik sedikit bajunya agar bisa melihat perutnya itu.

Aku membuka mata lebar-lebar setelah melihatnya. Perutnya berwarna merah dan ada lebam yang lekat warnanya. Aku baru menyadari kalau cubitanku keterlaluan tadi. Maaf li.

Aku turun dari kasur dan mencari salep. Niatku untuk mengolesinya salep agar mendingan dan gak merah lagi. Setelah menemukannya, aku kembali keatas kasur.

Dengan pelan aku mengolesi lebamnya itu menggunakan salep yang tadi aku cari. Sambil mengolesi, aku mengumpat diriku sendiri atas kelakuan gak ada akhlakku ini. Setelahnya, aku menaruh salep di meja kecil sebelah kasur dan kembali tidur. Merasa bersalah dan kasian, aku mengelus-ngelus perutnya. Biar cepat sembuh pikirku.

Saat ingin menutup mata dan kembali tidur, tiba-tiba ada yang memegang tanganku yang sedang mengelus. Aku melirik sedikit dan ternyata tangan Lisa sedang memegang tanganku. Ia hanya meletakkan telapak tangannya diatas punggung tanganku yang sedang mengelus perutnya itu. Seketika aku langsung melirik ke mukanya. Untungnya dia masih tidur. Aku tersenyum senang dan langsung melanjutkan tidurku tanpa merubah posisi tanganku yang ada diperutnya.

NORMAL POV
6:10. Lisa tersadar dari tidurnya. Pelan-pelan ia membuka matanya dan melirik-lirik mencari Jennie. Merasa gak ada Jennie dikamarnya, ia merubah posisinya jadi duduk dan mengucek-ngucek matanya agar terbangun sepenuhnya.

Ceklek!

Pintu kamar mandi terbuka. Menampakkan Jennie yang udah selesai mandi itu. Lisa menoleh kearah Jennie yang baru keluar dari kamar mandi.

"Tumben udah bangun" kata Jennie sambil mengaca. Lisa hanya diam dan menatap Jennie dengan nyawanya yang belum terkumpul.

Seketika Jennie mengingat sesuatu, ia langsung mengambil salep yang ada diatas meja kecil. Ia memberikannya kepada Lisa. Lisa mengernyitkan keningnya bingung menatap Jennie.

"Selese mandi, lebamnya olesin itu ya" kata Jennie sambil tersenyum manis menatap Lisa.

Mendengar itu Lisa auto terbangun sepenuhnya dan membuka matanya lebar-lebar. Sesekali mengerjapkan matanya gak percaya kearah Jennie. Jennie hanya terkekeh pelan.

Di sekolah

"Kalo banyak gerak sakit banget ya?" Tanya Jennie untuk kesekian kalinya. Lisa yang mendengar itu muak sebenarnya.

Ia hanya mengangguk-ngangguk sebagai respon dari pertanyaan Jennie. Melihat itu Jennie hanya mengerucutkan bibirnya.

"Gak usah khawatir nini" kata Lisa sambil mencubit pipi tembamnya Jennie.

REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang