Empat Puluh Empat

1.7K 190 4
                                    

"Bangun li, nanti kesiangan"

Lisa meregangkan badannya dengan sedikit rengekan. Badan dia sepenuhnya masih di kasur. Iyalah orang dia masih rebahan. Gak berniat untuk beranjak sedikitpun.

Sekarang jam 6 pas. Sebenarnya untung juga Lisa udah bangun jam segini. Jadi tinggal mandi dan sarapan, seterusnya cabut ke sekolah.

"Lili"

Suara Jennie kembali terdengar. Fyi, Lisa dan Jennie semaleman callan. Setelah Lisa sampai di rumah, ia tidak mematikan telfonnya. Jennipun begitu. Namun, ia pindahkan call tersebut ke laptop. Jadi callan lewat laptop. Call tersebut belum dimatikan sampai pagi ini.

"Lili bangun"

"Hmmm"

Lisa masih ngantuk banget. Tau sendiri pulang dari rumah Jennie udah malem banget. Sampe rumah juga udah subuh. Niatnya sih dia gak mau masuk, kebetulan juga gak ada apa-apa hari ini. Cuma, ada Jennie. Mau gak mau harus masuk.

"Bangun lilikuu"

Jennie tiada hentinya memanggil Lisa dan menyuruhnya untuk bangun. Lisa lumayan keganggu, cuma masih ngantuk banget. Gak mau ninggalin kasur.

"LILI!"

Lisa langsung aja duduk. Namun masih nutup mata.

"Li?"

"Hmm lili udah bangun" balas Lisa dengan suara bangun tidurnya. Jennie ketawa.

"Good girl my little baby, cepetan mandi trus sarapan, kamu harus jemput aku dulu"

"Iyaa" balas Lisa singkat. Masih ngumpulin nyawa dulu.

•••

"SEKALI LAGI KAMU PANGGIL AKU ITU, AKU GEBUK YA!"

Lisa ketawa ngakak. Selama perjalanan ke sekolah, tiada hentinya ia menjaili Jennie dengan memanggilnya Kim. Sebenarnya gapapa, cuma Jennie agak kesel aja dipanggil gitu. Udah bagus-bagus nini lili, eh malah minta marga.

"JANGAN KETAWA! AKU MA-"

"Iya engga, sayang" potong Lisa lalu memeluk nyaman Jennie dari samping. Mereka lagi jalan menuju kelas.

"Marah kalo lili gitu"

"Ahahaha iya engga, becanda doang nini kimku"

"LILI!" Jennie antara kesel sama mau ketawa juga.

"Ahahahaha iya, maaf, canda" ucap Lisa.

Beberapa teman-temannya yang sedang duduk di bangku depan kelas, melihat mereka berdua yang dari tadi gak bisa diem.

"Pagi-pagi udah disuguhin kebucinan aja mata gue" ucap Seulgi. Matanya masih melihat kearah Jennie dan Lisa.

"Ekhem" deham Nayeon.

Seulgi langsung menoleh ke Nayeon. Mengkerutkan pula alisnya, pertanda bingung. Irene yang ngerti maksud Nayeon, cuma terkekeh sambil senyum malu-malu.

"MARAH BENERAN! UDAH IH AWAS KAMU"

"Gak mau, marahnya udahan dulu baru aku minggir"

"Ishh lili udah" Jennie merengek dengan muka mau nangis. Lisa ketawa gemas.

"Senyum dulu"

Jennie langsung senyum.

"Kurang, senyumnya lebih manis lagi"

Senyumannya langsung melebar sampai matanya ketutup. Lisa kembali gemas.

"Memohon-mohon dulu baru lili minggir"

REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang