Dua Puluh Enam

2K 243 21
                                    

Di cafe, suasana jadi sedikit canggung. Setelah berunding di grup tadi, akhirnya Rosé memberanikan dirinya untuk memberitau Wendy tentang Jennie. Sebenarnya terpaksa, padahal dia sendiri gak mau kasih tau apalagi gak ada Jennie. Tapi mau gimana lagi, daripada Wendy ngerasa gak dianggap disini, mending sekalian kasih tau aja kan.

Setelah memberitau, Wendy yang mendengar itu seketika tercengang, terjungkal, terperosok, dan sebagainya. Reaksinya sok-sok terkejut terheran-heran pokoknya. Dengan kata lain, lebay.

"Gimana?"

Masih diam. Dari tadi di antara mereka berenam, hanya kesunyian yang menimpa. Walaupun di cafe sedang rame. Gak rame-rame amat si, tapi cukup rame.

"Wen?"

Wendy dari tadi hanya diam seribu bahasa. Ia gak tau mau reaksi kayak gimana, respon gimana, apalagi tanggapan, makin gak tau musti gimana. Sebisa mungkin sekarang ia menetralkan semua ekspresi muka kagetnya itu, tapi kayaknya percuma karena mereka berlima udah liat muka Wendy yang terkejut terheran-heran itu.

"Lama amat elah, mending pesen makan lagi gue" celetuk Rosé tiba-tiba.

"Di-"

"MAS!!" Teriak Rosé sambil melambaikan tangannya tanda dirinya mau pesen sesuatu.

Joy yang tadinya mau nyuruh diem jadi kepotong. Lalu ia menatap Wendy lagi.

"Jadi gimana wen?"

"Gimana apanya?" Tanya Wendy sambil sedikit terkekeh.

"Yaa tanggapan lu tentang itu tadi" lanjut Joy.

"Okeh, boleh jujur kan?"

Balasan Wendy itu membuat mereka berlima, maaf hanya berempat, karena Rosé sibuk mesan makan sama mas-masnya. Balik lagi ketopik. Mereka berempat langsung menampakkan muka tegang. Sepertinya sekarang mereka memiliki pemikiran yang sama, tanggapan Wendy akan berbeda dengan kebanyakan dari mereka. Tapi tidak tau juga akan seperti apa tanggapannya.

Di seberang sana

"Dateng juga lo, ngapain aja sih?" Tanya seseorang saat melihat salah satu temannya yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.

"Sorry, ketiduran gue abis didongengin dia" balas Lisa sambil menunjuk seseorang di belakangnya dengan dagunya.

"LAH JEN LO NGAPAIN?!"

Ya, Lisa mengajak Jennie. Mau tau gimana ceritanya Lisa bisa ajak Jennie kesini? Mari flashback sedikit. SEDIKIT.

Flashback di kamar Jennie...

"Ok tapi kok malah liatin gue?" Tanya Jennie saat sadar Lisa bukannya beranjak dari kasur tapi malah menatapnya. Padahal Lisa udah bilang 'ok' tadi.

"Jujur, gue gak tau apa yang udah terjadi sama lo akhir-akhir ini, gue gak tau apa yang lo rasain sekarang, gue gak tau seberapa besar rasa cinta lo buat 'orang' itu, tapi.." Lisa menjeda perkataannya.

Ia menatap Jennie dalam-dalam. Bisa ia rasakan di mata Jennie ada sesuatu yang berharga dan juga seperti berbeda dari biasanya. Dirinya tidak tau itu apa tapi feelingnya mengatakan ada sesuatu yang berhubungan dengan dirinya, melalui tatapan mata Jennie sekarang terhadap dirinya.

"...gue gak akan pernah biarin lo jauh dari gue, walaupun 'orang' itu sangat amat lo cintai dan bahkan mungkin sangat ingin lo dapatkan, gue akan selalu berusaha untuk selalu ada buat lo, kapanpun dimanapun lo butuh, dan siapapun yang nyakitin lo, apalagi itu 'orang' yang udah bikin lo jatuh sedalem ini, bilang sama gue ya, karena gue gak akan ngebiarin lo tersakiti sedikitpun, apalagi karena cinta" sambung Lisa.

REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang