Hari ini merupakan hari di mana Hazel dan Niall akan terbang ke London. Di mana Hazel akan memulai mewujudkan salah satu impiannya. Hazel sungguh tak sabar untuk menginjakkan kakinya di London. Ini pertama kalinya Hazel meninggalkan Irlandia, karena sebelumnya dia tidak pernah pergi ke mana - mana--di luar Irlandia. So, ini pertama kalinya Hazel untuk berpergian menggunakan pesawat. Hazel sangat senang kali ini, dan berkali - kali mengcapkan terima kasih pada Niall.
"Welcome to London, Hazel!" seru Niall ketika mereka sudah turun dari pesawat. Hazel hanya terkekeh melihat tingkah kakaknya itu, kemudian berkata, "Thank you, Niall!"
Niall hanya tersenyum dan mengangguk.
"Niall, naik pesawat enak sekali, yah?" gumam Hazel.
"Ya, enak sekali. Tapi, kalau kita terbang dalam jarak yang cukup jauh, kita akan merasakan jetlag," jelas Niall. "Jetlag? Sungguh, temanku pernah bercerita tentang itu, dan kurasa itu sangat mengerikan."
"Kau benar. Jetlag memang sangat mengerikan. Kita pusing dan mual di waktu yang sama."
"Kita akan tinggal di mana nantinya?" tanya Hazel. "Kita akan tinggal di flat Harry untuk sementara sebelum tournya dimulai," jawab Niall.
Hazel menautkan kedua alisnya. "Di flat Harry? Bukankah kalian punya basecamp?"
"Biar kujelaskan padamu, Hazel Chloe Horan. Basecamp kami sudah diketahui keberadaannya oleh directioners. Jadi, management 1D memutuskan untuk mencari basecamp baru. Tapi sampai sekarang basecampnya belum juga ditentukan. Alhasil, kita berdua harus tinggal di flat Harry. Lagian, Harry juga memintaku untuk menemaninya di flat miliknya," jelas Niall. Sementara Hazel hanya bisa manggut-manggut mengerti.
Perjalanan dari Heathrow Airport menuju flat milik Harry cukup jauh, sehingga Hazel yang sudah menguap sedari tadi dibiarkan Niall untuk bersandar di bahunya. Niall tahu kalau adiknya ini mudah lelah. Niall sesekali tersenyum melihat adiknya yang tidur dengan damainya di bahunya.
***
"Niall?" gumam Hazel. Niall menoleh, kemudian berkata, "Kau sudah bangun? Bagaimana tidurmu?"
"Yah, lumayanlah. By the way, kapan kita sampai di flat Harry?" Hazel to the point.
"Tak lama lagi. Oh, itu flatnya sudah kelihatan." Niall menunjuk sebuah bangunan yang menjulang tinggi.
For your info, Harry sebenarnya tinggal di apartemen yang sangat mewah. Tapi, kalau di Inggris apartemen biasanya disebut dengan flat. Jadinya, kita menyebut apartemen dengan flat. So simple, isn't?
Tok... Tok... Tok...
Niall mengetuk pintu flat Harry yang dibantu oleh Hazel. Karena sedari tadi Harry belum juga membukakan pintu untuk mereka. Niall kemudian mendengus kesal ketika pint flat tersebut belum juga dibuka.
"Harry! Come on! Open the door!" seru Niall sambil mengetuk pintu lagi.
Tiba - tiba, pintu flat Harry terbuka, dan menampakkan sesosok lelaki berambut curly dengan mata green emeraldnya. Namun, mata tersebut terlihat sayu karena mengantuk.
"Niall, akhirnya kau datang jug--Dan hey, siapa yang kau bawa itu?" Harry membulatkan matanya ketika dirinya melihat Hazel yang berdiri di belakang Niall.
Niall mendengus kesal. "Harry, biarkan kami masuk dulu. Kau tahu? Kau membuat kami menunggu selama sepuluh menit."
"Oh iya, maafkan aku. Ayo masuk!"
Mereka pun masuk, dan Niall mengajak Hazel untuk menyimpan koper di sebuah kamar yang terletak di samping kamar Harry. Setelah itu, barulah mereka menemui Harry yang berada di ruang santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Beautiful Drummer
Fanfiction[CHECK OUT THE TRAILER] Hazel Chloe Horan. Horan? Ya, Hazel merupakan adik angkat dari Niall Horan. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan salah satu personil dari One Direction yang notabene-nya adalah sahabat kakaknya sendiri. Akan tetapi, awal pertemua...