Finally, he found his princess

5.3K 594 60
                                    

Cuaca di London pagi ini sangat bersahabat. Hazel yang sedang berbaring di tempat tidurnya langsung bangkit untuk bersiap – siap pergi jogging di salah satu lapangan dekat flatnya. Setelah siap, Hazel langsung memakan sarapan yang tadi dibuatnya.

“Mau ke mana, Nee?” tanya Hazel di saat Niall sudah berpakaian rapi.

“Mau ketemu sama seseorang,” jawab Niall. Hazel langsung menatap Niall dengan tatapan menggodanya. “Cowok atau cewek?”

“Uhm, cewek?”

Hazel menautkan kedua alisnya. “Kau mau pergi kencan? Astaga … kakakku sudah dewasa rupanya, hahah!”

“Shut up, Haz!” tegur Niall dengan pipi yang memerah. Hazel hanya terkekeh.

“Kau sendiri mau ke mana? Jogging, kan? Sama siapa?” tanya Niall sedikit bertubi – tubi.

“Rencananya sih sama Zayn kalau dia bisa. Kalau dia gak bisa, palingan sama Lou atau Harry,” jawab Hazel kemudian meneguk susunya.

Niall hanya manggut – manggut mengerti lalu menampakkan wajah menggodanya. “Aku tidak yakin kau mau pergi jogging dengan Zayn. Ah, palingan kau kencan dengan dia.”

Hazel membelakkan matanya, namun pipinya sedikit memerah. “Niall! Mana mungkin aku berkencan dengannya? Sangat mustahil!”

Niall hanya tertawa renyah, “Tak ada yang mustahil, Haz! Ya sudah, aku pergi dulu yah. Semoga kencanmu berjalan dengan baik!”

“Niall! Aku tidak berkencan dengannya! Dan buat kau, semoga bisa jadian secepatnya. Dan jangan lupa mengenalkannya padaku!”

“Tentu saja aku akan mengenalkannya padamu,” ucap Niall kemudian mengecup pipi kanan Hazel. “Aku pergi dulu, lil girl!”

Hazel hanya tersenyum sambil melihat Niall yang berlalu. Hazel kembali menyantap sarapannya. Setelah itu, ia membersihkan alat makannya, kemudian menelfon Zayn.

“Hi, Zayn!” sapa Hazel.

“Hi, Haz! Tumben nelfon,” balas Zayn dari seberang sana.

“Uhm, mau jogging, gak? Cuaca pagi ini sangat baik. Tapi kalau kau tidak bisa, aku akan mengajak yang lai---“

“Tentu saja aku mau, Haz! Tunggu aku di flatmu saja, aku akan menjemputmu.”

Hazel tersenyum mendengarnya.

“Benarkah? Kalau begitu terima kasih.”

“Yeah, see you!”

KLIK.

Sambil menunggu Zayn, Hazel mengatur playlist-nya. Dan tidak lama, Hazel mendengar suara ketukan dari luar. Hazel langsung membuka pintunya dan…

“Hi, Haz!”

“Zayn?” Hazel terkejut karena Zayn yang sampai di flatnya sangat cepat. Bukannya flatnya cukup jauh dari sini, batinnya.

“Sudah siap?” Hazel pun mengangguk. Selanjutnya, mereka berjalan ke parkiran di mana Zayn memarkir mobilnya.

“Kenapa kau cepat sekali datangnya? Bukannya flatmu cukup jauh dari sini?” tanya Hazel ketika mobil Zayn sudah keluar dari kawasan flatnya.

Zayn menatapnya dan berkata, “Karena aku punya kekuatan.”

“Jangan bercanda, Zayn,” tegur Hazel.

“Well, simple saja. Di saat aku kau menelfonku, aku sudah dekat dari flatmu. Ya, niatku juga ingin mengajakmu jogging. Tapi intinya, kita berdua sama – sama ingin jogging, dan itu artinya kita jodoh,” jelas Zayn sambil terkekeh kecil.

Book 1: Beautiful DrummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang