Sudah dua minggu lebih ini One Direction sibuk dengan konsernya setelah di MSG. Ada beberapa konser yang diadakan di beberapa tempat di NYC setelah di MSG, dan konser – konser tersebut sudah berakhir kemarin. Jadi, satu minggu ke depan ini, mereka akan dapat day off sampai mereka melanjutkan perjalanan mereka kembali ke Inggris. Namun, mereka tidak diperbolehkan untuk keluar dari NYC, jadi mereka akan tetap stay di basecamp.
Hari ini, rencana mereka akan stay di basecamp saja, artinya mereka tidak akan keluar dari basecamp. Mereka lebih memilih untuk mengistirahatkan tubuh mereka yang sudah sangat lelah. Tentu saja, dua minggu terakhir kemarin mereka kerja dengan keras, sehingga membuat mereka tak berniat untuk keluar—walaupun hanya sekedar berjalan – jalan.
Sekarang, Hazel dan Harry sedang sibuk memasak untuk makan siang. Sedangkan yang lainnya sedang bersantai; ada yang bermain PS, ada yang menonton televisi, dan ada yang masih terjaga. Setelah beberapa menit, makan siang dibuat Hazel dan Harry dihidangkan di atas meja makan oleh Hazel. Hazel menatanya dengan sangat rapi. Kerena aroma masakan mereka yang sangat lezat, membuat Niall langsung hadir pertama di meja makan. kemudian, disusul oleh Louis dan Liam.
Semuanya sudah duduk rapi di kursi makan mereka masing – masing, namun masih ada satu kursi yang masih kosong. Hazel yang menyadarinya langsung bertanya bahwa siapa yang belum ada. Tiba – tiba, Harry menyerukan nama Zayn. Yah, dialah satu – satunya manusia yang masih terjaga sampai sekarang ini.
“Dasar anak itu. Lihatlah, ini sudah jam berapa dan dia juga belum bangun? Astaga!” omel Louis.
“Dasar sleepy head! Siapa yang mau membangunkannya?” tanya Liam.
“Aku tidak mau, dia susah bangun,” ucap Louis.
“Aku juga sama dengan Louis. Aku idak mau,” timpal Harry.
Semua mata menatap ke arah Niall, Niall yang menyadarinya kemudian merasa risih. “Ada apa?”
“Kau saja yang membangunkan, Zayn,” ucap Liam.
“What? Aku tidak mau!” tolak Niall.
Karena semua the boys tidak mau, dan sedari tadi Hazel terdiam melihat tingkah sahabat – sahabatnya. (For your info, Hazel sudah menganggap sahabat – sahabat Niall sebagai sahabatnya juga). Semua mata kemudian menatap Hazel. Hazel yang peka terhadap kode mereka langsung berkata, “Kenapa kalian menatapku seperti itu?”
“Kau saja yang membangunkannya, Haz,” ucap Harry dengan nada menggoda.
“Aku tidak mau. Kalian tahu, kan, kalau dia susah bangun, huh,” tolak Hazel. Namun, Harry menatapnya dengan tatapan menggodanya.
“Kau tidak mau, atau … takut hal sebelumnya terjadi?”
Harry mengungkit kejadian di mana Hazel membangunkan Zayn dan tidak sengaja menindih tubuh Zayn, dan mereka bertatapan cukup lama. Hazel langsung menundukkan wajahnya karena pipinya sudah memanas karena Harry.
Sialan kau, Harold, umpatnya dalam hati.
“Hal apa?” tanya Louis.
“Bukan apa – apa, Lou. Harry itu meracau tadi,” jawab Hazel cepat.
“Ya sudah, bangunkan Zayn sekarang, haz,” perintah Liam.
“Fine! Kalian menang!”
Hazel langsung berjalan dengan gontai ke kamar Zayn. Dibukanya pintu kamar tersebut, dan betapa terkejutnya Hazel ketika melihat Zayn yang sedang meringkuk di dalam selimutnya. Zayn seperti menggigil di bawah sana. Hazel langsung menghampirinya dan membuka selimutnya.
“Oh Ghost! Badannya panas sekali,” gumam Hazel disaat tangannya menyentuh kening Zayn.
Hazel sungguh bingung mau melakukan apa. Tapi, bayangan ibunya ketika merawatnya yang sedang sakit terlintas di benaknya. Dengan cepat, Hazel mengambil kompresan yang ada di laci nakas kamar itu. Setelah meletakkan kompresan tersebut di kening Zayn , Hazel mencoba untuk membangunkan Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Beautiful Drummer
Fanfic[CHECK OUT THE TRAILER] Hazel Chloe Horan. Horan? Ya, Hazel merupakan adik angkat dari Niall Horan. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan salah satu personil dari One Direction yang notabene-nya adalah sahabat kakaknya sendiri. Akan tetapi, awal pertemua...