I can't

5.3K 622 77
                                    

Sudah hampir tiga minggu Hazel dan Niall tidak dekat seperti biasanya. Bahkan dengan Zayn, Hazel juga sedikit jauh. Hazel masih tidak tahu kenapa ini semua bisa terjadi padanya. Semuanya seperti terjadi begitu saja, tanpa alasan yang jelas. Tentu saja hal ini membuat Hazel bingung. Kehidupannya sekarang seolah – olah berubah. Ini bukan kehidupannya. Kehidupannya sekarang seperti warna hitam dan putih, tidak lagi berwarna - warni seperti dulu.

Kembali ke dunia nyata, Hazel sekarang sedang menggambar sesuatu di sketch book-nya. Itulah pekerjaan Hazel akhir – akhir ini selain bermain drum. Tidak lama, ponselnya berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Dengan cepat, Hazel menerima panggilan tersebut.

“Ada apa, Cal?”

“Apa kau sibuk?”

“Tidak. Memangnya kenapa?”

“Pergi jalan, yuk!”

“Boleh. Tapi kau jemput aku, ya?”

“Itu sudah pasti, nona.”

“Baiklah. Aku akan segera bersiap. See ya!”

KLIK.

Setelah memutuskan sambungan telefonnya dengan Calum, Hazel langsung membereskan alat gambarnya, kemudian menyimpannya di laci meja kamarnya. Selanjutnya, Hazel bersiap – siap. Tidak lama, dirinya sudah rapi, ia memakai dress selutut berwarna peach dengan boots coklat tua kesayangannya. Rambutnya dibiarkan tergerai.

Karena Hazel takut Niall memarahinya lagi, Hazel memutuskan untuk menelfon Niall.

“Niall, aku mau pergi dengan temanku, ya?”

“Hm.”

“Terima kasih, Niall.”

“Yeah.”

KLIK.

Niall memutuskan sambungan telefonnya, membuat Hazel terkejut. Tak biasanya Niall sesingkat ini padanya. Biasanya, sebelum menutup telfonnya, Niall mengucapkan ‘I love you’ atau ‘See ya, lil girl’. Hal ini membuat Hazel semakin sedih dan tentu saja membuat Hazel merasa kalau dirinya sudah sangat jauh dari kakak tercintanya.

Well, kau masih harus bersabar, Haz. Tunggu sampai kesabaranmu sudah melampaui batas baru kau berulah.

Dengan perasaan yang sedikit hancur, Hazel berjalan gontai keluar dari kamar. Di ruang santai, Hazel menemukan Louis, Ele, dan Liam sedang berbincang – bincang sambil menonton televisi. Louis yang menyadari kehadiran Hazel langsung menyapanya.

“Hi, Haz! Kau mau ke mana?”

Hazel hanya bisa tersenyum tipis. “Pergi dengan temanku.”

“Siapa temanmu?” tanya Ele. “Calum,” jawab Hazel.

“Kau dekat dengan Calum?” tanya Louis dan Hazel hanya mengangguk. “Well, ke mana Zayn? Biasanya kau pergi dengannya,” timpal Liam.

“Aku tidak tahu dia ke mana. Tadi pagi sudah pergi. Mungkin dia bertemu dengan teman lamanya,” jawab Hazel asal. “Ya sudah, aku keluar dulu, yah? Calum sudah ada di luar sepertinya.”

“Yeah. Berhati – hatilah, Haz!”

***

Di sinilah mereka. Di kedai es krim yang sederhana, di mana tempat ini merupakan tempat favorite Hazel dan Zayn. Namun, keadaan sudah berubah, Hazel tidak lagi mengunjungi kedai ini bersama Zayn dan begitu pula sebaliknya.

BRUK!!!

Seseorang tidak sengaja menabrak Hazel yang sedang memegang ponselnya. Alhasil, ponselnya jatuh dan sedikit retak. Orang yang menabrak Hazel itu langsung memungut ponsel Hazel yang jatuh dan meminta maaf kepada Hazel.

Book 1: Beautiful DrummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang