Under the rain

4.9K 597 20
                                    

Sudah seminggu Hazel di rawat di rumah sakit membuat perkembangan yang sangat bagus untuk tubuhnya. Dokter sudah membolehkan Hazel pulang hari ini, karena kulitnya sudah kembali seperti biasa, dan gejala – gejala lainnya sudah tidak dirasakan oleh Hazel lagi. Semuanya senang karena Hazel sudah bisa kembali ke basecamp.

Di basecamp, Hazel masih harus beristirahat.  Jadi, Hazel tidak diperbolehkan untuk ke mana – mana. Dan tugas Zayn dari Niall adalah mengawasi adiknya yang selalu berulah itu. Kenapa Zayn? Iya, karena Zayn adalah roommate Hazel. Karena Niall, Harry, dan Liam mendapat undangan untuk interview di US, Hazel harus ditinggal bersama Zayn dan Louis di basecamp. Dan hari ini, Louis dan Eleanor berencana untuk pergi ke club. Sedangkan Zayn hanya ingin bersantai sambil menjaga Hazel.

Kini, hari sudah menjelang sore dan hujan turun dengan derasnya. Hazel yang melihat hujan dari jendela tersenyum puas. Sepertinya, ada sesuatu yang ingin dilakukan Hazel sore ini. Karena tubuhnya sudah fit seperti biasanya, Hazel turun dari ranjang dan mengambil handuk. Ia berjalan mengendap – endap agar tidak membangunkan Zayn yang sedang tertidur pulas di sofa depan televisi.

Akhirnya, Hazel berhasil sampai ke halaman belakang. Hazel pun menggantungkan handuknya di gagang pintu halaman belakang, kemudian menginjak rumput yang sedang diguyur oleh air hujan. Sedetik kemudian, Hazel sudah basah kuyup. Hazel sesekali tertawa dengan senangnya karena bisa mandi hujan, lagi. Hal inilah yang sangat dirindukan Hazel. Hazel pun menari – nari sambil bernyanyi di bawah derasnya hujan.

“Akhirnya, aku bisa merasakan hal ini lagi! Yeah!” seru Hazel sambil menengadahkan tangannya untuk merasakan air yang jatuh dari langit di atas tangannya.

Di sisi lain, Zayn mengerjapkan matanya berkali – kali. Zayn terbangun karena suara guntur yang menggema di pendengarannya. Dengan cepat, Zayn berlari menuju kamarnya untuk memastikan Hazel baik – baik saja. Namun, Zayn tidak mendapati Hazel di sana. Zayn kemudian mencari ke seluru penjuru basecamp dan hasilnya nihil, sampai ia mendengar sesuatu dari halaman belakang.

“YEAH! I’M THE QUEEN OF RAIN!”

Dengan mengambil seribu langkah, Zayn sudah berdiri di ambang pintu halaman belakang. Dan betapa terkejutnya ketika melihat gadis yang dicarinya sedang menari di bawah derasnya hujan. Gadis itu terlihat sangat menikmati tariannya dan membuat Zayn menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Hazel langsung terlonjak kaget karena seseorang memeluknya.

“Kau gila, hm? Mandi hujan dengan menggunakan celana pendek dengan baju kaos? Apakah kau ingin sakit lagi dan membuatku semakin khawatir padamu, huh?” bisik Zayn di telinga kanan Hazel, membuat detak jantung Hazel tak karuan. Bulu kuduknya berdiri karena merasakan hembusan nafas Zayn di lehernya.

Hazel pun menoleh membuat jarak wajah mereka sangat sedikit. Sekali Zayn atau Hazel memajukan wajahnya, bibir mereka pasti sudah bertemu. Mata indah milik Zayn bertemu dengan mata indah milik Hazel—saling menatap satu sama lain.

Sedetik kemudian, Hazel mengembalikan pandangannya dan melepaskan tangan Zayn yang melingkar di perutnya. “Kau ingin menggangguku atau ikut bersamaku bermain sekarang?”

Zayn menyipitkan matanya, bibirnya sudah bergetar karena kedingingan, begitu pula dengan Hazel. “Kau mau bermain?”

Hazel pun mengangguk dan berkata, “Ayo kejar aku!”

Karena Hazel tidak memakai alas kaki, ia bisa berlari secepat mungkin tanpa takut untuk jatuh. Zayn yang tak kalah cepat dari Hazel sudah hampir menggapai Hazel. Tapi, Zayn berlari di depan Hazel dan membalikkan tubuhnya, sehingga Hazel menabrak tubuhnya.

“Aww! Kau bodoh, Zayn!”

“Kau bilang aku bodoh, huh?”

Zayn memperkecil jarak di antara mereka. Kemudian tangan kanannya menyentuh pipi halus Hazel, sedangkan tangan kirinya menahan Hazel agar Hazel tidak kabur. Hazel hanya bisa diam mematung sambil menatap Zayn sedang memperhatikan wajahnya. Perutnya sudah mulai tidak enak. Kedua tangan Hazel bertumpu pada dada bidang milik Zayn. Zayn mendekatkan wajahnya ke wajah Hazel. Memperhatikan setiap inci dari wajah Hazel. Sampai pada akhirnya, pandangannya tertuju pada satu objek, yaitu bibir mungil Hazel.

Disaat wajah Zayn semakin dekat, Hazel tidak bisa berbuat apa – apa. Hazel tidak tahu kenapa sekujur tubuhnya kaku untuk bergerak. Sedangkan Zayn mengusap pelan bibir Hazel, membuat Hazel bertanya – tanya di dalam hatinya. Hujan masih mengguyur mereka, sehingga bibir yang diusap Zayn masih bergetar. Inilah yang tidak bisa Zayn tahan. Sedetik kemudian, bibir Zayn sudah menempel di bibir mungil Hazel. Hazel hanya memejamkan matanya disaat Zayn mulai melumatnya dengan softly. Banyak kupu – kupu yang beterbangan di dalam perutnya. Hazel hanya terdiam, bingung mau membalasnya atau tidak. Lima menit kemudian, Hazel memberanikan diri untuk membalasnya. Dan Zayn tersenyum di sela – sela ciuman mereka ketika Hazel membalasnya.

Setelah tiga menit kemudian, Zayn melepaskannya dan langsung memeluk tubuh mungil Hazel dan berkata, “Maafkan aku.”

Hazel juga membalas pelukannya, “Tak apa. Seharusnya aku tak membalasnya.”

Kini, pipi Hazel sudah memerah. Ia hanya tidak menyangka kalau first kissnya diambil oleh orang yang dicintainya. Hatinya ingin menjerit karena kegirangan dan jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Hazel juga merasakan detak jantung Zayn yang begitu cepat.

“Ayo kita masuk, langit sudah menggelap! Dan kau sudah terlihat sangat kedinginan,” ajak Zayn sambil memeluk Hazel dari samping, kemudian memakaikan Hazel handuk di pundaknya.

Hazel hanya bisa tersenyum sekarang. Perasaannya sulit digambarkan saking senangnya hari ini. Hazel sudah tidak bisa menghilangkan perasaan itu pada Zayn, walaupun seharusnya ia harus. Tapi, Hazel berusaha memperjuangkan perasaannya itu.

***

“Kau sudah merasa hangat?” tanya Zayn disaat Hazel selesai menyeruput cokelat panasnya.

“Yeah. Terima kasih, Zayn.”

Zayn pun tersenyum. Kemudian, mereka berbincang – bincang sebentar sampai akhirnya Hazel tertidur di pelukannya. Zayn mengelus rambut halus Hazel dan mencium puncak kepalanya. Setelah itu, Zayn membaringkannya di kamar. Tersenyum sebentar sebelum mematikan lampu kamar.

***

That’s ZaZel moment. What do you think about this chapter? Well, I need more comments for this chapter. Because I need more comments, it doesn’t mean you can’t leave vote. Keep voting, kay? I’m waiting for your vote and comments<3

Thanks<3

zazahoraxx

Book 1: Beautiful DrummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang