Aku tidak percaya Zayn membentakku. Aku tidak percaya Zayn membenciku. Aku bahkan tidak percaya Zayn juga mencintaiku. Aku juga tidak percaya kalau Zayn sudah melupakanku. Apakah secepat itu?
Rasanya aku ingin mati saja. Sudah banyak sekali beban yang kusimpan di hatiku. Bukannya lega karena sudah menyatakan perasaanku padanya, malah bebankulah yang bertambah. Hatiku rasanya sakit sekali. Dari sejuta rasa sakit yang pernah kurasakan, rasa sakit inilah yang paling menyakitkan. Dia cinta pertamaku dan dia juga rasa sakit pertamaku.
Aku hanya masih tidak menyangka Zayn bisa berkata kasar seperti itu padaku. Kalian pasti tahu rasanya jika kalian menjadi diriku, bukan? Menyakitkan? Seribu kali lipatnya dari kata menyakitkan. Coba bayangkan rasa sakit itu. Kuharap saja hanya diriku yang merasakan rasa sakit itu.
Kini, aku berjalan dengan gontai memasuki hotel. Aku berharap semua orang sudah tidur agar mereka tidak melihat penampilanku yang sudah sangat kacau ini. Akhirnya, aku berhasil masuk ke dalam kamarku tanpa sepengetahuan siapa – siapa.
Dengan cepat, aku masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih – bersih. Beberapa menit kemudian, aku sudah siap dengan baju tidur panjangku. Selanjutnya, aku keluar dari kamarku dan mengendap – endap menuju pintu utama. Biar kujelaskan, hotel yang kami tempati sekarang adalah hotel dengan satu kamar yang besar, dan di dalam kamar itu terdapat beberapa kamar. Mengerti, kan? Kalau tidak, kalian pikirkan saja sendiri.
Akhirnya aku berhasil keluar dari kamar itu. Dengan mengambil langkah seribu, aku sudah berada di rooftop hotel ini. Suhu Paris malam ini sangatlah rendah, tapi aku sengaja tidak memakai jaket. Aku sekarang tidak peduli dengan kesehatanku. Yang aku pedulikan hanyalah hatiku yang sudah hancur berkeping – keeping.
Di rooftop, aku duduk sambil menggantungkan kakiku di pinggiran tembok. Jika ada yang mendorongku, aku pasti sudah mati karena terjun ke bawah. Tapi aku tidak takut akan hal itu. Itulah kenapa aku duduk di pinggiran sini.
Tanpa kusadari, air mataku mengalir dengan lancarnya dari pelupuk mataku. Hatiku kembali sedih jika berada di rooftop. Biasanya, Zayn yang menemaniku di atas sini. Kejadian tadi membuatku memejamkan mata dan menaikkan kakiku untuk ditekukkan dan dipeluk. Aku menagis sejadi – jadinya di atas sini. Ucapan – ucapan Zayn yang setajam pisau tadi tergiang di otakku dan membuatku semakin sakit. Sungguh, aku tidak mengharapkan hal tadi itu terjadi.
Tadi aku mengatakan kalau aku akan melupakan Zayn, kan? Iya, itu benar. Tapi melupakan seseorang itu tidak semudah kita mencintai seseorang. Butuh waktu yang lama untuk hal itu. Apalagi aku selalu berada dalam satu atap dengannya, itu sudah sangat tidak mungkin jika aku bisa melupakannya begitu saja. Tapi untuk sementara waktu ini, aku tidak mau melupakannya dulu. Aku masih ingin mencintainya, karena kupikir, mencintainya adalah sesuatu hal yang terindah dalam hidupku. Aku tak bisa…
Beberapa saat kemudian, aku menatap langit yang kosong tanpa bintang – bintang yang bertebaran. Hidupku sekarang sama seperti langit yang kulihat sekarang, kosong karena sudah tidak ada lagi yang mewarnainya. Hidupku rasanya hampa sekali. Sesaat kemudian, aku menatap kota Paris di malam hari.
Seharusnya Eifel tadi bukan menjadi saksi atas pertengkaranku dengan Zayn…
Aku tidak tahu berapa lama aku berada di atas sini. Langit yang tadinya gelap, kini sudah mulai terang. Aku juga merasakan dingin yang luar biasa, atau mungkin saja badanku sudah bergetar. Aku berani bertaruh kalau wajahku sudah pucat dan suhu badanku tinggi. Kepalaku sudah sangat sakit dan perutku juga sudah kelaparan. Bagaimana tidak lapar? Aku belum makan dari tadi pagi. Tapi aku tidak peduli, aku tetap ingin di sini, karena rasa sakit pada fisikku tidak sebanding dengan rasa sakit di hatiku.
***
Chapter ini khusus buat Hazel. Buat yang kasihan sama Hazel silahkan comment dan tetap ngasih vote heheh. Oh iya, ini belum seberapa dari penderitaan Hazel. Masih ada yang lebih menyakitkan di chapter selanjutnya. Tetap ikutin kisahnya yaa
Makasih<3<3
zazahoranxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Beautiful Drummer
Fanfiction[CHECK OUT THE TRAILER] Hazel Chloe Horan. Horan? Ya, Hazel merupakan adik angkat dari Niall Horan. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan salah satu personil dari One Direction yang notabene-nya adalah sahabat kakaknya sendiri. Akan tetapi, awal pertemua...