Di sinilah mereka. Di studio yang sudah tidak asing lagi bagi mereka. The boys akan rekaman untuk album keempat mereka, sedangkan Hazel mempelajari chord drum album keempat the boys. Menurut Hazel, chord drum di album keempat the boys tidak begit sulit. Hanya saja, ia harus lebih rajin latihan dan bermain agar bisa jadi terbiasa.
Setelah mempelajarinya, Hazel mencoba memainkannya tanpa melihat chord. Bait pertama lagu tersebut berhasil di mainkan oleh Hazel. Hazel tersenyum puas di saat melihat kemampuannya. Hazel kemudian melanjutkan ke bait kedua, dan voila, ia juga berhasil. Hazel tidak melanjutkannya ke bait ketiga karena ia ingin menguasai bait pertama dan kedua dulu. Setelah itu barulah Hazel melanjutkan bait seanjutnya.
"Kau sudah menguasainya?" tanya seseorang sambil berjalan mendekat ke Hazel dengan kedua tangannya dilipat di depan dadanya.
"Yah sepertinya. Lagu ini tidak begitu sulit. Tapi, baru bait pertama dan kedua yang kutahu. Selebihnya masih harus kupelajari dulu," jelas Hazel sambil melakukan kebiasaannya dengan stik drumnya.
"Kau tahu? Bait yang sudah kau kuasai itu bagian soloku," ucap orang itu.
"Seriously?" orang itu hanya mengangguk.
"Aku baru tahu. Oh iya, kenapa kau bisa ada di sini? Bukannya kau sedang rekaman di ruang sebelah?" tanya Hazel.
"Hm, aku sudah selesai merekam. Jadi aku keluar untuk sekedar mencari udara segar. Tapi, aku mendengar suara drum dari ruangan ini. Kerena penasaran, aku masuk deh," jelasnya.
Hazel hanya menggut - manggut, "Tapi ruangan ini, kan, kedap suara?"
"Pintunya tadi terbuka sedikit, Haz."
"Oh iya."
Hazel kemudian memperhatikan kertas yang dipelajarinya tadi, bermaksud untuk tidak menatap lelaki yang ada di depannya ini. Takut kalau ia semakin jatuh padanya, padahal dirinya sudah jatuh. Sedangkan lelaki sempurna yang berada di depan Hazel sedang memperhatikan Hazel.
"Kau sepertinya serius sekali sampai - sampai aku yang ada di sini diacuhkan," sindir seseorang.
Hazel langsung mengalihkan penglihatannya. "Hehe maaf, Zayn," ucap Hazel yang merasa tersindir.
"Wanna hang out with me?" ajak Zayn.
Hazel menautkan kedua alisnya. "Kau sudah selesai dengan pekerjaanmu?"
"Tentu saja. Hari ini kami hanya rekaman untuk satu lagu saja. Jadi, setelah rekaman kami bebas mau ke mana dan melakukan apa," jelas Zayn. Sedangkan Hazel hanya ber-o ria.
"So?"
"Let's go!"
Mereka pun keluar dari studio. Tujuan Zayn hanya ingin membawa Hazel makan es krim di sebuah kedai es krim yang menurut Zayn tempatnya bagus. Mereka hanya berjalan kaki, namun tetap memakai penyamaran seperti masker dan kacamata hitam. Tidak, hanya Zayn yang memakai masker, karena Hazel tidak bisa bernafas jika memakai masker. Dan di sepanjang perjalanan, Zayn menggenggam tangan mungil Hazel, dan tanpa sadar Hazel juga menggenggam tangan Zayn.
Sesekali mereka tertawa bersama karena lelucon yang mereka buat. Ini pertama kalinya Hazel bisa tertawa lepas di depan seorang lelaki, kecuali keluarganya tentunya. Zayn juga merangkul Hazel sehingga Hazel lebih rapat ke Zayn. Hazel juga meletakkan tangan kirinya di pinggang kiri Zayn. Mereka benar - benar terlihat seperti a perfect couple.
"Apakah masih jauh?" tanya Hazel pada Zayn sambil menengadahkan kepalanya sedikit, karena tingginya dengan Zayn hanya berbeda 15 cm. Zayn yang mendengarnya langsung menoleh dan tersenyum tapi tidak diketahui oleh Hazel karena tertutup oleh masker.
"Tidak, kita sudah dekat."
***
Usai memesan es krim yang diinginkan, Hazel dan Zayn langsung membuka penyamarannya karena sudah gerah dan karena di sini tidak terlalu banyak orang. Selanjutnya, mereka hanya berbincang - bincang sebentar sambil sesekali tertawa. Tidak lama, pesanan mereka sudah datang. Dengan cepat, Hazel menyatap makanan kesukaannya itu.
"Kau mau coba punyaku?" tawar Zayn.
"Punyamu rasa apa memangnya?" tanya Hazel.
"Chocolatte mint dengan saus vanilla. Kau mau?" Hazel pun mengangguk. Zayn langsung menyuapi Hazel. Setelah itu, keduanya saling tersenyum.
"Thanks, Zayn."
"It's okay. Bagaimana rasanya?" tanya Zayn.
"Tidak buruk. Hanya saja, aku tidak terlalu suka mint," jawab Hazel lalu kembali memakan es krimnya.
"Kau mau mencoba punyaku juga?" tawar Hazel.
"Boleh." Hazel pun mengambil sesendok es krimnya lalu menyuapkanya ke Zayn.
"Enak, kan?"
Zayn langsung mengangguk. "Punyamu manis sekali."
"Tentu saja. Aku kan pesannya tiga rasa dengan saus coklat yang banyak, dan ditambahkan dengan cookies," jelas Hazel.
"Kau ternyata suka sekali dengan es krim," ucap Zayn.
"Oh, tentu saja. Bukan Hazel namanya kalau tidak suka dengan es krim."
"Hahaha."
Mereka pun menghabiskan waktu sore mereka di kedai es krim tersebut. Setelah pesanan pertama mereka habis, mereka memesan kembali dengan rasa yang berbeda. Hazel sangat menyukai kedai ini, karena kedai ini menyediakan rasa es krim yang banyak, dan tentu saja yang sangat lezat.
Karena mereka tidak memakai penyamaran, seorang directioner mengabadikan moment mereka berdua. Cukup banyak yang ia dapatkan, salah satunya saat mereka saling menyuap es krim. Mereka terlihat sangat sweet di foto itu. Tapi sayangnya mereka tidak menjalin sebuah hubungan yang special.
Kembali ke Hazel dan Zayn. Hazel yang memerhatikan Zayn yang sedang menikmati es krim ketiganya tersenyum dan berpikir sesuatu.
Sungguh, aku sudah tidak bisa berbohong lagi. Sekarang aku tahu apa yang diinginkan hatiku, yaitu mencintai lelaki di depanku ini. Aku tak punya alasan untuk mencintainya. Cinta tidak membutuhkan alasan, bukan? Aku sudah yakin dengan ini. Yeah, I'm pretty sure 'bout this feeling.
***
ZaZel moment again and again. Kalian bosan tidak? Kalau bosan bilang yaa, nanti aku bisa perbaiki hehe.
Keep vomments yo xx
Thanks<3
zazahoranxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Beautiful Drummer
Hayran Kurgu[CHECK OUT THE TRAILER] Hazel Chloe Horan. Horan? Ya, Hazel merupakan adik angkat dari Niall Horan. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan salah satu personil dari One Direction yang notabene-nya adalah sahabat kakaknya sendiri. Akan tetapi, awal pertemua...