Seriously?

6.8K 730 45
                                    

Hazel terbangun dari tidurnya karena merasakan sebuah jari yang sibuk menekan hidungnya. Hazel kemudian mengerjapkan matanya berkali - kali untuk memperjelas penglihatannya. Setelah penglihatannya jelas, Hazel melihat sesosok manusia berambut dirty blonde dan bermata biru yang sedang bermain dengan hidungnya.

"Niall, apa yang kau lakukan pada hidungku?" tanya Hazel dengan suara khas bangun tidurnya.

Niall terkekeh kecil. "Aku hanya memencetnya. Habisnya, kau mancung sekali."

Hazel memutarkan bola matanya. "Niall, hidungmu juga mancung."

"Tapi aku menyukai hidungmu," ucap Niall yang masih sibuk bermain dengan hidung Hazel. Hazel kemudian terkekeh kecil. "Ya, ya, terserah kau. Oh iya, hari ini kau mau ke mana?" 

"Mungkin aku hanya bersantai di sini. Tapi, jika kau mau keluar aku bisa menemanimu."

Hazel menghela nafas, kemudian menghembuskannya perlahan. "Baiklah. Kalau begitu menyingkirlah. Aku ingin ke kamar mandi."

Niall kemudian menggeser tubuhnya, agar Hazel bisa turun dari ranjangnya. Setelah beberapa menit di dalam kamar mandi, Hazel keluar dengan wajah yang lebih segar dari sebelumnya. Wajarlah, Hazel saja baru saja selesai membasuh wajah dan menggosok giginya. Kemudian, Hazel mendudukkan tubuhnya di samping Niall yang sedari tadi menunggunya.

"Kau mau sarapan apa? Biar kusuruh Harry memasakkanmu. " tanya Niall. "Tak perlu, Nee. AKu sarapan yang ada saja," jawab Hazel yang tidak mau merepotkan Harry.

"Ohiya, Haz, bagaimana kalau besok kita ke flat Louis. The boys yang lain pada ngumpul di sana," ajak Niall.

"Boleh." Hazel menyetujui ajakan Niall. 

Ceklek.

"Hi, guys! Kurasa, kita sudah harus sarapan. Makanannya sudah kutata rapi di meja makan. Ayo!" Ucapan Harry membuat Niall menarik tangan Hazel menuju meja makan.

"Niall, pelan - pelan! Kau hampir membuat kaki terantuk di kaki meja!" keluh Hazel.

"Ouch. Maafkan aku. Ayo makan!" seru Niall, kemudian memakan sarapan paginya.

"Makanmu sedikit sekali, Haz. Ayo tambah lagi!" tegur Harry. Niall yang mendengar teguran Harry untuk Hazel menoleh ke piring Hazel. 

"Kau mau sakit, darl? Makanmu sedikit sekali," omel Niall.

Hazel mendengus. "Aku tidak terlalu lapar, Nee."

"Hey, kau bahkan tidak makan tadi malam. Bagaimana bisa kau tidak terlalu lapar?" Harry kemudianmembuka suaranya.

"Entahlah. Kurasa perutku penuh sekali pagi ini, sehingga aku tidak sanggup makan sebanyak kalian berdua." 

"Ya sudah. Kau makan saja, Haz. Lebih baik kau makan sedikit daripada tidak makan sama sekali," ucap Niall yang cukup bijaksana.

Itulah kenapa aku menyayangimu, Nee. Kau memang selalu menjadi yang terbaik untukku.

***

Kini, matahari sudah melakukan tugasnya, yaitu bersinar terang di siang hari. Namun, karena awan hari ini terlihat sedikit gelap membuat matahari tertutup sedikit olehnya. Dan cuaca seperti inilah yang Hazel sukai--tidak panas dan tidak hujan. Dia pikir, ini waktu yang tepat untuk berjalan - jalan mengelilingi London. 

Dengan cepat, Hazel berpakaian untuk pergi. Hazel memakai tanktop abu - abu longgar yang ditutupi oleh cardigan putih yang panjangnya selututnya. Untuk bawahan, Hazel lebih memilih untuk memakai hotpans yang tidak terlalu pendek. Setelah pakaian selesai, Hazel  membiarkan rambutnya yang sudah rapi terurai dan dihiasi oleh beanie yang berwarna putih. 

Book 1: Beautiful DrummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang