Good Bye

6.8K 647 46
                                    

Scene before the boys going to the hospital

“Nadine! Aku sudah sangat muak dengan semua rencana busukmu! Aku tidak tega melihat Hazel menderita, dia itu sahabat baikku dan aku juga tidak pantas untuk Zayn!” seru Devie disaat Nadine merencanakan sesuatu yang sangat licik untuk Hazel.

“Kau lebih memilih sahabatmu atau saudaramu sendiri, huh?!”

Devie mendengus kesal, “Tentu saja aku memilih sahabatku. Kau itu memang saudaraku tapi kau sangat licik. Aku. Membencimu!” bentak Devie.

“Huh! Kau sudah tidak ada apa-apanya di mata Hazel lagi. Kau sudah jelek di matanya!”

“Hazel itu baik. Dia pasti ingin mendengarkan penjelasanku. Aku saja heran kenapa Niall bisa jatuh cinta pada gadis licik seperti kau!” Devie menunjuk wajah Nadine.

PROK!PROK!PROK!

Suara tepukan tangan seseorang membuat Nadine dan Devie tersentak kaget.

“Nadine…” lirih Niall.

“Kenapa? KENAPA, HUH?!” bentak Niall dan Nadine langsung menunduk.

“Kenapa kau melakukan ini semua? Apa salah Hazel padamu?!” Nadine langsung mendekati Niall, namun Niall berjalan mundur. Dirinya tidak mau berdekatan dengan gadis selicik Nadine.

“Aku hanya ingin mendapat perhatianmu sepenuhnya. Aku tidak ingin perhatianmu juga terbagi ke Hazel. Aku ingin sepenuhnya!” seru Nadine.

“TAPI KENAPA KAU JAUHKAN DIA DARIKU? KAU MENJAUHKANNYA DARIKU DENGAN MEMBAWA SAHABATNYA SENDIRI? APAKAH KAU TIDAK TAHU PERASAANNYA?!” bentak Zayn dengan rahang yang sudah mengeras.

“Karena aku senang melihatnya menderita!” jawab Nadine sarkas.

PLAK.

Nadine mendapat tamparan dari Zayn, membuat semua yang ada di sana terkejut.

“Aku tak menyangka bisa mempercayai gadis licik sepertimu.  Kau tahu, karena dirimu aku membentak habis-habisan adikku dan membuatnya menangis di depanku! Kau tahu, melihatnya menangis sungguh sangat sakit! Now. We. Are. Done.”

Niall langsung meninggalkan Nadine yang masih berdiri dengan Devie dan Zayn. Zayn kemudian menatap sinis kearah Devie.

“Aku tidak menyangka kalau kau bersekongkol dengan gadis licik ini. Kau membuat sahabatmu hancur. Dan satu lagi, jangan pernah menganggapku sebagai kekasihmu lagi. Aku tahu kalau kau tidak mencintaiku sepenuhnya. Dan kau tahu, aku mencintai Hazel. Aku mencintainya dan aku tidak bisa melupakannya. And the last, just leave this basecamp now. We don’t need you two anymore!” ucap Zayn kemudian membanting pintu.

***

“Maafkan kami…”

“Tapi… Tuhan sudah mengambilnya. Kami sudah tidak bisa berkehendak lagi. Permisi.”

Saat itu juga tangisan mereka semua pecah. Mereka tidak menyangka kalau Hazel pergi secepat itu. Tanpa basa basi, Niall langsung masuk pertama dan langsung memeluk tubuh Hazel yang sudah tidak bernyawa. Kemudian, yang lain ikut masuk dan menatap miris pasangan adik kakak itu. Niall masih memeluk Hazel dengan tangannya yang menggenggam tangan mungil Hazel. Sedangkan Zayn hanya bisa melihat Hazel dari pintu ICU, dirinya tidak sanggup melihat gadis yang dicintainya yang sudah terbaring tak bernyawa.

“Nee, sudahlah. Kau harus berusaha untuk mengikhlaskannya. Hazel itu anak yang baik, maka dari itu Tuhan mengambilnya cepat,” ucap Liam sambil menarik tubuh Niall yang masih memeluk Hazel.

“No, Liam.”

“Niall, jasad Hazel sudah harus dikebumikan secepat mungkin. Apa kau tega melihatnya yang tersiksa karena tidak dikebumikan?”

“Kumohon, biarkan Hazel tetap di sini untuk beberapa saat. Aku yakin pasti ada mukjizat dari Tuhan,” pinta Niall.

Liam menghela nafasnya, “Baiklah, kalau itu maumu. Ingat kata Zayn tadi, jangan terlalu lama, dia tersiksa.”

Niall hanya mengangguk, kemudian semuanya pamit pada Hazel.

“Good bye, Hazel. Semoga kau mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan.”

Beberapa saat kemudian…

“Apakah ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan ‘good bye’?” lirih Niall pada jasad Hazel.

“Ya, kau benar. Mungkin inilah saatnya. Good bye itu artinya perpisahan untuk selamanya, bukan? Baiklah, aku hanya ingin meminta maaf padamu, kuharap saja kau mendengarkannya dan mau memaafkanku…”

“…good bye, Hazel Chloe Horan.”

***

Di setiap pertemuan pasti ada perpisahan, bukan? Mau tidak mau pasti hal itu akan terjadi.  Perpisahan memang berat sekali rasanya, tapi kita tidak bisa mengelak untuk yang ini. Tuhan sudah mengatur semuanya, mulai dari pertemuan kita, bahkan perpisahan kita. Mungkin kita sendiri yang menentukan bagaimana awal pertemuan kita dengannya dan bagaimana akhir perpisahan kita dengannya. Tapi… Tuhan bisa berkehendak lain.

***

Serius, aku nangis lagi nulis chapternya. gak nyangka kalo hazel perginya cepet banget.

Ohiya, katanya zayn mau keluar dari One Direction, yaa? Ya allah, semoga itu hanya hoax ajaa. Bukan One Direction namanya kalau gak berlima. astagaaa.... Aku juga gak sanggup nerima kenyataan kalau sekarang kita udah senegara sama 4/5 tapi gak bisa lihat mereka secara langsung. Buat yang pergi nonton sampaiin salam aku ke mereka. Oke cukup buat bersedihnya.

Kira2 ini Last Chapternya atau bukan?

Keep voting and comment ya. Thank you<3

zazahoranxx

Book 1: Beautiful DrummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang