Perfect ToD

5.5K 588 20
                                    

Long Chapter, guys...

***

Hari ini merupakan hari kepindahan One Direction ke basecamp baru mereka yang terletak tidak jauh dari pusat kota London. Semua barang mereka sudah rapi di dalam sana. Dan mereka semua sedang dalam perjalanan menuju basecamp baru mereka. Pihak management ingin mereka stay di London dalam satu atap, agar tidak sulit untuk dihubungi jika ada suatu kepentingan.

Niall dan Hazel tiba di basecamp terlebih dahulu. Kemudian disusul oleh Harry dan Liam. Dan beberapa menit kemudian, Zayn dan Louis menyusul. Mereka masuk ke dalam basecamp mereka bersama - sama. Dan betapa terkejutnya mereka ketika memasuki basecamp tersebut. Mereka saling mematung kagum akan basecampnya itu. Hazel yang tersadar langsung masuk dan melihat isinya.

Di basecamp tersebut, terdapat lima kamar yang dilengkapi oleh masing - masing satu kamar mandi, ruang santai yang begitu besar, dapur yang juga begitu besar, dan tak lupa pula halaman belakang yang sangat besar dan sudah didekorasi seindah mungkin agar mereka bisa nyaman dan bisa membuat pesta kecil - kecilan nantinya.

"Wow! This is so beautiful!" gumam Hazel di saat kakinya menginjakkan halaman belakang tersebut. Tidak lama, suara gaduh semakin terdengar di indra pendengaran milik Hazel. Ternyata the boys menyusul Hazel ke halaman belakang.

"Fvck! Ini benar - benar keren!" umpat Harry yang berdiri di samping Hazel sambil menatap kagum halaman tersebut.

"Hey, ini besar sekali! Kita bisa berpesta di sini malam ini!" seru Louis. Ya, kalian tahu kalau Louis ini suka pesta, kan?

"Sungguh, basecamp inilah yang terbaik dari sebelumnya," ucap Niall memuji.

Zayn hanya terdiam sambil tersenyum melihat halaman belakang basecampnya. Zayn itu tidak suka banyak bicara, jadi ia lebih memutuskan untuk memuji tempat tersebut dalam hatinya. Tidak lama, Zayn sudah melangkah keluar dari halaman tersebut. Zayn ingin melihat keadaan rooftopsnya, berharap agar rooftops tersebut bisa dijadikannya tempat melihat sunset bersama Hazel.

"Sunsetnya pasti sangat terlihat jelas dari sini," ucap seorang gadis yang tiba - tiba berada di samping Zayn. Sementara Zayn hanya tersenyum melihat kehadiran gadis itu.

Karena panasnya matahari yang menyentuh kulit, Zayn langsung mengajak gadis itu untuk masuk. Sesampainya di downstairs, suara gaduh kembali terdengar. Sepertinya, mereka sedang memilih kamar mereka. Hazel menautkan kedua alisnya melihat kakaknya sedang beradu mulut dengan sahabatnya yang berambut curly karena hanya kamar.

"Guys, bisakah kalian tidak berantem hanya karena kamar? Kalian ini seperti anak SD yang tidak setuju dengan pembagian kelompoknya. Biarkan aku yang mengatur kamar kalian," tegur Hazel sambil menggelengkan kepalanya.

"What?! No! Kau tidak bisa mengatur kami, darl. Kau itu masih kecil," protes Harry dan disambut oleh death glare dari Hazel.

"Aku setuju dengan Hazel. Silahkan atur kamar kami," ucap Liam dan Zayn menganggukkan kepalanya pertanda ia juga setuju.

Harry mendesah pelan, "Baiklah. It's up to you, darl."

Hazel langsung tersenyum licik. "Well, Louis kau satu kamar dengan Liam, Niall dengan Harry, dan Zayn sendiri."

"WHAT?!" pekik mereka bersamaan, kecuali Zayn tentunya.

"Kau gila? Kau bisa membuatku sengsara bila sekamar dengan Niall, darl! Aku tidak mau!" protes Harry.

"Siapa juga yang mau satu kamar denganmu. Kau itu tidak bisa bersih!" balas Niall.

"Dan kenapa Zayn dibiarkan sendiri?" tanya Louis.

Book 1: Beautiful DrummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang