1

1.2K 84 15
                                    

-----

"Taehyung! Kau di tunggu sama Irene di taman belakang fakultas." Ucap seseorang sambil berlari menepuk pundak laki-laki tampan yang sedang berjalan di koridor kampus, sibuk menjejalkan headset di telinganya.

Taehyung, sosok pria tampan, sikapnya yang kalem tak banyak tingkah, dan ramah. Ditambah dengan penampilannya yang selalu menarik. Fisik yang sempurna. Dimuali dari potongan rambut belah samping, matanya yang indah, tatapan yang menyejukkan dan siluet wajahnya yang ah...sempurna.

Pria ini sempat terkejut mendengar bahwa Irene telah menunggunya di taman.

"Irene?" Belum sempat ia menanyakan ada apa, orang itu telah menghilang ditelan tikungan koridor.

Pria ini membuka headset yang menempel pada telinganya. Berjalan agak ragu menuju tempat yang ditunjukkan. Ada apa ini? Tak seperti biasanya Irene ingin menemuinya di taman, beberapa kali ia mengajak Irene untuk bertemu dan beberapa kali itu juga Irene menolaknya, dan sekarang? Apakah Irene berubah pikiran untuk membuka hatinya untuk pria ini. Ya pria ini mengagumi Irene, menyukai lebih tepatnya.

Sempat ia menyatakan cinta pada Irene, namun hanya lewat telpon, karena Irene tak pernah mau diajak bertemu. Dan hingga saat ini Irene belum menjawab pertanyaannya.

Dari kejauhan terlihat gadis itu tengah duduk di sebuah bangku. Mungkin saat ini sedang menunggunya, menunggu Taehyung. Dan dengan langkah mantap ia menghampiri gadis berambut panjang itu nan cantik itu.

"Irene!." Ucap Taehyung kini duduk di samping gadis cantik pujaan hatinya yang tak kunjung ia dapatkan hingga saat ini.

"Ada apa? Tumben?" Tanya Taehyung canggung dan sangat grogi.

"Hemmm... Maaf pertanyaan mu yang waktu itu belum aku jawab Tae." Irene menggigit bibir bawahnya.

"Aku masih bingung." Lanjut Irene ragu.

"Iya tidak apa-apa. Terus sekarang bagaimana?" Tanya Taehyung kini degup jantungnya dag dig dug tak menentu.

"Aku suka padamu... Tapi... Cuma sebagai teman, tidak lebih. Aku tidak mau hubungan pertemanan kita rusak gara-gara hubungan 'baru' yang belum tentu membuat kita nyaman. Aku masih mau jadi teman mu. Maaf." Irene ber-alibi, dari pernyataannya yang berputar-putar itu intinya dia menolak Taehyung.

"Ok, tidak masalah." Taehyung tersenyum menahan retak yang mulai meregang di dadanya.

Irene tersenyum, lalu pergi meninggalkan Taehyung yang masih termenung, meratapi penolakan Irene yang halus namun sangat menyakitkan. Tetapi tiba-tiba...

'Byur'

Beberapa ember air mengguyur memebasahi tubuhnya.

'Plok...plok...plok...'

Bau amis beberapa telur menghantam kepala dan punggungnya kini.

'Prash'

Taburan terigu dari samping kanan dan kiri, membuat tubuh Taehyung menjadi seperti pisang bertabur terigu yang siap digoreng.

"Happy birth day Taehyung
Happy birth day Taehyung
Happy birth day
Happy birth day
Happy birth day Taehyung"

Dengan mata yang kabur karena terigu yang juga menyelubungi wajahnya, Taehyung menatap samar. semua teman sekelasnya mengelilinginya kini, ditambah beberapa kakak kelas dan adik kelas, fans-fans Taehyung. Deretan paling depan terlihat Jungkook dan Seokjin yang ia yakini dalang dari acara konyol ini.

"Selamat ya."Semua riuh memberi ucapan pada Taehyung, kado-kado menumpuk di simpan di atas bangku yang ia duduki tadi.

Acara itu membuat taman belakang ini riuh seketika dengan beberapa tamparan dan pukulan yang mendarat pada pipi Taehyung yang merupakan ucapan atas bertambah umurnya, agar lebih berkesan.

Innocent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang