3

444 65 8
                                    

----

Lampu kamar menyala. Taehyung terlambat. Irene kini melihat gadis itu tengah berdiri dengan tangan kanan yang masih menempel di saklar. Gadis itu kaget, dilihatnya dua manusia di hadapannya. Siapa mereka?

'PLAK'

Tiba-tiba Irene menampar Taehyung. Lalu berlari keluar kamar Taehyung.

"Apalagi ini?" Dengan geram Taehyung melangkah keluar mencoba menahan kepergian Irene dan menjelaskan semuanya.

"Irene. Dengarkan aku dulu." Kini Taehyung sudah dapat meraih lengan Irene.

"Cewek itu, tadi dia pingsan di halte. Aku cuma nolongin dia aja. Aku mau antar dia ke rumahnya, tapi aku sama sekali tidak menemukan identitas apapun di tasnya." Taehyung mencoba menjelaskan semuanya, sebisa mungkin ia membuat Irene untuk tidak marah lagi.

"Harus kau yang menolong? Tidak ada orang lain di sana selain dirimu?" Irene tetap marah, masih tak masuk akal alasan Taehyung barusan.

"Ya ada. Tapi tadi itu... Asshhh.. Kau tidak akan mengerti Irene. Tadi itu..." Ia bingung menjelaskan ketika semua orang menatapnya secara tiba-tiba, mengenggap bahwa Taehyung adalah oarng yang dikenal gadis itu.

"Iya! Aku tidak mengerti! Aku tidak mengerti kenapa aku bisa terima dirimu!" Irene menepis kencang tangan Taehyung yang mencengkram pergelangan tangannya.

"Irene!" Taehyung menarik kembali lengan Ireje.

"Tadinya aku coba-coba untuk sayang padamu, karena aku tidak tega terus-terusan menolak mu!" Irene benar-benar membuat Taehyung mematung dengan perkataannya kini.

"Anggap aku tidak pernah ngomong apa-apa sama kamu! Dan kita TIDAK ADA HUBUNGAN APA-APA!!!" Irene mengucapkan perkataannya dengan penuh penekanan membuat Taehyung semakin terdiam, sakit? Pasti. Itu yang Taehyung rasakan kini.

Irene berlari, meninggalkan Taehyung yang masih terdiam. Seketika Irene menghilang, menenggelamkan tubuhnya ke dalam sebuah taksi yang melintas di depannya.

Taehyung berjalan lunglai, memutar tubuhnya untuk kembali ke kamar. Apa yang Irene ucapkan tadi benar-benar menusuk seluruh syaraf-syaraf motoriknya. Menyebabkan gerakannya kini sangat lamban. Apakah tak ada kebahagiaan untuknya hari ini?

'BRAK'

Dengan keras Taehyung membuka pintu kamarnya. Membuat gadis yang sedang duduk di ujung kasurnya terperanjat. Gadis itu kini memperhatikan Taehyung, di wajahnya ada beberapa luka memar ditambah saat ini wajahnya sangat tak enak dipandang karena moodnya yang terlihat sedang down. Taehyung menghempaskan tubuhnya pada sofa panjang yang tadi sempat ia tiduri.

"Apa kau liat-liat ku? Senang kan kau melihat ku seperti ini? Masih kurang penderitaan yang kau kasih ke aku?" Taehyung menatap wajah gadis itu yang sama sekali tak mengerti apa-apa.

"Aku salah apa padamu? Terus kenapa aku ada di sini? Bukannya tadi aku..." Gadis itu mencoba mengingat-ingat kembali kejadian sebelumnya.

"Salah apa? Kau nanya sama ku kau salah apa? Bener-bener ya kau!" Nafas Taehyung mulai tak teratur, kesal. Apalagi gadis di hadapannya kini memasang tampang polosnya, seolah tak berdosa.

"Kau Pulang." Ucap Taehyung terdengar sangat kasar.

Gadis itu terdiam. Kaget dengan ucapan Taehyung yang terkesan membentak mengusirnya. Matanya mulai berkaca-kaca. Tak pernah sebelumnya ia dibentak sekasar itu.

"Mwo? Wae? Nangis? Anak manja! Baru kayak gitu aja kau udah nangis! Apalagi kalo kau jadi aku sekarang." Taehyung tak henti menyalahkan gadis itu.

Semakin tak mengerti ia dengan apa yang Taehyung ucapkan, menyalahkannya terus-menerus sedari tadi, tanpa ia tahu apa kesalahannya.

Innocent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang