___
"Dia... pindah ke Daegu. Sama orang tuanya. Dia nerusin kuliah di sana." Jungkook menjelaskan dengan perlahan, takut jika Y/n tiba-tiba meledak.
Y/n mulai sulit mengatur nafasnya. Pria itu pergi? Y/n benar-benar tak percaya. Taehyung tak ada di sini lagi. Pria bodoh itu meninggalkannya tanpa status apapun, tanpa kabar apapun. Tanpa ucapan perpisahan yang mengakhiri semuanya.
Y/n terduduk lemas, tak perduli dengan tatapan orang yang melintas di hadapannya. Masih tak percaya dengan keadaan ini. Air matanya mulai berdesakkan, tak mampu terbendung lagi. Menangis sejadi-jadinya ia di sana, erangan-erangan kecil terdengar begitu menyakitkan. Ada apa dengan Taehyung? Kenapa dengan dirinya? Kenapa ia tak peka akan perasaan Y/n yang benar-benar masih mencintainya. Malah sekarang ia meninggalkan Y/n sendiri.
Y/n rasakan hatinya sangat sakit mendengar kabar dari Jungkook, beribu kali lipat sakitnya jika dibandingkan ketika ia melihat Taehyung dengan wanita lain. Dengan tubuh seperti tak bernyawa gadis itu kembali melangkahkan kakinya. Sungguh merasa ada dalam alam bawah sadarnya ia saat ini. Ingin segera terbangun dan menerima kenyataan bahwa Taehyung tidak pergi, Taehyung masih ada di sini untuknya.
Namun sebaliknya, itu hanya angannya, kenyataan sesungguhnya adalah... Taehyung tak lagi di sampingnya. Kakinya melangkah tak seimbang, tak ia rencanakan akan melangkahkan kakinya kemana. Hanya mengikuti alur ayunan kakinya yang sulit ia seimbangkan.
Akhirnya, langkah Y/n terhenti. Y/n kini terduduk di sebuah bangku halte, kembali ia mengunjungi tempat ini. Tempat dimana pertama kali ia bertemu laki-laki aneh berbaju pink menyala. Tangisnya kembali meledak, tak henti mengerang kesakitan. Berharap keajaiban datang, berharap pria itu datang kembali menghampirinya, duduk di sampingnya, membawanya pulang, menenangkannya, seperti 'dulu'. Seperti pertama kali ia bertemu dengan laki-laki itu.
Dua jam lamanya ia menangis di sana, tak memperdulikan penghuni halte yang lain, cukup lama sampai halte ini sepi. Meluapkan sesak di dalam dadanya yang tak kunjung sembuh, membasuh sakit di dadanya yang tak kunjung membaik. Pria itu tak kunjung datang, keajaiban itu tak kunjung datang menyambanginya. Kenapa Taehyung harus pergi? Kenapa ia tak memikirkan perasaan Y/n jika mengetahui kepergiannya?
"Taehyung." Lirih Y/n. Berkali-kali ia memanggil nama laki-laki itu, berharap Taehyung segera tersadar di sana dan mengetahui hati Y/n saat ini.
***
Hampa...
Hari-hari Y/n hampa tanpa adanya sosok Taehyung. Nomor telepon Taehyung benar-benar sudah tak dapat dihubungi. Jungkook dan Seokjin pun tak mengetahui kabarnya saat ini. Y/n hanya bisa menunggu. Menunggu kedatangan Taehyung yang tak pasti kapan waktunya. Dan entah kembali atau tidak Y/n tak tahu.Setiap pulang kuliah ia selalu mengunjungi halte itu. Halte dimana ia dan Taehyung pertama kali bertemu, duduk di bangku yang pernah ia duduki bersama Taehyung dulu. Berharap Taehyung tiba-tiba duduk di sampingnya. Seperti dulu. Satu sampai dua jam ia termenung di sana, jika malam minggu bisa sampai tiga jam. Duduk sambil mengotak-atik ponselnya mencoba menghubungi nomor Taehyung yang jelas-jelas tak dapat dihubungi.
Setiap hari, menjadi kewajiban Y/n untuk mendatangi halte itu. Hanya untuk duduk, mengenang memorinya dengan Taehyung, dan sesekali mencoba menghubungi nomor telepon Taehyung. Sepertinya Y/n mulai tak waras. Kebiasaannya itu ia lakukan tanpa henti, sehingga seorang pria berumur penyapu dan pembersih halte sampai mengenalinya.
Mengenali Y/n, mengetahui kebiasaan Y/n, dan mengetahui kisah cinta Y/n yang cukup menyedihkan.
Pria berumur itu selalu berdoa semoga pemuda yang ditunggu oleh gadis malang itu cepat kembali. Siapapun yang melihatnya akan merasa iba. Duduk setiap hari di sebuah halte, menunggu kedatangan pria yang tak jelas kabarnya. Dan tak jelas akankah ia kembali atau tidak. Kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent ✔
FanficRemake story by : @citranovy - Rank. 1# yourname (19 Oktober 2021) 1# yn (1 November 2021) Star : 15 Juli 2021 Finish : -