12

244 60 24
                                    

____

"Terus jadinya bagaimana Tae? Kita mau ngasih proposal kemana lagi?" Tanya seorang gadis duduk di samping Taehyung. Mereka berdua tengah berada di ruang BEM kini.

"Masih harus banyak ngopy
proposal lagi nih Mina, soalnya
masih kurang banget. Rencananya untuk bakti sosial minggu depan kita kan mau ke dua daerah." Jelas Taehyung pada gadis di sampingnya yang ternyata adalah Mina, sekretaris dari kepanitiaan BAKSOS yang akan mereka laksanakan minggu depan di daerah rawan longsor.

Taehyung adalah ketua dari kegiatan BAKSOS yang akan dilaksanakan minggu depan didampingi oleh Mina sebagai sekretarisnya. Maka dari itu mungkin untuk seminggu ke depan mereka akan lebih sering berinteraksi. Taehyung kini menundukkan wajahnya, memeriksa berkas-berkas laporan dari Mina yang kini ada di hadapannya. Mata Taehyung bergerak sesuai dengan arah jari telunjuk kanannya yang mengarah pada berkas, sehingga ia tak sadar sedari tadi gadis di sampingnya itu memperhatikan siluet wajahnya.

Mina tersenyum taat kala Taehyung semakin serius memeriksa, karena kini ia lebih leluasa memperhatikan wajah Taehyung yang menurutnya... Sempurna.

"Sekitar 7 proposal lagi deh ya." Ucap Taehyung mendangakan wajahnya menatap Mina membuat Mina sedikit terkaget karena tingkahnya sedari tadi sempat dipergoki Taehyung.

Taehyung tersenyum. Membuat Mina serasa melumer kini terbuai senyuman Taehyung.

Di sisi lain seorang gadis sedang
serius memperhatikan penjelasan dosen muda di hadapannya. Hingga tak terasa sampai mata kuliah sudah berakhir berakhir. Rasanya ini penyegaran bagi seluruh mahasiswi, karena dosen
muda itu tampan dan cara
mengajarnya tak membuat kantuk datang. Tapi ya itu dia, jika kita menyenangi sesuatu maka kebersamaannya akan terasa singkat.

Y/n membereskan seluruh peralatannya, memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas. Kemudian melangkah ke luar kelas. Sesampainya di ambang pintu Y/n melihat Jimin dan Seulgi melintas di hadapannya, Seulgi terlihat menggelendot manja di lengan Jimin. Sempat Jimin melirik Y/n. Namun dengan cepat membuang pandangannya, seolah tak mengenal Y/n,
seolah terjadi apa-apa kemarin,
membuat Y/n heran.

'Dasar pria munafik.' Batin Y/n dengan sebal ia memandang Jimin dengan memicingkan matanya. Y/n berjalan di lorong- lorong riuh ini, setengah kesal. Ingin rasanya ia meluapkan kekesalannya.

"Taehyung." Desis Y/n tiba-tiba mengingat sosok laki-laki itu yang dari pagi tak ada
menghubunginya. Dengan cepat ia merogoh tasnya,
mencari ponselnya untuk
menghubungi Taehyung.

'Taehyung.' Y/n berhasil
menemukan kontak Taehyung di layar ponselnya. Dengan cepat ia menekan tombol berwarna hijau untuk menghubungi Taehyung. Namun Taehyung tak menjawab telpon Y/n sampai panggilan berakhir dengan sendirinya.

"Kemana sih!" Y/n mulai kesal karena Taehyung sama sekali tak merespon panggilannya.

Beberapa kali Y/n mencoba menelpon tetap tak ada jawaban, beberapa SMS berisi ancaman Y/n gencarkan, tapi ternyata tak membuat Taehyung bergeming. Sampai akhirnya Y/n memutuskan untuk mendatangi kampus Taehyung mencari keberadaan sosok pria yang saat ini sangat membuatnya kesal.

***

"Jadi seperti itu. Selama satu
minggu kita akan melaksanakan bakti sosial di daerah Jeonju dan Namwon." Sosok pria tampan itu mempresentasikan program
kerjanya yang akan dimulai
minggu depan kepada sekitar 20 orang mahasiswa lainnya yang merupakan pengurus BEM terselip Seokjin dan Jungkook di dalamnya.

Semua mata kini tertuju padanya khususnya mata para mahasisiwi. Terpaku pada sosok pria tampan, cerdas, yang mengagumkan, Taehyung.
Kurang lebih 20 orang mahasiswa di hadapannya memperhatikan penjelasan Taehyung yang masih mengoceh di depan. Namun tiba-tiba ada sesuatu yang mengganggu penglihatannya.

Innocent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang