19

220 50 0
                                    

____

Y/n duduk di sebuah lobi antrian tiket XXI. Saat ini Jimin mengajaknya nonton. Memegang sekotak popcorn dan dua buah minuman di sampingnya yang sempat Jimin beli untuk mereka berdua.

Y/n menatap punggung Jimin yang sedang antri di depan sana. Xx, itu film pilihan Jimin. Tak tahu kah ia jika Y/n sangat teramat penakut? Tapi karena Y/n tak mau mengecewakan Jimin yang tengah patah hati ini, maka ia menuruti keinginan Jimin.

Beberapa menit kemudian Jimin menghampirinya, menggapit lengan Y/n untuk segera memasuki theater 1. Tempat di mana mereka akan menonton film itu.

"Kalau aku tidur selama filmnya diputar boleh tidak?" Tanya Y/n polos memeperlihatkan jajaran giginya.

Jimin tertawa kecil mendapatkan pertanyaan seperti itu. "Kenapa? Kau takut? Kan ada aku, ada banyak orang di sini. Lagian tidak mungkin kan tiba-tiba setannya keluar dari layar terus nyolek dagu mu." Ucap Jimin masih terkekeh.

"Ya mudah-mudahan." Y/n menatap pria di samping kirinya ini.

Lampu seketika redup dan akhirnya mati. Suara-suara menyeramkan mulai terdengar menggema membuat Y/n gelisah dan tangannya sedikit basah. Jika saja yang berada di sampingnya ini Taehyung, mungkin dengan sangat leluasa Y/n akan memarahinya habis-habisan karena mengajaknya masuk ke dalam situasi menakutkan seperti ini.

Beberapa kali Y/n menjerit dan menutup matanya membuat pandangan Jimin kini tertuju pada gadis cantik yang terlihat sangat ketakutan di sampingnya itu.

Tangan kanan Jimin meraih tangan Y/n memasukan jarinya ke dalam sela-sela jari Y/n dan meremasnya pelan. Y/n sempat terkejut dengan tingkah Jimin, ia menolehkan pandangannya menatap Jimin, tenyata pria itu juga sedang menatapnya. Tatapan itu, tatapan yang mampu meluluhkan kembali hati Y/n saat ini.

***

Y/n duduk menghadap meja belajarnya. Mengetuk-ngetukan bolpoinnya pada buku tebal yang berada di hadapannya kini. Tatapan matanya kosong. Menerawang jauh ke dalam bayangan kejadian akhir-akhir ini yang ia alami. Kembali Jimin dan Taehyung datang silih berganti menghampiri pikiran Y/n. Seolah kedua makhluk itu kini tengah berputar-putar mengelilingi kepalanya dan sulit untuk ditepis.

'Taehyung? Kemana Taehyung? Kok tidak ada kabar?' Y/n dengan segera meraih ponsel yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

'To: Taehyung

Lagi apa Tae? Lupa kau padaku?'

SEND

Menunggu beberapa detik, menit, tepat satu jam. Tak ada balasan.

'Klik'

Y/n memencet tombol hijau, bertujuan untuk menghubungi Taehyung. Kata-kata sudah ia rancang di dalam benaknya untuk menggempur Taehyung karena tak membalas pesannya.

'Nomor yang anda tuju sedang sibuk...'

"Issshhh. Nelvon siapa sih tu anak malam-malam gini! Kecentilan banget!" Y/n membanting ponselnya sehingga membuat ponselnya sedikit melompat-lompat dan terhempas di kasurnya.

***

Dengan langkah girang Y/n keluar dari pekarangan rumahnya. Karena Jimin telah berjanji untuk menjemputnya sehingga membuatnya lupa akan sosok Taehyung yang dengan setia selalu mengantarnya hampir setiap hari.

"Mimpi buruk tidak semalam?" Tanya Jimin melihat Y/n yang setengah berlari menghampirinya.

"Iya, aku mimpi. Mimpi disamperin sama pria pendek dan bermata sipit, bawa bunga, ngejar-ngejar buat nembak aku." Ucap Y/n nyengir sambil menutup pintu pagarnya.

Innocent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang