20

237 51 0
                                    

____

Di dalam sana Taehyung masih duduk di atas sofanya. Menahan sesuatu yang menyesakkan dadanya. Sesekali dadanya kempis dan kembali mengembang. Mencoba mengatur nafasnya yang sudah tak dapat terhela seperti biasa.

***

"Jadi?" Jimin dengan Y/n duduk berdampingan di bangku taman depan fakultasnya.

"Apa Jim?" Y/n masih pura-pura tak mengerti.

"Ayo deh nenek-nenek! Masa baru aja aku bilang kemarin, sekarang udah lupa lagi?" Jimim manyun, sedikit kesal dengan jawaban Y/n yang malah balik bertanya.

"Akuuu...emmm..." Y/n ragu untuk mengucapkannya. Mengucapkan perasaan yang ada di dalam hatinya.

"Apa Y/n ayo dong." Jimin menggoyang-goyang lengan Y/n, ia benar-benar penasaran dengan jawaban Y/n atas pertanyaannya kemarin.

"Kita, jalanin dulu aja seperti ini. Kaya biasa. Karena takutnya perasaan mu padaku... Cuma sesaat. Siapa tahu itu cuma perasaan karena pelarian mu dengan Seulgi." Y/n menggigit bibir bawahnya, berusaha berbicara dengan sangat hati-hati. Tak mau menyakiti hati Jimin sedikitpun.

"Aku udah yakin sama perasaan aku Y/n. Atau mungkin kau yang belum yakin sama perasaan mu?" Jimin memicingkan matanya, membuat Y/n tertunduk tak berani menatap bola mata Jimin.

"Aku akan nunggu." Lanjut Jimim.

Y/m mendangakan wajahnya menatap Jimin.

"Aku akan nunggu mu untuk putus dari laki-laki itu, dan melupakan dia." Jimin memeluk Y/n dari samping kanannya. Jimim mengeratkan pelukannya, sangat tulus. Seperti tak mau kehilangan Y/n.

"Makasih Jim." Y/n memejamkan matanya. Mencoba tenang dari kegelisahan hati dan perasaannya saat ini. Mencoba untuk nyaman dalam dekapan Jimin.

***

"Tidak mampir dulu Jim?" Tanya Y/n kini berdiri di samping Jimin yang masih duduk di atas motornya.

"Tidak usah, udah sore. Kau kan harus dandan buat nanti malam Y/n-ah!" Jimin menaik turunkan alisnya.

"Nanti malam?" Alis Y/n bertaut tak mengerti.

"Tadi kan aku mengajak mu, nanti malam kita jalan. Kau bilang iya kan?" Kini Jimin yang menautkan kedua alisnya, kenapa Y/n bisa sepikun itu?

"Oh ya? Aku lupa." Y/n nyengir memperlihatkan jejeran gigi putihnya.

"Hah? Lupa? Ya udah sana! Cepat masuk." Jimin mendorong pundak Y/n pelan.

Y/n memasuki halaman rumahnya dengan langkah yang teramat pelan. Kenapa kini ia menjadi seperti ini? Setiap orang yang melihat wajahnya pasti tahu kalau iya tengah galau.

Tapi galau memikirkan apa? Taehyung? Kenapa harus Taehyung ? Bukankah tugas Taehyung sudah selesai, ia hanya mengantar Y/n hingga Jimin kembali bertekuk lutut di hadapan Y/n. Dan kini semuanya telah terwujud dan urusannya dengan Taehyung telah 'selesai', tapi justru karena itu Y/n semakin dibuat setengah gila.

"Kesini lagi Jim?" Tanya Y/n kini tengah berada di cafe yang beberapa kali pernah ia kunjungi dengan Jimin. Cafe gaya clasik ini selalu menjadi pilihan Jimin.

"Aku pengen ini jadi tempat penuh kenangan buat kita. Makanya aku selalu ajak kau ke tempat ini. Nanti, walaupun kita udah nikah, udah kakek-nenek, kita tetep ke tempat ini ya." Ucap Jimin dengan senyum khasnya.

Y/n tertawa kecil mendengar ucapan Jimin. "Nikah? Kakek nenek? Aneh deh!" Y/n semakin terkekeh.

"Kau tidak mau?" Jimin sedikit lesu, karena ucapannya tadi malah menjadi bahan tertawaan bagi Y/n.

Innocent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang