11

248 56 6
                                    

____

Y/n melangkahkan
kakinya menuju ambang pintu
kamar mandi untuk menjauhi
Taehyung. Taehyung hanya menatap Y/n heran, lalu kembali duduk ke sofa panjangnya, mengotak-ngatik ponselnya.

"Halo." Y/n manyapa Jimin di seberang sana.

"Halo. Y/n-ah, kau dimana?" Tanya Jimin lembut.

"Aku... Emmm... Aku di... Emang
kenapa Jim?" Y/n malah balik bertanya, tak mungkin ia mengatakan sedang ada di kosan Taehyung, karena itu akan merubah mood Jimin.

"Aku udah ada di depan rumahmu sekarang. Kau keluar dong. Aku tunggu kau di sini." Ucap Jimin. Ya, kini Jimin tengah berada di dalam mobilnya yang sudah terparkir rapi di depan pagar rumah Y/n.

"Aku lagi di luar. Tapi kalo kau mau menunggu, aku sekarang pulang. Ya sekitar 15 menit. Bagaimana?" Tanya Y/n hatinya berharap Jimin mau menunggunya.

"Iya, aku tunggu." Jimin
menyetujui untuk menunggu
Y/n. Jimin mengakhiri telponnya. Y/n melangkah ragu
menghampiri Taehyung yang masih duduk di atas sofa sambil
mengotak-ngatik ponselnya.

"Jimin... Dia mau ketemu aku." Y/n menggigit bibir bawahnya. Kenapa kini ia ragu mengucapkan nama Jimin di hadapan Taehyung?

'JLEB'

Ucapan Y/n itu seperti
panah yang terlepas dari
busurnya, tepat menusuk jantung Taehyung saat ini. Sehingga Taehyung harus menegakkan posisi duduknya untuk memperlancar degupan jantungnya yang seakan terhenti.

"Oh ya? Bagus dong!" Taehyung
berlagak setenang mungkin agar Y/n tak mengetahui kondisi hatinya saat ini.

"Iya aku harus cepat pulang, biar Jimin tidak kelamaan menunggu ku." Y/n bergegas mengambil roknya yang Taehyung jembreng di belakang pintu kamar mandi. Sudah tak begitu basah hanya lembab. Y/n dengan cepat memasuki kamar mandi. Taehyung menatap ke arah luar dari jendela kamarnya. Hujan masih sangat deras.

"Y/n-ah. Apa kau tidak menunggu hujannya reda dulu?" Taehyung bertanya pada Y/n yang kini sudah berada di ambang pintu kamar mandi sambil sesekali membenarkan posisi roknya.

"Tidak. Kelamaan. Nanti Jimin keburu pergi lagi. Kau tidak usah nganter aku ya, soalnya hujan. Aku naik taxi aja." Dengan tergesa Y/n meraih tasnya, berdiri menghadap cermin merapikan rambutnya
memoleskan sedikit bedak dan
lipgloss di bibirnya agar wajahnya tak terlihat kusut di hadapan Jimin.

Taehyung hanya duduk memandangi tingkah Y/n yang heboh sendiri. Y/n beranjak dari hadapan cermin. Mamatung sebentar di hadapan boneka Teddy Bear pemberian Taehyung tersebut. Bagaimana cara Y/n membawa boneka ini pulang? Sedangkan di luar hujan masih sangat deras.

"Bonekanya entar aku yang
anterin ke rumah mu. Nanti malem, kalo hujannya udah reda." Ucap Taehyung yang seakan mengetahui kebingungan Y/n. Y/n tersenyum memandangi Taehyung.

"Makasih Tae." Y/n
kemudian bergegas menuju rak
sepatu di samping pintu keluar,
meraih sepatu merahnya dan
kemudian membungkukkan
badannya untuk mengaitkan tali sepatu di belakang kakinya.
Karena sikapnya yang sangat
tergesa-gesa kaitan di belakang
kakinya tak kunjung saling berkait,sehingga malah semakin membuatnya lama untuk segera berangkat.

Taehyung hanya menggeleng melihat tingkah Y/n. Greget melihat tingkah ribetnya
sedaritadi. Dengan gontai ia
menghampiri gadis itu yang
tengah disibukkan dengan tali
sepatunya. Taehyung berjongkok di samping Y/n, membantu mengaitkan tali sepatu yang menyulitkan gadis itu sedaritadi.

"Tidak usah buru-buru kaya gini. Jimin pasti menunggu mu kok." Taehyung tersenyum memandangi wajah Y/n yang masih membungkuk, kini sepatu Y/n sudah terpasang
dengan baik berkat bantuan
Taehyun. Y/n tersenyum.

Innocent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang