21

224 54 2
                                    

____

Kedua insan berlainan jenis ini sama-sama tengah membuka pintu kamarnya walau berada pada ruang berbeda. Menutup pintu kamar dengan dorongan yang lemah. Menyenderkan kepala sebelah kirinya pada pintu kamar yang sudah tertutup.

Sang gadis melangkahkan kakinya menuju tempat tidur.

Sang pria melangkahkan kakinya menuju sebuah sofa.

'Bruk'

Secara berbarengan mereka menghempaskan tubuhnya, terduduk lunglai. Menengokan wajahnya ke arah kanan. Meraih benda yang mengingatkan pada seseorang yang masing-masing mereka rindukan.

'Buk'

Pukulan itu mendarat di perut boneka Teddy Bear berukuran besar.

'Happy birth day Y/n-ah, bodoh, jelek, galak. Love you.'

Mata gadis itu berair ketika boneka di sampingnya mengeluarkan suara lucu.

'Srooot'

Parfum itu dengan sengaja di semprotkan di sekelilingnya. Parfum yang sempat tertinggal beberapa hari lalu. Parfum ini menyeruak, tercium wangi khas mengingatkannya akan sosok gadis yang tak pernah suka bau apek diruangan ini. Membuat pria ini tersenyum getir.

Keduanya kembali tenggelam dalam bayang-bayang yang lalu. Kenangan 'halte', memori itu kembali terputar...

1 jam
2 jam
3 jam

Mereka berdua sama-sama terlelap, terlelap dalam situasi hati yang kurang baik. Mulai merajut mimpi mereka masing-masing, mimpi yang entah terwujud menjadi kenyataan atau hanya berlalu sekedar mimpi.

***

Jimin mengajak Y/n untuk mengunjungi rumahnya. Beberapa kali Y/n mencoba menolak namun Jimin tetap memaksa.

"Sekali ini. Ya?" Wajah Jimin sangat memelas. Terlihat memohon.

"Emang mau ngapain sih Jim?" Y/n menghentikan langkahnya, menatap Jimin heran. Koridor kampus sudah mulai sepi.

"Selama kau jadi pacar aku, 4 bulan. Kau belum tau rumah aku kan? Sampai saat ini." Jimin mengangkat alisnya.

"Ya terus?" Y/n kembali melangkahkan kakinya.

"Ya, takut suatu saat kau ada perlu atau apa." Jimin mulai melemah, paksaannya tak sekuat awal pembicaraan.

"Ya udah, mampir doang kan?" Y/n tak tega melihat raut wajah Jimin yang mulai berubah.

"Iya iya." Jimin mengangguk cepat.

***

Rumah yang cukup mewah, dengan halaman yang luas. Y/n menyapukan pandangannya ke semua penjuru halaman, sangat terawat.

"Yuk masuk." Ajak Jimin menarik lengan Y/n setelah memasukkan motornya ke dalam garasi.

"Kok sepi sih?" Y/n terhenti di ambang pintu.

"Keep smile." Jimin menempelkan jari telunjuk menyilang di kedua pipinya, mencoba berlaku semenyebalkan yang dia bisa.

"Apaan sih Jim!" Y/n menggelengkan kepalanya membuat tubuh Bastian lemas, usaha pertamanya gagal.

"Aku tinggal sendiri di sini, orang tua aku pulang sebulan sekali. Tidak sendiri sih, ada si bibi sama tukang kebun." Jelas Jimin, sejurus kemudian ia bisa menangkap pandangan gelisah Y/n.

"Ok Y/n-ah. Jangan berpikiran macam-macam tentang aku. Aku pria baik-baik." Jimin menegaskan, mencoba menepis kegelisahan Y/n

"Yuk." Jimin dengan cepat menarik lengan Y/n untuk menaiki anak tangga, menuju kamarnya.

Innocent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang