6

270 58 20
                                    

----

"Y/n-ah" Taehyung kini menyejajarkan langkahnya dengan gadis itu.

"Y/n. Jangan marah dong." Taehyung menggoyang-goyang lengan Y/n. Y/n masih tetap berjalan lurus tanpa menghiraukan permohonan Taehyung.

"Aku menyusahkan dirimu ya?" Y/n berhenti menghadapkan tubuhnya ke arah Taehyung yang berada di samping kirinya.

Taehyung menggeleng, menggeleng dengan ragu. Masih bertanya ia merepotkan atau tidak? Taehyung tak habis pikir dengan otak dangkal Y/n.

"Tuh kan diem aja!" Y/n kembali berjalan meninggalkan Taehyung.

"Tidak, kau sama sekali tidak pernah merepotkan aku!" Tiba-tiba kalimat itu meluncur indah dari mulut Taehyung.

'Apa-apaan ini? Aku masih sadar kan?' Taehyung memegangi bibirnya yang spontan tanpa terkonsep mengucapkan kalimat tersebut.

"Baik banget sih ." Y/n mengelus pipi Taehyung lalu mencubit pipi Taehyung, wajah Taehyung terlihat kebingungan namun sangat terlihat lucu.

Taehyung hanya nyengir kembali memperlihatkan wajah bodohnya.

"Tidak kenal ya? Tapi kok bisa sedeket ini ya?" Irene kini sudah ada di hadapan mereka, hendak melintas melewati dua makhluk itu namun berhenti sejenak untuk memberikan pendapatnya.

"Irene. Ini..." Taehyung mencoba menjelaskan namun tiba-tiba lidahnya sulit bergerak.

"Irene... Irene... Kalau suka sama Taehyung, tidak usah berlagak tidak butuh." Ucap Y/n santai memandangi punggung Irene yang sedang melangkahkan kakinya.

"Apa? Apa kau bilang tadi? Aku suka pada Taehyung?" Irene memutar balikan tubuhnya menghampiri Y/n.

Y/n mengangguk santai dengan senyum mengembang di bibirnya. Taehyung mulai panik, apakah kedua gadis ini akan saling jabak-jambakkan?

"Asshhh..." Irene mendesis dan tersenyum miring.

'CUP'

Y/n tiba-tiba mencium pipi Taehyung dengan lembut membuat mata Irene membulat seakan ingi keluar dari kediamannya.

"Dah Irene-ssi." Y/n melangkah gontai sambil menggandeng tangan Taehyung.

Taehyung, laki-laki itu saat ini masih melongo dan belum bisa mengedipkan matanya. Tiba-tiba jantungnya berpacu dua kali lipat lebih cepat dari biasannya, ia tak dapat mengontrol keringat yang berlebih di keningnya. Ada apa dengan dirinya kini? Kenapa ia tak berontak dan menjelaskan keadaan yang sebenarnya pada Irene? Malah sibuk dengan perasaan yang berkecamuk di dadanya kini.

***

"Menurut informasi dari sumber terpercaya, hari ini Jimin mau ngasih cincin ke Seulgi, di sini. Di tempat ini." Ucap Y/n.

"Aku pikir berhari-hari kau tidak menghubungi ku, kau sudah lupa sama Jimin." Taehyung menggeleng pelan.

"Secepet itu aku harus menyerah? Aku bukan kau yang nyerah gitu aja buat dapetin Irene ." Y/n menatap Taehyung dengan tatapan sinisnya.

"Itu semua kan gara-gara dirimu! Irene salah paham gara-gara mu." Taehyung benar-benar tak habis pikir kenapa gadis ini tetap merasa tak bermasalah.

Y/n menolehkan wajahnya, menatap Taehyung dengan tatapan teduhnya.

"Ngomong sekali lagi? Ayo coba? Semuanya gara-gara siapa?" Ucap Y/n dengan nada yang begitu lembut, namun tangan kanannya sudah melayang-layang mengangkat tasnya, siap untuk didaratkankan ke arah Taehyung.

"Gara-gara AKU." Taehyung tertunduk lemas, ia sudah bosan dihantam terus-menerus, mungkin mengalah lebih baik.

Kini mereka tengah berada di sebuah pantai. Duduk pada sebuah pohon kelapa yang sudah tumbang dengan posisi tertidur. Hari sudah mulai gelap, karena perjalanan mereka menghabiskan waktu sorenya berganti malam. Mereka sengaja memilih tempat yang tak terlihat dan agak tersembunyi, maka ketika Jimin dan Seulgi datang tidak akan menyadari keberadaan mereka.

Innocent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang