29

281 51 1
                                    

Go follow ig : @ulfaaaaaaaw (a nya 7)
Yt : ulfa weldiani

___

"Jung, izinkan aku ya." Taehyung celingak-celinguk sambil melangkahkan kakinya dengan cepat, mencari suatu ruangan dimana ia dapat menemui seseorang di sana.

"Kau! Ini lagi UAS bodoh! Kau masih aja bolos." Teriak Jungkook di seberang sana membuat Taehyung menjauhkan jarak ponsel dari telinganya.

"Hidup dan mati ku Jung. Kau mengerti kan?" Taehyung masih celingak-celinguk sesekali memutar kepalanya di koridor kampus, jelas saja bukan kampusnya, ia tidak akan kebingungan seperti ini jika ada di wilayah kekuasaannya.

"Tidak! Aku tidak mengarti." Jungkook benar-benar kesal pada sahabatnya yang selalu membuatnya repot.

"Bilang aja aku sekarat di rumah sakit, atau apalah. Sebisa-bisa kau sajwa. Bantuin aku supaya nanti bisa ikut UAS susulan. Ok? Sip! Kau pasti mau."

'Tut... Tut... Tut...'

Sambungan telepon berakhir. Jungkook benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran Taehyung yang selalu menganggap semuanya gampang, simple, bisa diatur.

"Kim Taehyung." Teriak seorang dosen pria berumur mengabsen nama laki-laki itu.

"Sakit pak." Jungkook berteriak agak ragu.

"Sakit? Sakit apa? Apa dia tidak tahu sekarang UAS." Tanya dosen tersebut sedikit menurunkan kacamatanya.

"Sakit... Hati. Eh... Iya itu maksud saya hatinya sakit... Eh ya pokoknya keadaannya kritis." Jungkook mulai ngawur.

Dosen tersebut hanya menggeleng.

"Kalau sakit bisa UAS susulan kan Pak?" Tanya Jungkook dengan nada sedikit hati-hati.

"Ya, mudah-mudahan. Kalau dia sembuh dari kritisnya dan tidak mati, dia bisa ikut UAS susulan." Jawab Dosen tersebut dengan wajah datar, jawabannya sangat menyindir membuat Jungkook tersenyum hambar mendengarnya.

"Nah ini kelasnya." Bak menemukan sumber mata air di gurun pasir, Taehyung yang sedari tadi berputar-putar mencari kelas di mana Y/n berada kini telah ia temukan.

Pintu kelasnya agak terbuka. Sehingga Taehyung bisa melihat ada gadis pujaan hatinya duduk di baris ketiga sedang menatap lurus ke depan kelas dan mengetuk-ngetukan pulpen pada dagunya.

"Cantik." Gumamnya menatap dari luar kelas.

Taehyung menarik nafas panjangnya lalu menghembuskannya dengan perlahan. Dua kali ia menemui Y/n dengan cara baik-baik namun ditolak mentah-mentah. Maka kali ini, seperti biasa. Cara yang ia pelajari dari Y/n dulu.

"Selamat pagi ssaem." Ucap Taehyung berdiri di ambang pintu.

"Maaf saya telat." Taehyung tersenyum dan menganggukan kepalanya dengan sopan.

"Kau lagi. Kenapa selalu telat! Bawa obat sekarang? Saya tidak mau kau koleps lagi di dalam kelas." Dosen itu mengenali Taehyung. Ya, dosen yang pada waktu dulu melihat tingkah konyol Taehyung sakit kejang-kejang di dalam kelas ketika mata kuliahnya sedang berlangsung.

Taehyung tak menjawab, hanya tersenyum. Melangkahkan kakinya ke dalam kelas seraya menatap Y/n yang sedari tadi mulutnya menganga melihat kedatangan Taehyung.

Kursi di samping kanan dan kiri Y/n telah terisi, maka Taehyung memutuskan untuk duduk di belakang gadis itu. Tepat di belakangnya.

"Mulutnya jangan nga-nga terus. Nanti ada laler masuk." Bisik Taehyung sambil mencolek telinga Y/n dari belakang.

Hati Y/n mulai tak karuan. Apa lagi yang akan dilakukan laki-laki ini untuk mengganggunya? Benar-benar membuat fokus Y/n terpecah.

"Nanti bisa dong ngobrol dulu sepulang mata kuliah ini?" Bisik Taehyung lagi mencondongkan tubuhnya ke depan, berbisik di samping telinga Y/n. Bisikannya sangat lembut namun penuh ancaman.

Innocent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang