Ternyata setelah Nicholas menjelaskan Aileen paham kenapa pria itu ada di bawah pohon yang biasanya dia pakai tidur ini.
Nicholas penasaran apa Aileen sudah datang atau tidak, dan malah berakhir saling terkejut itu tadi.
"Luu, Ely, waktunya makan." Ucap Aileen yang membuat kedua kucing itu muncul seketika dari balik sisi tubuh nya. Nicholas yang melihat sedikit terkejut. Kami sekarang duduk berdampingan. Tidak ada jarak diantara kami saat duduk bersama.
Aileen memberikan satu potong roti nya kepada Nicholas sedangkan daging nya Aileen memberikan seperempat nya kepada familiar Nicholas yang dia panggil karena keinginan nya.
"Tidak terima kasih. Kau saja makan."
Lelaki ini masih menolaknya. Padahal kelas satu sangat jauh dari sini begitu pun juga kantin.
"Tolong terima saja, Tuan Nicholas. Aku tidak keberatan. Maaf jika aku memberimu roti keras ini." Ulur Aileen sebuah roti ke Nicholas yang duduk disamping nya. Akhirnya Nicholas menerimanya dan memakannya.
"Oh, ya aku hampir lupa. Aku kesini karena ingin memberikanmu ini."
Nicholas memberimu sebungkus berwarna kecoklatan berukuran kecil.
"Apa ini?" Tanya Aileen menerimanya.
"Obat oles, pereda memar. Aku melihat duel mu tadi pagi." Ucap Nicholas yang membuang wajahnya ke samping.
Aileen membukanya dan benar apa yang dikatakan Nicholas. Aileen segera mengoleskannya ke sekitar leher nya yang terasa sakit. Nicholas yang memperhatikannya mengambil obat oles itu.
"Biar aku saja."
"Tidak, aku saja. Anda sudah repot-repot membelikan untuk saya saja sudah sangat berterima kasih." Ucap Aileen sopan yang tidak ingin Nicholas bantu.
"Sudahlah diam, dimana memarmu?" Tanya Nicholas yang bingung tidak menemukan memar satu pun di leher Aileen.
"Itu disini apa tidak terlihat. Disini sangat sakit." Tunjuk Aileen ke tempat terdapat bekas memar yang sudah dia beri pertolongan pertama dengan sihir. Nicholas menurutinya dan mengoleskan nya ditempat Aileen tunjuk.
"Apa hanya pikiran ku saja atau memang jantung ku berdebar sangat cepat." Batin Nicholas kembali mengoles kan salep yang sempat terhenti.
"Apa sudah?"
Nicholas segera berhenti menatap Aileen. "Sudah." Menarik diri nya lebih jauh dari Aileen dan menutup kembali salep yang Nicholas berikan.
Nicholas itu sungguh tidak sopan menatap seorang gadis seperti itu.
Aileen kembali Merapikan rambut ku menutupi leher nya, bersamaan itu Aileen melirik Lunar dan Elios yang menatap nya dengan netra tajam mereka.
"Kenapa? Apa ada yang salah?" Tanya Aileen yang bingung bergantian menatap keduanya. Sedangkan Crystal, familiar Nicholas menjauh dari Lunar dan Elios. Terlihat serigala itu terlihat ciut melihat Lunar dan Elios yang menatap tajam dirinya.
"Kenapa? Hei, kalian lihat apa?" Tanya Aileen menarik Lunar yang biasanya suka dipeluk.
ARGGG!!! MEEOONNGGG!!!!
Eram Lunar menatap tajam Nicholas melihat apa yang baru saja bocah itu lakukan kepada Aileen mereka.
Elios juga terlihat marah seperti Lunar. Menatap tajam bocah itu di dalam pangkuan Aileen. Tanpa Nicholas sadari Crystal membuka paksa gerbang menuju alam roh dengan sendirinya.
"Hei, kalian tidak boleh seperti itu kepada Tuan Nicholas. Dia lelaki baik yang mau memberiku obat, lihat ini." Memperlihatkan obat oles yang baru saja Aileen gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARAH KAISAR I & II [SELESAI]
Fantasía"Apa ini karma bolos daring?" Gadis yang masih di bangku sekolah ini mati. Siapa yang menduga jika dia masuk ke dalam dunia novel yang sangat kakak nya gemari. War Empire Novel yang sangat di bucin kan kakak nya itu malah dia yang masuk ke dalam nov...