Part 19 Pertemuan

9.5K 572 9
                                    

"Itu tidak benar, karena ... itu bukan balasan yang setimpal untuk anda"

Alesha yang sekarang menjadi pusat perhatian semua orang pun melangkahkan kakinya dengan pasti untuk mendekati Bundanya dan juga Ara.

Terlihat sebisa mungkin Alesha menahan tubuhnya agar tidak roboh karena ia masih merasa sangat lemah disekujur tubuhnya. Hanya wajah pucat nya lah yang menunjukkan pada semua orang akan keadaannya sebenarnya.

Namun dengan keadaan nya yang seperti itu pun, Alesha masih bisa memberikan tatapan dingin pada adiknya yang sedang memeluk Bunda mereka. Tatapan dingin Alesha membuat Ara yang sudah merasa takut akan kejadian yang baru saja menimpanya menjadi sangat ketakutan akan kemarahan kakaknya ini.

Sedangkan Bunda Anika tentu saja terkejut mendapati putri sulungnya yang sudah 2 hari tak sadarkan diri di rumah sakit kini berada disini. Terlihat Bunda Anika sangat cemas saat melihat wajah Alesha yang masih pucat. Namun harus ia akui, tatapan putri sulungnya yang sangatlah dingin ini, membuatnya teringat akan kejadian sepuluh tahun yang lalu.

Saat Alesha sudah berada dihadapannya, Bunda Anika bisa merasakan jika Ara semakin mengeratkan pelukannya dan menutup matanya menandakan jika ia sangat takut pada kakaknya sekarang. Dan Seolah mengerti akan ketakutan anaknya, Bunda Anika pun tersenyum lembut lalu membelai rambut Alesha agar menenangkan suasana hati putri sulungnya ini.

"Kak... Ara cuman..." Ucap Bunda Anika namun terhenti saat Alesha berbicara.

"Ale gak bawa mobil. Bunda sama Ari tadi juga gak bawa mobil kan?" Ucapnya secara tiba-tiba dengan nada yang sangat tegas namun sedikit serak.

"Iya, tadi Bunda sama Ari naik taxi"

"Kalau gitu, ayo kita kembali ke rumah sakit. Kamu baru bangun, muka kakak masih pucat banget" Sambung Bunda Anika khawatir karena melihat wajah Alesha yang begitu pucat.

"Mila, lo bawa mobil?" Tanya Alesha tanpa menatap Mila yang sedang memapah Ari untuk berdiri, Ari sudah setengah sadar sekarang.

"Iya gue bawa mobil kok" Jawab Mila.

"Bunda, Ari..." Alesha membuat kontak dengan Ari yang langsung membuat adiknya itu mengalihkan pandangannya ke lain.

"Dan... Ara" Sambung Alesha yang kemudian memandang Ara yang masih menyembunyikan wajahnya dari kakaknya itu.

"Duluan aja ke mobil. Nanti kakak nyusul..." Tambahnya.

Anika menggelengkan kepalanya "Kita turun sama-sama aja... kak"

"Hanya sebentar" Kata Alesha lemah dan Anika menyadari itu, oleh karena itulah ia ingin langsung membawa anak-anaknya untuk kembali ke rumah sakit.

"Tapi. Kak... "

"Atau Bunda disini sama kamu, biar Ara dan Ari..." Ucap Bunda Anika putus Asa menyakinkan Alesha yang hanya menggeleng lemah.

"Aku gak akan buat keributan, seperti Ari" Kata Alesha Dingin, Ari yang mendengar itu merasa tertohok karena baru saja menyadari akan ulahnya yang kelewat batas tadi.

"Percaya sama Aku, Bunda" Kata Alesha Final seolah tidak ingin dibantah lagi.

Terlihat Bunda Anika menghela nafas pasrah lalu mengangguk menyetujui permintaan Alesha

"Mila, tolong bawa Bunda keparkiran" Tambahnya. Dan dijawab hanya dengan anggukan oleh Mila.

Mila sebetulnya ingin menemani sahabatnya disini, namun melihat bagaimana Alesha ingin tinggal sebentar tanpa ditemani oleh siapapun, seolah mengisyaratkan jika ia bisa menyelesaikan masalah disini, tanpa bantuan siapapun.

Kembalilah AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang