Part 20 Flashback (1)

8.4K 372 11
                                    

"Kamu gak pantas mengatakan itu dengan keadaan mu seperti ini"

10 tahun yang lalu...

Alesha membuka kedua matanya. Ia terpaku sesaat akan mimpi buruknya tadi, hingga membuat jantungnya masih berdebar kencang hingga sampai saat ini. Namun kemudian air matanya pun mengalir saat tersadar jika itu bukanlah sebuah mimpi, itu adalah kenyataan.

Dirinya masih disini, ditempat ini. Dan darah itu masih ada disana, seolah semakin mengingatkannya jika ini semua memang telah terjadi

"Kamu sudah sadar" Suara wanita yang cukup lemah mengagetkannya, sontak hal itu membuat Alesha terbangun dari tidurnya dan merangkak mundur dengan takut.

"Siapa aku?"

"Ini dimana?"

"Dan apa yang terjadi? Mungkin itulah yang ada di pikiranmu sekarang kan?" Tanyanya pada Alesha dan mencoba mendekati Alesha dengan perlahan.

Alesha yang melihat itu semakin memundurkan tubuhnya hingga ia menyentuh dinding, menandakan jika dirinya tak bisa lebih jauh lagi untuk menjauh. Wanita itu batin Alesha, walau wajahnya tidak terlihat jelas tapi Alesha tahu jika ia adalah wanita yang ia temukan pingsan di jalanan tadi.

Sekilas Alesha sempat memperhatikan, jika wanita itu berjalan pincang dengan baju yang acak-acakan. Apa yang sebenarnya terjadi dalam benaknya bertanya.

"Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja" Ucapnya saat duduk dihadapan Alesha.

Dan kini Alesha bisa melihat wajahnya dengan jelas, cahaya ditempat ini hanya berasal dari lampu di ujung sana dari tempat mereka berada sekarang.

"Kamu gak pantas mengatakan itu dengan keadaan mu seperti ini" Akhirnya Alesha mengeluarkan suaranya saat ia rasa jika wanita didepannya bukanlah orang jahat, entah kenapa hatinya berkata seperti itu.

Jujur, Alesha sedikit meringis melihat luka tamparan di wajah cantiknya. Namun kenapa wanita itu masih bisa tersenyum. Seakan tidak ada hal yang buruk terjadi padanya.

"Zivana. Namaku adalah Zivana. Aku juga gak tahu kita ada dimana. Karena... Orang itu telah menculik ku" Ucap Wanita itu tenang.

Tubuh Alesha kembali bergetar, ia takut tapi sebisa mungkin Alesha menyembunyikan ketakutannya. Dalam keadaan seperti ini ia harus berpikir jernih agar bisa keluar dari sini. Seketika ia teringat dengan dua wanita tadi, apa yang terjadi dengan mereka.

"Dua wanita yang tadi... Apakah Mereka?" Tanya Alesha menggantung, dirinya khawatir dengan keadaan mereka berdua.

Zivana sedikit tegang saat mendengar pertanyaan Alesha. Lalu membelai rambut Alesha dengan tangan gemetarnya. Terlihat mimik wajahnya terlihat sedih dan juga takut saat tak sengaja berkontak mata dengan Alesha.

"Tentu saja mereka berdua sudah mati" Suara orang itu yang membuat Zivana ketakutan dan langsung memeluk Alesha, yang juga terkejut dengan kedatangannya.

"HAHAHAHA" Tawa orang itu menggelegar. Membuat Zivana semakin mengeratkan pelukannya dengan tubuh yang gemetar.

"Buat apa manis kamu bertanya hal yang sudah pasti. Jika kamu tanya alasan kenapa mereka Mati adalah karena wanita yang sedang memelukmu" Tambahnya diiringi dengan tawa yang membuat Alesha sedikit geram.

Alasan kedua wanita tadi harus meninggal adalah ulah lelaki itu sendiri rutuk Alesha dalam hati.

Dan sebelum Alesha menyadari apa yang terjadi, orang itu sudah membuka kunci sel dan masuk kedalam. Alesha pun dikejutkan dengan teriakan Zivana yang ditarik rambutnya oleh lelaki itu dan membuat Zivana harus melepaskan pelukannya pada Alesha.

Kembalilah AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang