Part 28 Mereka

9.1K 506 19
                                    

Sepertinya di hidup ini aku tidak akan bertahan lama tambahnya dalam hati

"Aku... Pernikahan ku"

Keheningan kini menyelimuti ruangan itu. Dengan Ryan yang sepertinya belum sadar jika ucapannya barusan membuat semua orang kini menatapnya terkejut dan juga kebingungan. Hingga sebuah suara kaku memecahkan keheningan itu.

"Kakak... Mau nikah?" Tanya Nayla sembari menatap Ryan dengan bingung. Namun orang yang ditanya masih menatap Alesha lekat.

Tentu saja, Nayla sangat terkejut mendengar perkataan Ryan barusan. Bukankah pertemuan antara mereka berdua sebelumnya Alesha masih bersikap dingin pada Ryan batin Nayla.

Apakah kak Alesha sudah mau menerima kak Ryan kembali? Kini pikiran Nayla hanya seputar itu.

Sedangkan Daniel, ia tidak terlalu fokus dengan perkataan Ryan karena sedari tadi perhatiannya ada pada sang putri yang terlihat sudah lebih baik setelah keluar dari rumah sakit. Ia sangat khawatir melihat betapa pucat putrinya namun Daniel hanya bisa melihat dari jauh karena Anika melarangnya.

Sepertinya ucapan Anika waktu itu bukanlah sekedar ancaman belaka, bahwa ia akan menjauhkan anak-anak dari Daniel.

Kedua orangtua Ryan juga sangat kebingungan dengan perkataan tiba-tiba anaknya itu. Bukankah kedatang mereka kesini untuk bertemu Alesha dan memesan pakaian untuk acara ulang tahun perusahaan yang akan datang.

Disisi lain Alesha dengan santai mengangguk kan kepalanya lalu menuliskan sesuatu di kertas yang ia bawa sedari tadi. Namun saat Alesha selesai menulis matanya pun tanpa sengaja bertemu dengan mata Ryan.

Lelaki itu masih menatapnya sedari tadi.

"Jadi kapan pernikahannya? Atau lebih tepatnya tanggal berapa? Bulan apa? Tahun ini kah?" Tanya Alesah setelah mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Tunggu bentar sayang... Tante mau ngomong bentar sama Ryan" Ucap Tante Fania dan Alesha menyilahkan dengan isyarat tangannya.

"Ryan..!" Panggil Fania namun putranya seolah tidak mendengar, Ryan seolah terhipnotis pada Alesha yang berada dihadapannya.

Melihat kelakuan anaknnya, Fania pun langsung mencubit perut putranya yang sedari tadi sudah membuat semua orang kebingungan akan perkataannya perihal pernikahan. Namun sepertinya hanya Alesha yang menanggapi kalimat itu dengan biasa saja

"Aww... kenapa cubit sih mah. Sakit" Rengeknya Ryan yang ternyata manja dengan sang mama.

"Kamu ini Ryan! Mau nikah sama siapa? Emang orangnya mau!" Ucapan tajam sang mama menyadarkan Ryan akan ucapannya barusan

Hingga lelaki itu pun kalng kabut sendiri menahan malu karena tidak bisa menahan diri mengucapkan kata-kata pernikahan dihadapan Alesha.

"Maksud aku... Bukan pernikahan... Calonnya aja masih belum..." Ucapnya lagi-lagi terhenti, kemudian Ryan memandang Alesha.

Sedangkan yang ditatap memejamkan matanya dan menarik nafasnya pelan lalu tersenyum tipis sangat tipis.

"Lalu? Ada urusan apa datang kesini? Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Alesha pelan dan sangat ramah.

"Itu... Aku mau... mesen jas buat acara ulang tahun perusahaan... Dan..." Ucapnya terhenti lagi karena mendengar ketukan di pintu.

Alesha yang mendengar itu pun langusng mempersilahkannya masuk. Dan ternyata Elsa yang datang bersama mbak Asri dengan membawa minuman dan juga kue.

"Makasih Mba dan Elsa" Ucap Alesha setelah mbak Asri menyajikan minuman dan kue diatas meja lalu keluar dari ruangan itu.

"Silahkan" Ucap Alesha mempersilahkan semua orang yang tanpa sadar kini menatapnya.

Kembalilah AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang