Part 8 Terjebak

7.3K 426 21
                                    

Nayla menutup matanya, haruskah sekarang ia benar-benar melepaskan Ryan? Untuk menebus semua kesalahannya.

Sekarang Ryan sedang berada di kediaman keluarga Hatmaja. Dirinya mendapat panggilan telepon dari Om Daniel yang memintanya untuk datang ke rumah. Padahal tadi ia berniat ingin mengikuti wanita yang keluar dari Ale ButiQ.

Jika kalian bertanya apakah Ryan sempat melihat wajah wanita itu maka ia akan menjawab, Tidak. Hujan deras yang masih membasahi ibukota sangat menyulitkan nya untuk melihat wajahnya.

"Benar tadi kamu dan Nayla bertemu dengan sahabatnya Alesha?" Tanya Daniel yang duduk tepat di hadapan Ryan, di sebelah lelaki itu ada Nayla terduduk diam dan juga Tante Raya, ibunya Nayla.

Ryan menatap Nayla, pasti dia yang memberitahu Om Daniel dan menceritakan semuanya.

Ryan pun hanya mengangguk karena ini bukanlah hal yang harus di rahasiakan nya dari Om Daniel.

Daniel menghela nafas lega "Setelah sekian lama Om bertanya pada mereka, tapi tidak pernah sekalipun mereka buka suara tentang Keluarga om"

Daniel sudah beberapa kali bertemu dengan sahabatnya Alesha namun mereka dengan sopan menolak untuk memberitahu keberadaan Alesha serta adik dan ibunya. Bahkan orangtua mereka pun seakan kompak untuk tidak buka suara kepada Daniel.

Lelaki berumur 45 tahun itu tersenyum sendu, matanya benar-benar memancarkan kerinduan. Seandainya saja Tante Anika, Alesha dan adik-adiknya bisa melihat kerinduan itu batin Ryan.

Sedangkan disisi lain, Daniel merasa sangat jahat. Di saat dirinya memberikan kenyamanan, menghidupi dan memberikan kemudahan materi pada orang lain. Anak-anaknya sendiri harus berjuang sedari muda.

Raya yang juga tadi mendengar akan kabar keluarga mantan suaminya ini tidak bisa berkata apa-apa lagi, air matanya bahkan tidak berheti mengalir saat Nayla menceritakan semuanya tadi, ia sangat menyesal karena telah merebut kebagaian orang lain.

"Tapi... Di usia mereka yang masih muda... Harus bekerja... Om benar-benar gagal total menjadi seorang Ayah karena membiarkan anak-anak om bekerja keras.. Apalagi tukang jahit... Kebun..."

"Om" Potong Ryan.

"Om tahu kan sahabatnya Alesha itu bagaimana, mungkin kata-kata yang di ucapkan mereka hanya... Terlalu di dramatisir saja ..."

"Apalagi tadi saya datang ke sebuah ButiQ yang cukup besar, saya rasa itu punya Alesha... Tapi saya masih belum yakin" Tambahnya.

Sontak hal itu membuat Daniel termenung, apakah mereka ada di Jakarta? Kalau benar, betapa bodoh dirinya yang selama ini selalu mencari di Surabaya, seharusnya ia memperbesar lingkup pencariannya.

"Saya sudah meminta anak buah saya untuk menyelidiki ButiQ itu om, semoga hasilnya seperti yang kita harapakan" Ucap Ryan yang tadi sempat menyuruh anak buahnya untuk menyelidik ButiQ tersebut.

"Kamu yakin? Gimana kalau besok om langsung ke sana untuk memastikan... Kalau benar itu punya Alesha berarti mereka semua kemungkinan ada di Jakarta?" Daniel mengeluarkan pikirannya.

"Ayah kan besok mau check up ke dokter" Nayla mengingatkan yang sedari tadi hanya diam jadi pendengar.

"Tapi...." Ucap Daniel namun kembali di potong oleh Ryan.

"Biar saya saja besok ke sana, om tenang aja apapun kabarnya akan saya sampaikan ke om"

"Terima Kasih Ryan, om benar-benar berterima kasih"

"Enggak om, ini juga demi saya"

Demi cintanya, yang sudah ia lukai sepuluh tahun yang lalu.

"Tapi om..." Ucap Ryan ragu, ada sesuatu yang mengusiknya.

Kembalilah AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang