Alesha hanya menghela nafasnya lelah. Mungkin memang dari awal seharusnya ia bisa lebih bersikap tegas pada lelaki itu.
Alesha dan Samuel kini berada di ruangan kerjanya Alesha di lantai dua ButiQ. Dan pandangan Alesha pun tak pernah putus dari Samuel yang terus memasukkan makanan ke mulutnya. Sebenarnya lelaki itu sangat menyadari jika sedari Alesha masuk keruangan nya, mata gadis itu tak henti terus menatapnya tajam.
"Udah selesai makannya?" Tanya Alesha dan membuat Samuel yang sedang minum tersedak hingga ia terbatuk-batuk.
Alesha pun yang tadinya duduk di kursi putranya berdiri menghampiri Samuel lalu menepuk pelan punggung laki-laki itu, hingga sampai Samuel memberikan jempolnya pertanda jika ia sudah lebih baik.
"Sumpah tadi gue gak tahu kalau ada... Mereka" Ucap Samuel tiba-tiba karena melihat Alesha yang langsung duduk disebelahnya. Samuel masih agak segan jika harus menyebut nama Daniel atau Ryan dihadapan Alesha.
Namun pikiran Alesha kini sedang melayang ke kejadian tadi saat tiba-tiba Samuel datang dan langsung memeluknya dan membuat semua mata tertuju kepada mereka berdua dengan penuh tanya.
"Gantian, kamu kemaren 2 kali meluk aku" Ucap Samuel lalu matanya pun bertemu dengan orang-orang dihadapan Alesha, sontak hal itu membuatnya terekjut, sangat terkejut malah.
Namun saat Samuel hendak melepaskan pelukannya matanya tak sengaja melihat Ryan yang sedang menatapnya penuh dengan rasa cemburu dan hal itu membuatnya tersenyum jahil seraya terus mengeratkan pelukanya pada Alesha.
Sedangkan Alesha yang dipeluk seperti itu langsung berbisik dengan nada dingin "Lepas"
Samuel pun langsung melepaskan pelukannya kepada Alesha seraya tersenyum aneh.
"Yaudah aku tunggu di atas yah. "Ucapnya namun ditahan Alesha saat Samuel hendak berbalik pergi.
"Kenapa?" Tanya Samue sok manis
Sebenarnya Alesha agak jengah dengan sikap Samuel namun lama-lama ia memaklumi juga.
"Sekalian bawa ke atas, bubur dibawa Bima tadi" Ucap Alesha menunjuk bubur yang tadi ditinggalkan Bima.
"Lah Bimanya mana?" Tanya Samuel karena ia memang sangat dekat dengan sahabat Alesha terutama Bima.
"Ada urusan katanya" Ucap Alesha dan diangguki oleh Samuel lalu mengambil bungkusan plastic diatas meja.
"Yaudah Tuan, Nyonya, dan hadirin sekalian. Mohon maaf waktunya saya ambil dan permisi" Ucap Samuel lalu melambaikan tangannya, lelaki itu memang penuh semangat.
Setelah kepergian Samuel kini Alesha meneruskan kembali ucapannya yang tertunda hingga sebuah pertanyaan dari Daniel membuat Alesha menatap sang Ayah yang memang sedari tadi terus menatapnya tanpa henti.
"Yang tadi siapa mu nak?" Tanya Daniel mewakili rasa penasaran Ryan, padahal dia juga sangat penasaran siapa lelaki yang sering kali ia temui itu
"Calon" Ucap Alesha santai dan tanpa perlu berpikir panjang, karena memang Samuel calonnya.
"Apa?" itu adalah ungkapan kaget dari semua orang, namun tidak termasuk Ryan yang terdiam seraya menatap Alesha dengan tidak percaya.
"Ngelamun lagi... Pasti gak denger deh aku ngomong apa?!" Tanya Samuel yang menepuk pundak Alesha sekaligus membuyarkan lamunan gadis itu.
Alesha yang tersadar dari lamunannya kemudian tanpa memandang Samuel langsung mengambil buku sketsa dan pensil diatas meja. Ia mulai menggambar sebuah siluet sebuah jas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalilah Alesha
RomanceAyahnya pergi mengkhianati kepercayaan nya. Dan dia, cinta pertama nya pergi meninggalkan dirinya. Kejadian yang lebih buruk bahkan mengikutinya. Saat Alesha berjuang untuk kesembuhan nya demi orang-orang di sekitarnya. Mereka kembali, meminta kesem...