Part 15 Menelusuri Ingatan

8.2K 472 15
                                    

Alesha terpaku, ia telah kehilangan ayahnya. Kini ia juga kehilangan cinta pertamanya.

Delapan jam lebih sudah Alesha mengendarai mobilnya di jalanan, matanya masih fokus menyetir dengan kecepatan rata-rata. Yang berarti sudah delapan jam jugalah ia menghilang tanpa memberi kabar kepada siapapun. Padahal waktu sudah menunjukan jam sembilan malam.

Baterai Hpnya pun menunjukkan angka 1% akibat banyaknya mendapat panggilan telepon dan Chat dari banyak orang. Hingga sebuah panggilan yang diberi nama Bunda menjadi panggilan terakhir yang terhubung sebelum Hpnya mati total akibat kehabisan daya.

Dan Alesha masih terus melajukan mobilnya,, matanya tidak lelah dan pikirannya sangat terjaga bahkan sanggup untuk menyetir tanpa istirahat hingga sampai ketempat tujuan nya.

Flashback

Alesha yang tampak kusut berjalan kearah rumah seseorang yang sangat di bencinya. Ia hanya berjalan sendiri, tak ingin jika para sahabatnya mendapat masalah lagi akan perbuatan yang akan dia lakukan kini.

Namun tanpa diketahui oleh dirinya. Mila, Dira dan Bima mengikutinya diam-diam. Mereka khawatir dengan Alesha yang sudah beberapa minggu ini terlihat murung dan pendiam tidak seperti biasanya

Apalagi jika ditanya ada apa Alesha malah mengeluarkan air mata dan membuat mereka kalang kabut sendiri karena Alesha tidak pernah menangis dihadapan mereka. Oleh karena itulah Mila, Dira dan Bima sengaja beberapa hari ini memantau Alesha dari jauh untuk menjaganya.

Kembali kepada Alesha yang saat itu matanya bertemu dengan seseorang yaitu Nayla yang sedang bersama kelima temannya, gadis itu tersenyum tanpa beban kearahnya.

"Kak Alesha?" Panggilnya penuh senyum. Nayla memang sangat menyukai Alesha karena dulu selalu menghentikan Mila dan Dira yang sempat membully nya saat pertama masuk sekolah.

Mendengar suara gadis itu membuatnya sangat muak hingga tanpa ragu ia langung menarik rambut gadis itu ,karena Nayla adalah anak pelacur yang sudah merebut Ayahnya.

Nayla berteriak menahan sakit dan meminta tolong, namun teman-temannya sedikit takut dengan Alesha yang notabennya adalah kakak kelas dan juga preman di sekolah mereka. Apalagi melihat kedatangan Mila, Dira dan Bima yang mengancam mereka lewat mata agar jangan ikut campur.

"Akhirnya Alesha sadar juga" Desis Mila menyenggol Dira yang sedang asyik melihat sang sahabat menarik rambut Nayla.

Mila dan Dira tidak menyukai Nayla karena menurut mereka gadis itu sangat bermuka dua, di depan Alesha selalu mendukung hubungannya dengan Ryan namun di depan Ryan malah kecentilan.

Apalagi sabatnya ini terlalu buta dan tuli kalau diberitahu, syukurlah sekarang mata dan telinga Alesha sudah terbuka.

"Sakit Kak" Ringis Nayla menahan tangan Alesha agar tidak terlalu menjambak rambutnya.

"Ini Sakit lo bilang? INI SAKIT?" Teriak Alesha.

"Tapi apa yang sudah dilakuin pelacur kayak nyokap dengan merebut Ayah kami bukan hanya membuat kami sakit, tapi membunuh kami secara perlahan"

Mila, Dira dan Bima yang mendengar itu terdiam. Jadi apakah itu adalah alasan kenapa Alesha beberapa minggu ini terlihat murung?

Dira kini menangis, ia sedih mendengar apa yang terjadi kepada keluarga sahabat baiknya ini. Mila ingin memeluk Alesha, menenangkannya jika masih ada mereka disampingnya sampai kapanpun. Bima mengepalkan tangannya kuat, ia marah bagaimana bisa seorang lelaki begitu tega meninggalkan keluarganya sendiri.

Kembalilah AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang