Part 26 Perdebatan

9.4K 469 19
                                    

Melepaskan semua rindu yang terus menumpuk selama ini, bahkan sampai kapan pun rindunya pada gadisnya tidak akan pernah habis.

Ryan membuka kedua matanya, sinar matahari yang langsung mengenai wajahnya membuat lelaki itu sedikit mengernyitkan dahinya. Jujur, ia masih merasa mengantuk, karena tidak tidur semalaman dan baru bisa tertidur selepas subuh.

Namun keengganan nya untuk tidak bangun seketika musnah saat Ryan mendengar suara seseorang yang selama 10 tahun ini dinantikannya. Lelaki itu pun langsung terduduk mendapati Alesha ada dihadapannya.

Gadisnya sedang berbicara dengan seseorang melalui Hpnya.

Seolah tidak mempercayai pengelihatannya sendiri, Ryan pun mengucek kedua matanya karena ia takut jika Alesha yang ada dihadapannya sekarang hanyalah sebuah halusinasi seperti yang selama ini selalu Ryan alami.

Dan saking tidak mempercayai pengelihatan nya Ryan pun mencubit tangannya sendiri, karena ia juga takut jika ini semua hanyalah mimpi. Tapi ini semua bukanlah halusinasinya maupun mimpi, Alesha benar-benar ada dihadapannya.

Ryan pun membeku ditempatnya, seolah seluruh badannya lumpuh dan tidak mampu untuk digerakkan saat Alesha menatap kearahnya dan tatapan gadisnya membuat jantungnya berdebar tidak karuan. Ryan pun menjadi sedikit salah tingkah sehingga ia harus mengalihkan pandangannya kebawah.

Namun senyum kini terus terpancar di wajah Ryan.

Alesha yang sudah sejam terbangun lebih dulu juga terkejut mendapati Ryan sedang tertidur di sofa di ruang rawat inapnya. Bahkan ia tidak menemukan siapapun seperti Bundanya ataupun Samuel. Dan setelah mendengar penjelasan Bundanya melalui telepon Alesha hanya menghela nafasnya pasrah dan membiarkan Ryan tidur hingga terbangun dengan sedirinya.

"Ngapain sih lo masih disini" Itu suara Mila yang baru saja datang dengan membawa beberapa dokumen pesanan Alesha. Tidak lupa muka tidak bersahabat Mila yang melihat adanya Ryan di ruang inap sahabatnya ini.

Namun Mila tidak bisa mengomentari apapun karena ini adalah keputusan Bunda Anika dan ia tidak berani menyalahkan keputusan Bunda Sahabatnya itu.

Melihat kedatangan Mila sontak raut wajah Ryan yang tadinya sangat senang kini berubah menjadi murung. Padahal tadi malam dirinya sangat sulit sekali meyakinkan Bunda Anika, agar memberikan dirinya kesempatan sekali lagi agar bisa menjaga Alesha.

Bahkan Ryan pun dengan susah payah memohon pada Bunda Anika agar laki-laki yang bernama Samuel di suruh pulang saja. Karena laki-laki itu seolah tidak ingin berpisah dengan Aleshanya tadi malam.

Itu semua Ryan lakukan agar ia bisa lebih lama memandang wajah gadisnya tanpa gangguan siapapun. Juga, ia cemburu dan juga iri kepada lelaki bernama Samuel yang sepertinya sangatlah dekat dengan Aleshanya.

Bahkan Ryan rela tidak tidur sampai subuh menjelang, agar bisa terus memandang dan menjaga sang pujaan hati nya. Melepaskan semua rindu yang terus menumpuk selama ini, bahkan sampai kapan pun rindunya pada gadisnya tidak akan pernah habis.

Namun jika ada Mila yang ada hanya akan menganggu dirinya jika ingin berbicara pada Alesha. Harusnya ia bangun lebih pagi lagi batin Ryan menyesal.

Ryan pun bangkit dari sofa dan berjalan mendekati Alesha yang sedang duduk dengan menyangga kan beban tubuhnya kebelakang. Ryan tak tahu harus berbicara apa, padahal banyak sekali kata dan pertanyaan yang sudah ia rangkai jika kembali bertemu dengan Alesh namun semua itu tak mampu ia ucapkan.

Kini yang Ryan dapat lakukan adalah memandang Alesha yang sedang menggambar sketsa dibukunya. Walaupun sedikit ragu dan juga sangat gugup Ryan pun memberanikan diri untuk mengucapkan sesuatu pada gadisnya.

Kembalilah AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang