Part 27 Kedatangan

9.2K 482 19
                                    

Dan alasan mengapa cincin itu masih melingkar di jarinya sampai saat ini adalah karena Alesha tidak bisa melepaskan cincin yang di pasangkan oleh orang lain kepadanya.

Setelah selama tiga hari Alesha di rawat di rumah sakit dan dokter menyarankan untuk bed rest selama seminggu di rumah. Namun dengan sedikit pemaksaan oleh Alesha pada sang Bunda, akhirnya ia bisa kembali bekerja setelah hanya Bed rest selama tiga hari saja di rumah, bahkan permintaan Samuel untuk istirahat sehari saja tak dihiraukan oleh Alesha.

Bundanya pun sebenarnya terpaksa mengijinkan putri sulungnya untuk kembali bekerja namun kata-kata Alesha membuat Bunda Anika akhirnya menuruti kemauannya untuk bisa keluar dari rumah dan pergi bekerja.

Perkataan Alesha bahkan sampai sekarang terus teriang dipikiran Bunda Anika, bagaimana tidak kepikiran jika sang putri sulung berkata "Jika ia tidak melakukan apapun entah sadar ataupun tidak pikirannya selalu memikirkan hal-hal buruk"

Di sisi lain, Alesha yang kini sedang focus menggambar di ruang kerjanya tiba-tiba saja menghentikan kegiatannya. Dan langsung bersender ke kursi putarnya, ia pun memutar kursinya agar menghadap ke belakang dan terlihat ada beberapa foto yang terpajang di atas meja.

Ada fotonya dengan keluarganya, sahabatnya, keluarga Samuel dan juga foto dirinya sendiri yang sedang tersenyum melihat kedepan. Jika diingat fotonya itu adalah saat Alesha masih berada di London.

Sekarang banyak sekali yang ada dipikirannya, yang pertama akan sikap nya kepada Ara yang entah kenapa seperti ada jarak diantar mereka, yang diciptakan oleh adiknya itu.

Kedua adalah akan pertemuannya dengan orang-orang dari masa lalunya, yang tak bisa ia hindari begitu saja dengan terus berlari.

Perihal masalah Ara mungkin Bunda dan Ari tidak menyadarinya. Namun Alesha tahu pasti, jika adiknya Ara seolah menghindarinya. Apakah karena kejadian yang hampir saja menimpanya di Hotel waktu itu? Padahal Alesha sudah berusaha untuk bersikap seperti biasanya pada Ara.

Lalu tentang pertemuannya dengan sang Ayah. Alesha teringat saat dirinya diperboleh kan pulang oleh dokter, Ayahnya sangat ingin sekali mengantar dirinya namun Bundanya melarang tidak memperbolehkan dan seolah tak ingin jika sang Ayah mendekati mereka.

Padahal selama ini bukankah sang Bunda yang selalu menasehati mereka agar bisa memaafkan dan bersikap lebih baik pada orang-orang di masa lalu.

Dan Ryan, lelaki itu batin Alesha lalu melihat ke jari manisnya. Ada sebuah cincin yang melingkar disana dan tak perlu mencari tahu siapa pelaku yang telah memakai kan dirinya sebuah cincin. Karena lelaki itu sendiri yang mengatakan jika cincin ini darinya.

Alesha bahkan tanpa berkata apapun langsung menjulurkan tangannya kearah Ryan agar melepaskan cincin ditangannya, namun lelaki itu hanya tersenyum lalu membelai pelan rambut Alesha kemudian berkata jika tidak suka boleh dibuang saja.

Dan alasan mengapa cincin itu masih melingkar dijarinya sampai saat ini adalah karena Alesha tidak bisa melepaskan cincin yang di pasangkan oleh orang lain kepadanya.

"Ryan...!" Ucap Alesha lelah.

Alesha pun memijit keningnya pelan sembari memejamakan kedua matanya. Ternyata pekerjaannya yang menumpuk pun tetap tidak bisa mengalihkan pikirannya akan semua masalah yang terjadi.

Tok Tok Tok

"Mbak Ale?" Panggil seseorang diluar sembari mengetok pintu ruangnnya. Kemungkinan adalah salah satu pegawainya.

Alesha pun menegakkan tubuhnya dan menghela nafas pelan seolah menenangkan dirinya.

"Masuk" Ucap Alesha mempersilahkan siapapun yang ada diluar untuk masuk ke ruangannya.

Kembalilah AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang