Part 16 Ketakutan

8.3K 501 4
                                    

"Semakin hari aku semakin sulit mengenali yang mana sebuah kenyataan dan yang mana sebuah hayalan"

Alesha memarkirkan mobilnya di depan toko CakeBakery yang terlihat sudah tutup begitupula dengan toko Florist padahal biasanya toko akan tutup sekitar jam 9 malam. Banyaknya mobil di depan rumahnya pun seakan menjawab semua pertanyannya saat ini.

Alesha hanya berharap mereka semua tidak mencercanya dengan berbagai pertanyaan dan nasehat karena ia sudah sangat kelelahan dan tak ingin memikirkan apapun lagi.

Memejamkan mata adalah hal yang sangat Alesha butuhkan sekarang, sebenarnya bisa saja dirinya tidur di dalam mobil tapi ia memilih menahannya sejenak agar dapat bertemu dengan ranjangnya dan bisa terlelap di sana.

Sekarang waktu sudah menunjukan jam 18.17 di dasbor mobilnya. Kepalanya berdenyut sangat sakit dan matanya terasa perih setelah tidak tidur selama lebih dari 24 jam.

Tentu saja Alesha menyalahkan dirinya sendiri akan sakit yang diterimanya saat ini.

Perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dan sebaliknya yang dilakukannya tanpa istirahat sama sekali baru saja berefek sekarang. Bahkan rasa perih di lambungnya mengingatkannya jika ia hanya makan sebungkus roti dan meminum sebotol air mineral yang dibelinya di minimarket saat di Pom Bensin.

Dengan sedikit kekuatan yang tersisa, Alesha berjalan memasuki rumahnya. Ia sangat yakin pasti semua orang akan mulai menceramahi nya, termasuk orang itu yang sudah Alesha hindari lebih selama setahun ini.

Biarlah pikirnya dan tanpa ragu Alesha memasuki rumahnya dan langsung disambut pekikan nyaring oleh Mila dan Dira yang sedang duduk di ruang tamu.

"ALEEEEEE" Teriak Mila dan Dira yang langsung berdiri dari tempat duduk mereka lalu menghampiri Alesha.

"Astaga Ale lo... Lo bener-bener deh, gak mikirin Bunda apa!!" Bentak Mila, ia benar-benar tak habis pikir dengan sahabatnya satu ini. Marah bercampur khawatir telah membuat mereka tidak bisa tidur semalaman terutama Bunda Anika.

"Lo gak papa kan? Lo ngapain sih pake acara ke surabaya segala, kita udah mikir lo diculik lagi atau semacamnya tau " Tambah Dira yang sedang memeluk Alesha, air mata mengalir deras diwajahnya.

"Gue sampai datang ke jakarta lo ternyata malah ke Surabaya" Tangis Dira, perempuan itu memang tinggal di Surabaya namun setiap seminggu sekali berkunjung ke Jakarta.

Nyaris saja mereka melaporkan kehilangan Alesha ke polisi, namun mereka batalkan karena mendapat kabar langsung dari gadis itu jika Alesha ada di Surabaya dan akan segera pulang secepatnya.

"Ale, lo gak kenapa-napa kan. Gak terjadi sesuatu kan?" Teriak Bima yang tiba-tiba muncul dan tak kalah khawatir sembari mengamati Alesha dari atas ke bawah, memeriksa adakah luka di sahabatnya ini.

"Ale, aku hampir mau nyusul kamu ke Surabaya" Ucap Samuel seraya berdecak pinggang yang juga terlihat sangat khawatir dengan Alesha.

"Lain kali ya aku mohon kemanapun kamu pergi. Please ajak aku. Aku bakal temenin kamu kemanapun kamu mau" Tambahnya sembari meraih tangan Alesha agar dapat ia genggam.

Alesha masih diam sedang mencerna rentetan perkataan dari semua orang, rasanya kepalanya tambah sakit saat mendengar semuanya namun ia harus menahannya.

"Ale" Panggil Bunda Anika lemah,

Mendengar suara Bundanya Alesha pun menatapa sang Bunda yang bisa dilihatnya jika Bunda nya pasti menangis semalaman karena mata yang sembab juga kantung mata yang sangat terlihat jelas. Ara dan Ari juga menyambutnya dalam diam, kedua adiknya menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Kembalilah AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang