Kisah kami - 32

1.6K 167 5
                                    


"Halo Max ... apa kabar ..."

"Halo om Mew ... ini siapa om?"

"Ini .. namanya om Gulf ... sepupu papa mu dan istrinya om Mew .."

"Ooo ... halo om Gulf ... namaku Max .."

"Halo Max .. namaku Gulf dan senang bertemu denganmu ..."

Gulf tersenyum pada Max dan Max merasa nyaman bersama Gulf. Mereka bertiga berjalan menuju ke resto dan disana sudah ada Bas dan V.

Max berlari mendekati Bas dan memeluk Bas, dengan penuh kasih sayang Bas memeluk Max dan berbincang sebentar sebelum akhirnya Mew, Gulf, Zee, Bas dan Max duduk bersama dengan papa, mama, ayah bunda dan yang lainnya.

"Jadi ... Max maukan liburan selama 2 bulan bersama ayah?" tanya papa

"Max mau kakek ... tapi ... apa mom tidak ikut?" tanya Max

"Tidak sayang .. mom perutnya sudah besar dan akan sulit jika mom ikut bersama Max dan ayah .." jawab Bas dengan penuh kelembutan.

"Tenang saja ... om Mew ikut koq .. jadi kita bisa jalan - jalan bersama ..." kata Mew dengan senyum dan tawa kecilnya yang membuat Max jadi lebih senang.

"Jadi kapan kalian berangkat Zee?" tanya mama dan Zee menjawabnya.

"Mungkin 2 atau 3 hari lagi .. Paat sedang mengurus semuanya ..."

"Jangan terlalu jauh Zee ... kasihan Max kalau harus menempuh perjalanan jauh .. lagi pula .. Gulf dan Mew baru menikah ... kita gak tahu apakah Gulf sedang hamil muda saat kalian jalan - jalan nanti .." kata papa

Mew dan Gulf saling memandang dan tersenyum, lalu Max turun dari kursinya dan mendekat ke Gulf.

"Papa .. Max mau duduk sama papa .." Gulf dan yang lainnya terkejut, tapi dengan tersenyum Gulf mengangkat Max dan memangku Max.

Mew memberikan suapan makanan milik Max dan semua sibuk berceloteh melihat Mew, Gulf dan Max.

Papa bahkan bercanda, mungkin seharusnya Mew dan Gulf yang jadi orang tua Max, bukan Zee dan Bas ... karena Max terlihat sangat mirip dengan Gulf tapi warna kulitnya mirip dengan Mew.

"Hahaha papa ada - ada saja ... " kata Mew sambil tertawa, tapi tidak dengan Zee.

"Kenapa kalian bisa dengan mudahnya tertawa disaat aku masih terluka?" kata Zee ketus, dan Bas mengelus lengan Zee

"Bas, ayah tidak pernah mengajarimu menjadi istri yang tidak berbakti bukan?" tanya ayah

"Iya ayah, maafkan Bas ayah .."

"Sudah ... Zee terluka juga bukan sepenuhnya salah Bas, ayah ... Gulf dan Zee juga ada andil disitu .." kata bunda dengan tersenyum kecil.

"Ya tetap seharusnya sebagai istri dia harus bisa membahagiakan suaminya, terlepas dulunya gimana ..." kata ayah lagi dan kemudian Mew menyahut ucapan ayah

"Kalau Bas tidak menikah dengan Zee, aku tidak bisa menikah dengan Gulf loh yah ..."

"Eh iya ... bener juga ...." kata ayah sambil tertawa.

"Lalu .. apa kalian sudah punya rencana kapan mau memberikan kami cucu ?" tanya mama pada Mew dan Gulf.

"Kalau itu .... kita tidak menundanya ma ... tapi mungkin setelah 2 bulan ini baru kami akan menghabiskan waktu kami berdua ..." kata Mew.

"Gulf .. lalu bagaimana pertanyaan ayah kemarin?"

"Emmmm ... aku akan menetap di Kyoto ayah ... Mew akan bekerja di kantor cabang di Kyoto .." Kata Gulf dengan nada yang lembut.

"Apa tidak masalah Mew? kalau kamu pindah ke Kyoto?" tanya ayah

"Tidak ada masalah ayah .. lagi pula justru mungkin aku akan dibutuhkan di Kyoto karena perusahaan itu baru aku dirikan sebulan yang lalu ..." kata Mew

"Bukankah akan menjadi pertimpangan nantinya?" kali ini papa bertanya pada Mew.

"Tidak akan ada masalah pa .. lagipula Paat dan Saint yang akan lebih banyak menghandle di SF dan beberapa cabang lainnya."

"Kalau itu tidak mengganggumu .. papa percaya padamu ... lalu kapan kamu akan mulai menambah tanggungjawabmu Zee?" papa bertanya pada Zee dan Zee melihat ke arah papa dan mama lalu berkata.

"Aku sudah berjanji .. setelah ini aku akan melakukan semuanya .... aku tidak akan melarikan diri, papa tenang saja ..."

"Baiklah .. papa pegang kata - katamu .. urusan Frey, papa yang akan urus."

"Terserah papa saja .. yang penting aku dan kak Mew tidak mau berurusan dengan Frey."

"Kamu aja Zee ... aku tidak ada sangkut pautnya dengan Frey .." kata Mew sambil bercanda dan Zee menimpali kata - kata kakaknya sambil tertawa ...

"Tapi kalau aku gak ada .. Frey akan menggejar kakak weeeekkkk ...."

Suasana menjadi cair dan tidak ada kekakuan seperti sebelumnya, setelah Mew dan Zee bercanda bersama.


...


"Sayang ... nurut kata om Mew dan om Gulf ya .... dan ingat Max juga harus nurut sama ayah .. janji ya sama mom .." kata Bas sebelum Max meninggalkan Bas di hotel.

"Iya mom ... Max akan nurut sama daddy dan papa dan ayah juga .." kata Max sambil tersenyum.

"Kenapa Max memanggil om Mew dan om Gulf dengan daddy dan papa?"

"Kenapa mom? apa Max tidak boleh memanggilnya seperti itu?"

"Kalau mom sih tidak masalah .. tapi bagaimana .."

"Tidak masalah Bas ..." Gulf ikut duduk disamping Bas yang sedang berbicara dengan Max.

"Aku dan Mew tidak mempermasalahkan Max dan anak - anakmu memanggil kami dengan sebutan itu ... menurutku itu sangat lucu .."

"Tapi Gulf .. aku tidak nyaman ..."

"Kenapa?"

"Yaaa kamu tahu sendiri ...."

"Tidak masalah Bas .. tenang saja ... Mew juga tidak keberatan ..."

"Baiklah kalau kalian tidak keberatan .. aku tidak bisa bilang apa - apa .... titip Max ya Gulf .."

"Pasti .. aku akan menjaganya ..." Gulf tersenyum lalu berdiri dan mengulurkan tangannya pada Max.

"Ready for your holiday Max?"

"I am ready papa ..." Gulf dan Max tertawa kecil dan berjalan bergandengan menuju ke dalam mobil untuk pergi ke bandara.


Didalam mobil, Mew duduk bersebelahan dengan Gulf dan Max duduk di kursi anak - anak yang berada di depan Mew, sedangkan Zee berada di depan Gulf.

"Kak Mew ... dari jam 8 pagi sampai jam 7 malam ... Gulf akan bersamaku ..." kata Zee tapi dipotong oleh Gulf.

"Ralat ... ingat Zee .... dari jam 8 pagi sampai jam 7 malam .. aku dan Max akan bersamamu .... bukan hanya kita berdua .."

"Ya ya ya ... apapun lah ..." kata Zee kesal

"Tenang Zee ... aku tau, Gulf hanya akan bersamaku malam hari ... selama kamu tidak melakukan sesuatu ..."

"Kak .. aku tau batasannya .... "

"Good .... kalau begitu aku bisa mempercayakan Gulf padamu bukan?"

Zee menganggukkan kepalanya lalu membuang muka melihat pemandangan di luar jendela.






Nikah (TIDAK) TerpaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang