Kisahku halaman - 44

1.5K 150 9
                                    


Aku melihat keluar jendela, menikmati pemandangan diluar jendela, sepertinya akan sangat sejuk berada diluar kamar ini .... tapi aku harus menerima kalau kondisiku saat ini memang tidak memungkinkanku untuk berada di luar sana dan beraktifitas seperti dulu.

"Zee ..... Zeee ....." aku memanggil - manggil Zee tapi aku tidak bisa melihat Zee berada di dalam kamarku, aku menghela nafas dan melihat ke luar jendela lagi.

Andai kata aku tidak hamil, mungkin saat ini aku masih sibuk dengan beberapa design baru, resep baru dan bertemu dengan V dan Jin setiap waktu. Aku merindukan kesibukan dan tawa kami bertiga. Disaat ini, mereka sibuk dengan semua pekerjaan yang seharusnya aku lakukan ... tapi aku hanya bisa menghela nafas ... mengelus perutku yang semakin membesar dan mengajak kedua bayiku berbicara dari hati ke hati setiap saat.

Aku tidak menyesal harus terbaring di atas tempat tidur sepanjang kehamilanku ini ... aku tidak kecewa dengan keadaanku saat ini ... aku tahu, Mew dan dokter Petrus hanya ingin yang terbaik untukku dan kedua bayi kami. Aku sudah tidak tahu berapa banyak biaya yang Mew bayarkan sampai 5 bulan lebih kedepan ... tapi aku percaya Mew pasti akan memberikan yang etrbaik untuk kami.

"Gulf ...."

Aku menoleh ke asal suara dan melihat Woon sudah duduk disamping kiri tempat tidurku. Aku memeluk Woon dan menjatuhkan kepalaku di dadanya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan Gulf ...."

"Tak ada Woon ...." aku berusaha menutupi apa yang sedang aku pikirkan ..

"Gulf ... aku mengenalmu ... apa kamu masih memikirkan tentang kemarin?"

Aku menggelengkan kepalaku ... yaaa .... kejadian kemarin ... saat aku sudah lepas infus dan melakukan terapi. Saat sesi terapi berakhir, aku memuntahkan semua yang ada di dalam perutku dan pingsan di ruang terapi.

Kejadian itu yang membuat dokter Petrus kembali meminta Mew untuk tetap meneruskan perawatan untukku dan kedua bayi kami.  Saat aku tersadar, aku bisa melihat wajah khawatir dari Mew, Zee, V dan semua yang ada di dalam kamarku.

"Lalu apa yang ada di pikiranmu saat ini Gulf ...."

"Tak ada Woon ... aku hanya menikmati pemandangan diluar jendela ... sepertinya akan menyenangkan kalau aku bisa keluar ..."

Aku menjauh dari pelukan Woon dan menatap keluar jendela lagi.

"Aku akan ambil kursi roda dan kita keluar kamar ... oke Gulf?"

Aku hanya mengangguk dan tidak memalingkan pandangan matakuku dari pemandangan di luar jendela.

Saat ini, aku sedang duduk di bangku taman bersama Woon, aku menyandarkan kepalaku di bahu Woon, tempat ternyaman sebelum aku bertemu dengan Mew. Tapi Woon termasuk orang yang sangat mengenalku dengan baik ... bahkan sebelum aku berbicara, Woon sudah tau apa yang ingin aku ucapkan ... dulu bahkan aku pernah bertanya padanya ... kenapa aku tidak bisa juga jatuh hati pada Woon, dengan segala perilakunya untukku .. tapi aku tetap tidak bisa menghentikan perasaan buat Zee.

Apa aku masih mencintai Zee? apa aku begitu terluka sampai aku tidak bisa menghilangkan perasaan sakit ini kalau Zee lebih memperhatikan anaknya yang baru lahir? kenapa baru kali ini aku merasa tersakiti? padahal sebelumnya ... dengan Bas atau dengan wanita atau pria lainnya yang menghabiskan malam mereka, aku tidak pernah sesakit ini ...

Woon mengelus kepalaku dengan tangan kirinya lalu mengecup keningku.

"Kamu tau Gulf .... apapun yang kamu pikirkan saat ini ... kalau kamu tidak mengeluarkannya .... itu akan memperburuk kondisimu ...."

Nikah (TIDAK) TerpaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang