Kisah kami - 15

2.2K 231 15
                                    


"Bagaimana dengan papa ma ... " tanya Mew pada mamanya saat kami berempat sudah berada di dalam kamar rawat inap papa.

"Operasinya besok jam 6 pagi Mew ... kalian pulanglah ke Hotel dulu, istirahat ... pasti kalian lelah ... dan Zee ... ajak Bass istirahat dulu, kasihan dengan kehamilannya ... kalau perlu cek kandungannya .. kalian sudah terbang jauh kurang 2 kali dalam kurun waktu dari 24 jam ...." kata mama sambil tersenyum.

Mama mendekati Gulf dan memeluknya "Istirahat baby G ... mama akan baik - baik saja ..."

"Ma, kalau mama ingin Gulf disini, Gulf akan menemani mama ..." Mama melepaskan pelukannya dan mengelus pipi menantunya ini. Entah mengapa mama lebih menyayangi Gulf daripada Bas, terhadap Bas, mama tidak memberikan perhatian lebih atau memiliki nama panggilan khusus seperti untuk Gulf, seolah hubungan mama sudah sangat dekat dengan Gulf.

"Besok pagi saja ya baby G ... kalian harus istirahat .. anggap saja malam ini honeymoon singkat untukmu dan Mew ..." Gulf merona saat mama mertuanya mengatakan honeymoon dan Mew jadi tertawa kecil.

"Terima kasih mama ... mama sangat pengertian pada kami ..." semua tertawa kecuali Zee. Bas merasa aman karena Gulf sudah menikah dan Bas berpikir kalau Zee tidak akan memiliki keinginan untuk bercerai dari Bas setelah tahu kalau Gulf sudah menikah. Bas hanya mencintai Zee, walau awal hubungan mereka salah tapi Bas sangat mencintai Zee dan Bas tidak pernah melakukan hal buruk selain caranya untuk mendapatkan Zee saat itu.

"Ma, aku dan Bas ke hotel dulu ..." kata Zee dengan wajah lelah dan terluka melihat Gulf tersenyum dalam pelukan kakaknya saat ini.

"Eh, Zee ... biar diantar oleh supir ... mama sudah menyiapkan kamar untuk kalian ... tepatnya bunda sih yang mengatur semuanya ...." kata mama sambil tersenyum.

"Baiklah .. ayo Bas .. kita ke hotel dulu, kamu harus istirahat ... kami ke hotel dulu ma .."

Zee dan Bas keluar ruangan tanpa bersalaman dengan Mew dan Gulf. Tapi Mew dan Gulf bernafas lega karena Zee tidak bertindak seperti apa yang mereka takutkan.

Setelah berbincang - bincang dan Mew juga sempat bertemu dengan dokter yang akan mengoperasi papa, Mew dan Gulf akhirnya pulang ke hotel dan sebelumnya Gulf meminta Mew untuk ke tradisional market terlebih dulu.

"Kita mau beli apa di sini sayang?" tanya Mew dengan berjalan disamping Gulf tanpa melepaskan genggaman tangan mereka.

"Kita akan ke toko di dekat pasar situ ... aku akan membeli beberapa bubuk cocoa .. supaya kita bisa minum coklat sebelum tidur atau buat sarapan besok pagi ..." Gulf berkata dengan senyumnya yang membuat Mew meleleh.

"Cocoa? memang di Hotel tidak ada sayang?"

"Ada ... tapi tunggu saja nanti aku buatkan ... aku rasa, rasanya tidak akan mengecewakan ...."

"Baiklah .... aku percaya padamu ...." 

Selesai memebeli beberapa macam bubuk cocoa dan kebutuhan lainnya, Mew dan Gulf kembali ke Hotel. Sesampainya di Hotel, manager Hotel menemui Gulf mengatakan membutuhkan waktu Gulf selama satu sampai dua jam untuk mendiskusikan menu Resto terbaru.

Mew mengijinkan Gulf untuk meeting dadakan yang diadakan oleh manager hotel, sedangkan Mew setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Mew turun ke arah resto di lantai 1. Dari tempat Mew duduk, Mew bisa melihat Gulf dari kejauhan. Mereka meeting di dalam ruangan VIP yang terpisah oleh kaca besar.

Mew mengagumi Gulf, Mew menyukai setiap expresi wajah yang keluar dari wajah Gulf selama meeting, membuat Mew semakin terpesona oleh Gulf. Mew tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, tapi Mew tahu itu tidak mudah, karena berkali - kali beberapa koki membawakan piring - piring dihadapan Gulf.


"Kak ...."

"Eh Zee .. duduklah ... mana Bas?"

"Dia masih tidur kak ... kakak lagi apa? mana Gulf?"

"Tuh .. dia sedang meeting ...." Mew menunjuk ke ruangan yang terpisah oleh kaca besar dan Zee hanya menoleh lalu kembali menatap wajah kakaknya.

"Kak ..."

"Kamu mau makan apa Zee .. pesanlah ... kaka sedang menunggu makanan kakak ..."

"Aku sudah makan kak tadi setelah sampai ..."

"Ooo ... bagaimana kamarmu? kamu menyukainya?"

"Kak ...."

"Hemm ... ada apa .."

"Kenapa kakak menikahi Gulf?"

"Karena kami saling mencintai ..."

"Kak ...."

"Kenapa lagi ...."

"Aku bisa lihat kalau Gulf tidak mencintai kakak ...."

"Dari mana kamu melihatnya Zee? kamu baru bertemu dengannya kemarin saat kakak menikah"

"Yaa aku tahu dari sikapnya ke kakak ... terlalu dibuat - buat ..."

"Dibuat - buat gimana Zee ... kakak gak ngerti ..."

"Yaa terlalu lebay ... terlalu di buat - buat seolah - olah dia sedang jatuh cinta ... berlebihan ... bohongan .. rekayasa ..."

"Tunggu .... kenapa kamu bilang seperti itu?"

"Yaa kakak .... aku tidak ingin kakak tertipu olehnya ..."

"Tertipu???"

"Iya kak ... Zee tidak mau kakak tertipu dengan Gulf ... aku takut dia punya maksud tidak baik ke kakak ..."

"Maksudnya apa Zee? jelaskan ... aku gak paham sama arah tujuan pembicaraan ini .."

"Kak ... tinggalkan Gulf kak ... aku tidak mau kakak terluka ..."

"Zee ... apa kamu sadar dengan perkataanmu barusan?"

"Iya Zee sadar kak ... seribu persen Zee yakin dan Zee sadar ... makanya itu .. Zee mohon ... tinggalkan Gulf kak ... sebelum Gulf berbuat jahat sama kakak ...."

"Maksud kamu apa sih Zee ... kenapa Gulf harus berbuat jahat sama kakak? dia istriku loh Zee ... Gulf tidak akan mencelakakan aku ...."

"Jadi sekarang kakak lebih percaya pada Gulf dibanding denganku kak? yang jelas - jelas aku adalah adik kandung kakak? kak .... aku sayang sama kakak .. aku hanya tidak mau kakak menjadi korbannya Gulf ..."

"Korban ??? maksud kamu apa sih Zee ?? aku gak ngerti sama jalan pikiran kamu ... sekarang kakak tanya sama kamu .. apa kamu mengenal Gulf sebelumnya?"

"Ya aku kenal Gulf karena dia sepupu Bas ....."

"Hanya sepupu istrimu kan? lalu dari mana kamu bisa yakin kalau dia akan menyakitiku?"

"Karena di keluarga Bas, Gulf memang dikenal sebagai laki - laki liar dan biang onar kak ... Aku gak mau kakak jadi korban selanjutnya .."

"Maksud kamu korban selanjutnya apa Zee???"

"Yaaa Gulf sudah sering ganti kekasih dan Gulf selalu meninggalkan kekasihnya setelah apa yang dia inginkan terlaksana ... Zee gak mau kakak menderita seperti korbannya yang lain .."

"Korban ??? apa kamu tahu siapa korbannya ??? apa kamu mengenal korban - korban itu ???? Zee ... kamu tidak mengenal Gulf !!! jangan bicara hal buruk tentang Gulf !!!"

"Aku hanya tidak ingin kakak kecewa .. aku ingin kakak bahagia ..."

"Zee .. aku bahagia dengan Gulf ... kamu harus ingat itu ... kami .. bahagia ..."

"Kak .. Zee tidak akan pernah protes siapapun yang menikah dengan kakak ... asal bukan Gulf kak ... dia itu laki - laki brengsek yang pernah Zee kenal"

PLAK ....

"Kak ..."

"Dengar Zee, tamparan ini aku lakukan karena kamu sudah mengatakan kalau istriku adalah orang brengsek. Kamu tidak berhak menilai istriku kalau kamu tidak mengenalnya. Kita tidak perlu membahas hal ini lagi. Aku tegaskan Zee ... sampai aku mati ... Gulf adalah istriku .. dan tidak akan ada satu orangpun yang bisa menyakitinya ... "


Nikah (TIDAK) TerpaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang