Mawar merah telah merekah di pagi hari musim semi
Embun berjatuhan dari dahan-dahan tinggi
Musim dingin telah berakhir, menyisakan tetesan air yang mengembun
Burung-burung telah berkicau ramai
Memperlihatkan sebuah sirat kebebasan di setiap kepakan sayapnya
Lalu, kenapa kepompong belumlah retak?
Apa sang kupu-kupu akan selamanya terkurung?
Sayap indahnya telah lelah akan rantaian kepompong
Sungguh mendamba bisa mengepak indah membentangi lagit biru
Alunan gitar sungguh indah membalut suara emas yang lembut, tanpa sedikit pun cacat hingga menggetarkan hati dan mengacaukan pemikiran. Jimin sangat menghayati lagunya, menyanyikan dengan suara stabil dan begitu memukau. Siapapun yang mendengarnya tentu akan jatuh hati, apalagi dengan memandang wajahnya yang penuh kejujuran. Empat orang juri dari audisi perekrutan trainee penyanyi agensi DaeHit-Gu sampai terisak mendengarkannya, Jimin membawakan dua lagu sedih karyanya sendiri, menambah poin plus untuk memikat hati para juri.
"Kau sungguh pemuda luar biasa, tidak ku sangka ada suara semerdu itu selama aku menjadi juri vokal"
"Kelembutan suaramu sangat menyihir, penghayatanmu juga sangat memikat. Kau bisa menjadi penyanyi emas di agensi ini!"
"Kurasa tidak ada yang buruk untuk dikritik, kau sudah sangat bagus!"
"Tetapi akan lebih bagus lagi jika kau meningkatkan cara mengatur pernapasan saat bernyanyi!"
Jimin tersenyum, ia mendapat banyak pujian dari para juri, bahkan ia langsung diterima di agensi itu, tanpa audisi dance atau lainnya, sungguh sangat mudah. Jimin diarahkan untuk menemui sang pemilik agensi, sungguh suatu kehormatan baginya bisa bertemu langsung dengan sang pemilik agensi. Ruangannya tidak cukup besar, karena memang bukanlah agensi ternama dan berkelas. Ruangannya sangat sederhana, bahkan terlihat seperti sebuah rumah susun kelas menengah yang di cat ulang.
"Keempat juriku sangat terpukau padamu, mereka bilang kau juga menulis lagumu sendiri!" Jimin mengangguk, "Kau pasti memiliki darah seorang seniman musik dari orangtuamu!". Jimin hanya diam, dia hanya menunjukkan seulas senyuman tipis yang terkesan merasa tidak nyaman akan pembicaraan yang tengah berlangsung. "Kau sudah menjadi trainee disini, jadi kau harus tinggal di dorm yang telah kami persiapkan bersama trainee lainnya, karena kami jelas akan melakukan banyak pelatihan untuk trainee baru, dengan kata lain, kalian harus berusaha menunjukkan peningkatan kemampuan kalian agar bisa didebutkan sebagai penyanyi resmi. Apa kau bersedia?"
Tanpa pikir panjangan Jimin menyetujui, toh ia sudah bosan tinggal di panti, setidaknya ia bisa menghirup sedikit udara kebebasan dari pembullyan dan juga amarah si pemilik panti. "Saya setuju!" lembaran baru hidup Jimin telah dimulai, akan banyak hal baru yang akan ia terima, dia juga harus banyak beradaptasi, baik beradaptasi pada waktu, tenaga, juga kesehatan tubuhnya. "Kau bisa tinggal di dorm mulai besok, kami akan menyiapkan kamar untukmu bersama para trainee tahun pertama"
.
.
.27 December xxxx
Senandung merdu begitu indah menerbangkan jiwa, gemuruh tepuk tangan juga terdengar keras sampai menulikan telinga. Jimin terkagum, ternyata ada suara emas lainnya yang tak kalah memikat dari dirinya, menarik! Jimin harus belajar banyak dari anak itu, dia sama-sama trainee baru seperti Jimin, tetapi melihat bagaimana anak itu bernyanyi, seolah anak itu sudah dipersiapkan dengan banyak latihan mulai dari kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight Sonata || Vmin || Friendship/Family √
Fanfiction[Story END] [Fiksi penggemar - Park Jimin] [Friendship, Family, Struggle] Jimin hanyalah anak panti asuhan yang tersisihkan, dirinya tidak pernah mengira dapat memasuki sebuah agensi musik sebagai calon seorang penyanyi. Ia tahu agensi itu hanyal...