Hari ini cerah berawan, matahari tersenyum lebar menyambut para manusia yang tengah memetik daun teh dari sebuah kebun yang luas. Para serangga berduet dengan para burung untuk menciptakan irama indah menemani para pekerja, sungguh rasa lelah hilang atas hiburan para serangga dan burung.
Seperti Jimin yang tersenyum tulus memetik daun teh dengan mendendangkan lagu kesukaannya dengan suara kecil yang samar terdengar. Hatinya sedang bergembira tanpa alasan pasti, tetapi yang jelas dia sangat menikmati hari-harinya. Kakinya terus melangkah sampai ke ujung kebun, dan baru berhenti saat tas anyamannya telah penuh terisi oleh daun teh. Dia memutuskan untuk duduk di tepian kebun yang agak lembab, tubuhnya sangat membutuhkan istirahat, karena dia juga pekerja yang paling muda di kebun itu.
Menikmati sepotong roti panggang tanpa selai dan sebotol air mineral sudah cukup untuk mengisi energi, dia melihat setiap lekuk alam yang indah di sini, semua keindahan yang ia lihat saat ini cukup menghibur hatinya yang lara, batinnya yang tertekan, dan beban masalah yang terus menumpuk di pundaknya. Hembusan angin menerpa setiap helai rambutnya yang mulai memanjang, entah kenapa ia sangat malas untuk memotongnya.
Hidupnya yang seperti ini cukup membuatnya sedikit tenang, walau ia merindukan memetik gitar, menorehkan tinta hitam di kertas putih membentuk not-not yang indah, menggerakkan kaki, tangan juga tubuh di iringi irama patah-patah, dan menjiwai sebuah lagu meluluhkan hati para teman di agensinya. Kini semua itu telah terkubur oleh waktu, sudah tak sempat mencoba kembali di dalam rumah karena jam kerjanya yang panjang, setelah pulang kerja pun dia terasa capek, membuatnya malas dan kehilangan selera dalam hal bermusik.
Sudah hampir dua minggu dia tidak lagi menghubungi Yoongi, pemuda pucat itu juga tidak sama sekali memulai chat atau menelpon, sepertinya dia sudah sangat sibuk mulai membuat lagu untuk debut, membuat tarian dan lain sebagainya. Jimin sudah tidak berharap banyak tentang persahabatannya dengan Yoongi, karena setelah Yoongi debut memiliki waktu untuk mengunjungi Jimin adalah hal yang mustahil, pasti Yoongi akan lebih memilih mengunjungi orangtuanya dari pada Jimin yang hanya sekedar sebuah sahabat atau bahkan teman biasa.
Jimin melanjutkan pekerjaannya setelah merasa cukup beristirahat. Memetik pucuk daun teh sembari mendendangkan lagu dengan samar, dan terkadang berhenti mendendangkan lagu ketika bayangannya mengenai pelatihan vokal melintas di otaknya.
Hasil petikan Jimin cukup lumayan, dia sudah mengumpulkan sampai tiga keranjang penuh. Gajinya juga bertambah sedikit lebih banyak dari hari-hari sebelumnya, dia selesai sekita pukul lima sore, dan bergegas pulang setelah membeli setengah kilo ubi untuk persediaan makan selama dua sampai tiga hari. Dia mencuci kaki dan tangannya di sungai dekat rumah, dan sekalian menangkap satu ikan untuk di goreng.
"Maafkan aku ikan, kau akan menjadi makananku untuk malam ini, aku harus berhemat agar bisa membeli baju tebal untuk persiapan musim dingin!" Jimin bermonolog, dia berjalan gontai menuju rumah kecilnya, dan langsung memasak agar bau amis ikan tidak mendominasi rumahnya. Dia memasak dengan bersiul, menikmati kesunyian yang mulai terbiasa dalam hidupnya.
Ikan pun matang, aromanya sangat lezat walau hanya berbumbu garam dan sedikit taburan merica. Dia tersenyum senang, dan bersiap untuk mandi tapi malah gagal karena ketukan pintu yang tidak kunjung berhenti. Jimin melangkah malas untuk membuka pintu, lagi pula siapa yang ingin bertamu ke rumah Jimin, Jimin bahkan sangat menghindari seseorang datang kerumahnya karena tidak memiliki jamuan.
"Oh Eunwoo, ada apa?" Eunwo tersenyum menyapa, "Ibuku membuat banyak kue kering, dan memintaku untuk memberikannya padamu!" Jimin terlihat berbinar melihat setoples kue di tangan Eunwoo, Jimin sangat bersemangat untuk menerimanya. "Dan~ ada yang ingin bertemu denganmu hyeong!" Jimin mengerutkan dahi, "Siapa?" Eunwoo menunjuk seseorang dengan pakaian hitam, bermasker hitam, dan mengenakan tas miring senada dengan warna pakaiannya. Orang itu tengah berdiri dan bersandar di pohon mangga tepat depan rumah Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight Sonata || Vmin || Friendship/Family √
Fanfiction[Story END] [Fiksi penggemar - Park Jimin] [Friendship, Family, Struggle] Jimin hanyalah anak panti asuhan yang tersisihkan, dirinya tidak pernah mengira dapat memasuki sebuah agensi musik sebagai calon seorang penyanyi. Ia tahu agensi itu hanyal...