᪥ 𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 𝕾𝖔𝖓𝖆𝖙𝖆 || 20

323 53 0
                                    

Suara musik berdentum kencang memenuhi ruangan, gemaan langkah kaki juga ribut meramaikan ruangan. Yoongi hanya melihat semuanya dengan malas, bahkan ia tidak peduli bagaimana narsisnya Hoseok yang berperan menjadi pelatih untuk para trainee yang lain. Yoongi hanya melihat ke arah Jimin, anak itu sudah seharian penuh tidak mengajaknya bercengkerama, apa itu berhubungan dengan kejadian kemarin malam?

Mungkin suasana hati Jimin masih buruk atas perlakuan Taehyung, tetapi yang menjadi masalah adalah Jimin ikut mendiamkan dirinya, sungguh mempersulit Yoongi untuk mengawasi Jimin saja. Yoongi juga menangkap bagaimana Jimin tidak tersenyum sama sekali ketika Hoseok dan Jaebum membuat lelucon saat di kantin sore tadi, Jimin ketika depresi lebih mengerikan dari pada omelan Seokjin saat makanannya dicuri oleh Jungkook.

Yoongi tersentak ketika Namjoon menepuk pundaknya, sedikit menoleh dengan rasa malas, dan tersenyum kaku pada pemuda manis berdimpel itu. "Apa dia masih belum mengajakmu bicara?" Yoongi mengangguk, "Jimin bahkan menghindari kontak mata siapapun Namjoon~ah!" ujarnya lelah, tangan Yoongi tidak berhenti mencabuti bulu-bulu di boneka kesayangan Seokjin. "Coba ajak bicara secara pribadi, siapa tahu ia sedang tidak suka berbicara dengan banyak orang! Perubahan itu sangat mengejutkan untuk ku pula, anak seceriah Jimin menjadi diam seribu bahasa!"

"Semua ini karena bocah tengik satu itu, dia sungguh menyusahkanku saja! Sudah untung Jimin mau terbuka padaku, sekarang malah semakin parah dari saat Jimin pertama kali melihatku!" Namjoon sedikit tertawa, "Bukankah kau mudah membaca orang dan situasi hyeong? Kenapa sekarang kau tidak bisa membaca Jimin?"

"Kelebihanku sedang tak berfungsi, otakku terlalu penuh dan membuatku frustasi!"

Namjoon juga tidak bisa memberi saran penuh untuk masalah diantara keduanya, karena Namjoon tidak tahu akar permasalahan dari Jimin dan Yoongi yang saling diam. "Coba setelah latihan ajak Jimin keluar, aku akan meminta ijin dari PD-nim untuk itu!" Yoongi hanya mengangguk akan saran Namjoon, membiarkan Jimin seperti itu terus akan membuat bocah itu depresi berat, Jimin sangatlah sensitif, Yoongi tidak mau bocah itu melakukan hal diluar perkiraan yang membahayakan Jimin sendiri.

Ditengah fokusnya melihat Jimin, Yoongi berpindah melirik Taehyung yang menari agak jauh dari Jimin, bocah itu tetap memasang wajah datar dan menyebalkan, Yoongi harus membuat perhitungan dengannya.

Hampir satu jam berlalu, kelas dance baru selesai dengan suara riuh para trainee yang berpamitan keluar ruangan, Yoongi terlonjak dari tidurnya ketika botol air mineral mengenai kakinya dengan sangat keras, "Bocah Kim kurang ajar! Apa kau tidak memiliki sopan santun terhadap orang yang lebih tua darimu?" Yoongi mengumpat, Taehyung tidak menggubris umpatan itu, dan pergi dari ruangan tanpa salam. "Sialan, Namjoon membiarkanku ketiduran dan tidak membangunkan ku!" gerutu Yoongi sambil menendang kembali botol air mineral yang tadi ditendang kearahnya.

Jimin terlihat gontai ingin melewati Yoongi, secepat mungkin Yoongi bangun dari duduknya dan menarik tangan Jimin. Yoongi tidak peduli saat Jimin berusaha melepaskan cengkeraman ditangannya. "Lepaskan tanganku hyeong! Aku harus ke kelas vokal!" Yoongi tetap diam dan terus berjalan keluar agensi.

Yoongi melepaskan tangan Jimin di taman yang sudah sepi. Jimin terlihat sangat marah, wajahnya memerah dan menatap Yoongi dengan sengit. "Apa maumu hyeong?" seru Jimin, Yoongi merasakan suatu celah yang Jimin ciptakan untuk kedekatan mereka. "Kenapa kau menjauhiku?" tanya Yoongi dengan nada pelan.

"Itu adalah hak ku! Berhenti untuk terus mengkasihaniku hyeong! Apa aku selemah itu di pandangan semua orang?"

"Aku bukan mengkasihanimu Jim, aku peduli dan menyayangimu!" Yoongi membela diri.

Jimin mendecih, "Hentikan omong kosongmu!"

"Aku tidak sedang berbicara omong kosong Jim!" Yoongi sedikit menggeram.

"Ya, ya, ya, Min Yoongi~ssi, bahkan kau sangat mudah untuk membohongiku!"

"Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak melakukan hal itu padamu!"

Jimin tersenyum miring, lalu kemudian tertawa sinis seperti pembunuh darah dingin yang berhasil membunuh mangsanya, "Kau bahkan tahu rahasia besar dari hidupku! Apa kau pikir aku tidak mendengar seluruh percakapanmu dengan Taehyung?

Aku mendengarnya, aku sungguh bersyukur aku tidak menutup pintu itu dengan rapat-rapat, jika tidak mungkin aku tidak akan mendengar semua itu!" Yoongi memukul kosong udara, dan berteriak frustasi akan ungkapan Jimin. "Katakan padaku, apa yang membuat ayahku celaka hyeong? Bukankah kau mengatakannya saat aku memejamkan mataku?" Jimin kembali tersenyum miring dan mendecih. "Kau bahkan tidak ingin mengatakannya bukan?" sindir Jimin.

Jimin mengusap air matanya yang mulai menuruni wajahnya, dan berjalan menjauhi Yoongi. "TAEHYUNG..." teriak Yoongi, Jimin menghentikan langkahnya namun tidak membalikkan badan.

"Dia saudaramu!" kaki Jimin menjadi kaku, tubuhnya terasa sangat lemas, dan suaranya tercekat hingga tidak sanggup untuk berbicara. "Semua salah tuan Kim! Semuanya salahnya~ dialah yang menciptakan semua masalah besar ini!" Yoongi berjalan mendekat dengan pelan, memerhatikan Jimin yang mulai terisak dan terduduk di aspal taman.

"Aku tahu Taehyung sama menderitanya denganmu, namun sifatnya yang sama seperti tuan Kim membuatku benci dan selalu menjauhkanmu darinya!" Yoongi memeluk Jimin, mengusap-usap lembut pucuk kepala anak itu. "Maafkan aku! Aku hanya berusaha melindungimu, banyak orang yang mengincar keselamatanmu Jim!" Jimin menepis rangkulan Yoongi dan berlari pergi kembali memasuki gedung agensi.

Yoongi mendesah pasrah, ia sungguh tidak menyangka rencananya akan terusik seperti itu. "Jadi Jimin sudah berada di depan pintu kemarin" gumam Yoongi, "Aku sangat bodoh dan lengah, sekarang apa yang harus aku lakukan? Jimin pasti akan lebih mengalah pada Taehyung, dan kejadian di masa lalu pasti akan terulang kembali!" Yoongi mengumpat dengan keras, ia kembali ke agensi dengan langkah berat dan aura yang lebih menyeramkan. Hoseok yang berpapasan dengan Yoongi pun hanya diam dan tak bersuara.

Pemuda kelahiran Gwangju itu hanya mengikuti Yoongi sampai depan studio dengan nuansa hitam milik si pucat. Hoseok mendudukkan diri di sofa, menatap Yoongi yang terduduk frustasi di kursi beroda. "Ada apa hyeong?" tanya Hoseok hati-hati.

"Dia sudah tahu mengenai ku yang menyembunyikan rahasia masa lalunya!" ungkap Yoongi, Hoseok membolakan mata karena terkejut. "Benarkah? Lalu~ apa ia tahu semuanya tentang tuan Kim?" Yoongi menggeleng, "Aku hanya memberinya secuil informasi jika Taehyung adalah saudaranya!" Hoseok turut merasakan kefrustasian Yoongi, "Anggap saja kau memberikan sedikit clue untuk Jimin!" Yoongi menatapnya dengan mata meruncing. "Bagaimana jika ia meminta kelanjutan informasi padaku?"

Hoseok bersedekap, menyandarkan punggung di sandaran sofa yang sudah agak mengeras, "Bilang saja jika kau mendapatkan itu dari penglihatan indigomu! Jadi~ Jimin tidak akan meminta informasi terlalu lebih!"

Yoongi menjentikkan jari, "Ternyata kau berguna juga Jung Hoseok!" Hoseok mendecih, "Sialan, apa selama ini kau menganggapku tak berguna hyeong?" Yoongi tertawa, "Anggap saja aku tadi bercanda!"

◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆

Yuhuuu~Konfliknya makin ruwet kah, author juga agak frustasi nulisnya! 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuhuuu~
Konfliknya makin ruwet kah, author juga agak frustasi nulisnya! 😂

Kira-kira siapa nih si Tuan Kim ayahnya Taehyung ini? ...

Yang bener nanti author doain dapet flying kissnya mas ganteng Kim Seokjin deh! 😂

Jangan lupa vote dan komentarnya ya..
Love you ARMY~
💜💜💜

August 22-2021

Moonlight Sonata || Vmin || Friendship/Family √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang