᪥ 𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 𝕾𝖔𝖓𝖆𝖙𝖆 || 47

137 15 0
                                    

Juni, 13-2xxx, sebuah hari bersejarah bagi tujuh orang dengan pakaian semi hiphop yang tengah berada di sebuah ruangan kecil tempat di mana mereka di persiapkan untuk tampil di atas panggung debut mereka. Panggung debut mereka di hias sangat sederhana, karena mereka juga dari agensi kecil yang tak mampu membayar lebih untuk dekorasi panggung. Jangankan dekorasi panggung, bahkan pertunjukan mereka hari ini sebenarnya sebagai pengganti idol yang berhalangan untuk panggung come back mereka.

Grup dengan nama Bulletproof Boy Scouts (BBS) itu terlihat luar biasa bahagia walaupun mereka debut dengan sangat sederhana. Setelah pertunjukan debut stage pertama mereka, semua langsung berpelukan, saling menggenggam dan melontarkan janji jika mereka akan terus bersama. "Namjoon~ah, apa kau bahagia?" Kim Seokjin, anggota tertua itu melihat Namjoon dengan air mata berlinang. Ini adalah impian besar mereka yang sempat gagal, kini menjadi nyata.

Taehyung menoleh pada Jimin yang berada di samping kirinya, mata elang itu tak sedikitpun bisa lepas dari wajah saudaramya yang berseri. "Jimin, kau bahagia?" tanya Taehyung dengan suara rendah, Jimin menoleh lalu tersenyum manis dengan mata berembun. "Apa kau bahagia?" Jimin membalikkan pertanyaan yang di lontarkan oleh Taehyung. "Aku bahagia jika kau bahagia Jim, karena mimpi utamaku sekarang adalah melihatmu bahagia!"

Mereka istirahat sejenak, sebelum melanjutkan jadwal selanjutnya bertemu fans di taman kota, mereka adalah grup baru agensi kecil, menggaet banyak fans masih menjadi PR besar untuk agensi dan tentunya idol itu sendiri. Jadi menurut mereka itu tidak buruk, mereka akan berjuang bersama sampai bisa membawa nama grup menjadi lebih baik, setidaknya mereka bisa mendapatkan penghargaan di salah satu acara musik negara mereka.

Sekitar dua jam telah berlalu, mereka kini harus segera ke tempat yang telah di tentukan oleh agensi sebagai tempat bertemu penggemar. Lagi dan lagi, tanpa hiasan megah ataupun tenda untuk melakukan temu penggemar. Hanya ada meja yang di jejer memanjang dengan tujuh kursi, dan para penggemar duduk di tanah yang beralaskan plastik besar. Penggemar yang datang juga hanya terhitung jari, namun senyuman mereka tetap merekah tulus karena setidaknya masih ada orang yang mau mendukung ketujuhnya walau dari agensi kecil.

"Hallo, kami Bulletproof Boys Scout, BBS!" ucap mereka bersamaan, lalu Namjoon mengawali pembicaraannya untuk menyambut para penggemar. Binar senang terlihat dari mata ketujuh anggota BBS, dan sesenang itu hinggs mereka tak merasakan bahwa waktu tengah bergulir dengan cepat. Acara jumpa fans itu berakhir di jam enam sore, ketika matahari baru saja tenggelam. Berhubung mereka idol baru dari agensi kecil, tak ada jadwal lagi yang mereka miliki, mereka hanya akan kembali ke dorm, menghabiskan waktu dengan mengutarakan rasa bahagia yang tersemat di dalam hati.

Seperti saat ini, mereka berkumpul di ruang tamu kecil, setelah acara curhat mengenai perasaan setelah debut, kini mereka di beri PR untuk mengusung tema acara yang akan mereka unggah di chanel MyTube pribadi grup. "Apa kau gila akan mengunggah cover dance dan lagu setiap minggu? Penggemar akan bosan, bodoh!" gerutu Yoongi akan saran Hoseok, selain membosankan, dia juga terlalu lelah jika harus latihan koreografi dari idol lain, hey ayolah grup mereka juga harus mengasah koreografi milik grup mereka sendiri.

"Kita cari suatul hal yang menyenangkan dan tidak terlalu menguras energi!" Seokjin menimpali sekaligus menengahi Yoongi yang masih melontarkan amarah akan saran Hoseok. "Kita punya bayi besar yang harus merasakan masa remajanya!" Jimin melirik Jungkook, kasian juga anak itu, menghabiskan masa mudanya untuk karir, setidaknya Jimin berapa tahun lebih banyak merasakan kehidupan remaja di usia Jungkook walau harus berperang batin karena sikap para orang panti.

"Ya sudah kita buat game saja" Namjoon memberi saran, apalagi yang cocok untuk di nikmati anak remaja jika bukan sebuah game. Jimin berbinar, "Apa ini seperti menyelesaikan sebuah  misi" sahut Jimin, matanya menyorot pada Namjoon karena tertarik akan usulan sang ketua grup. "Ya mungkin semacam itu" mereka akan benar-benar membawa topik tersebut, Namjoon selaku ketua langsung menyampaikannya pada manager mereka, dan usulan itu di terima.

Mereka memutuskan untuk makan malam bersama setelah pembahasan yang menguras otak, Seokjin si tukang masak, Yoongi si tukang bersih-bersih, dan paling menyebalkan Taehyung kebagian cuci piring, wajahnya berubah masam, melirik tajam kawanannya yang tengah terbahak di depan televisi, bukankah ini tak adil? Dia makan yang paling sedikit tetapi harus mencuci semua yang berserakan di wastafel dapur.

Bunyi gaduh piring dan peralatan makanan lainnya membuat Jimin yang menyapu ruang tamu datang ke dapur, ia melihat si adik yang muram, wajah itu terlihat lelah dengan sirat amarah terlihat pekat pada mata hazelnya. "Sini ku bantu!" Jimin bukan menawari, dia mengajukan diri dan mengambil piring kotor di tangan Taehyung. "Kau duduklah, seharian istirahat mu kurang,  bahaya jika insomniamu terusan kambuh!" Taehyung tak menyingkir, ia tetap membantu membilas dari pada meninggalkan Jimin sendirian.

Selesai mencuci banyak peralatan dapur, Jimin dan Taehyung memutuskan istirahat mendahului anggota lainnya. Kedua anak itu berada di kamar asrama yang sama, mereka sempat menyandarkan diri pada tembok, meluruskan kaki, dan saling berbicara topik ringan. Namun, tangan Jimin merasakan sesuatu di balik bantalnya.

Dia menarik benda tersebut, matanya membola, ada surat yang mirip dengan surat yang ia terima di dalam gubuk pelariannya saat itu, Taehyung yang juga melihat amplop hitam di genggaman Jimin langsung terdiam dan mengambil amplop itu. "Apa ini surat waktu itu? Kau menyimpannya??" tanya Taehyung tanpa henti, Jimin yang mendengar rentetan pertanyaan Taehyung justru menggeleng keras. "Aku memang menyimpannya, tapi aku kunci dalam sebuah kotak besi!"

Jimin menuju tempat ia menyimpan kopernya, dan mengambil kotal besi yang di maksud, "Ku rasa itu surat lain!" ujar Jimin sembari menunjukkan amplop yang sama masih tersimpan apik di dalam kota miliknya. Taehyung yang penasaran pun langsung membuka amplop hitam di dalam genggamannya. Di sana hanya bertuliskan, 'Selamat atas debutmu, YOO~ssi!' dahi Taehyung mengerut.

"Yoo? Siapa Yoo? Kurasa tidak ada yang bernama Yoo dalam grup kita!" kata Taehyung, kenapa dia menyembunyikan ungkapan untuk orang lain di bawah bantal Jimin? Apa dia gila? Jimin mendekati Taehyung hanya sekedar untuk melihat isi surat. "Jika surat ini untuk orang lain kenapa dikirim padaku? Dua amplop sama persis, bahkan hiasannya pun tidak berbeda sama sekali!" Taehyung akan membuang surat itu, namun Jimin melarangnya dan menyampaikan ingin menyimpan dengan dalih siapa tahu ada suatu maksud atau sebuah kode dari surat itu untuk mereka.

"Kita pantau kedepannya, apa masih akan ada surat-surat seperti ini lagi!" final Taehyung dan menyerahkan surat itu pada Jimin untuk di simpan dengan surat-surat yang lainnya.

Yuhuuuuuuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuhuuuuuuu....
Chi balik nih... Ehe, lama ya guys? Maaf, keasyikan sama kegiatan rl, dan waktu mau nulis malah muncul ide di cerita lainnya... Hehehe

June, 20-2023

Moonlight Sonata || Vmin || Friendship/Family √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang